PURWAKARTA – Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Purwakarta segera menerbitkan kartu nikah berbasis informasi dan transaksi elektronik (ITE) pada 2020 ini.
“Ada banyak sekali manfaat dari penerbitan kartu nikah ITE ini. Salah satunya memudahkan pasangan suami istri menginap di hotel yang memberlakukan standar aturan tertentu,” jelas Kepala Kantor Kemenag Purwakarta, Tedi Ahmad Junaedi, Minggu (5/1/2020).
Terkait regulasi baru tersebut, kata dia, pihaknya akan segera berkoordinasi ke setiap pemilik hotel di wilayahnya agar ikut menyesuaikan dengan lebih selektif dalam menerima tamu.
“Dengan begitu praktek perzinahan dapat diminimalisir,” tegasnya.
Ia berharap setelah disosialisasi ketentuan tersebut para pengelola hotel berkomitmen untuk tidak menerima tamu atau pasangan yang tidak bisa menunjukkan kartu nikah ITE. “Walhasil pasangan tersebut ilegal alias bukan pasutri,” ujarnya.
Tedi menambahkan, pemberian kartu nikah ITE yang modelnya seperti E-KTP tersebut untuk pasangan yang menikah pada 2020 ini. “Untuk pasutri lama nanti akan ada penyesuaian. Pencetakan surat nikah saat ini untuk pasutri 2020 dan masih terbatas,” tutupnya. (*/As)
PANGANDARAN – Tanggal 3 Januari 2020, kapal tag boat beserta tongkangnya hanyut dan terdampar di pantai barat Pangandaran pada pukul 23.15 WIB karena tersapu angin .
Diketahui, kapal tag boat beserta tongkang tersebut sedang berlabuh di perairan laut Pangandaran.
Angin kencang membawa Kapal tag boat bernama Oscar Aquaria yang memiliki bobot 85 gross tonase (GT) beserta Tongkang Gunung Mas bobo 150 feet milik PT Pilar Dasae Membangun beserta 8 awak kapal yang berada didalamnya.
Komandan Pos TNI Angkatan Laut Pangandaran, Kapten Toto Sukarto mengatakan bahwa berdasarkan hasil laporan dari Nakhoda Kapal (Arnaldo), pada saat itu kapal sedang lego jangkar atau berlabuh di perairan pantai Barat Pangandaran.
“Untuk berlindung setelah selesai pengerjaan pembangunan dermaga Pelabuhan di Bojongsalawe Parigi Kab. Pangandaran,” Ujar Toto, Sabtu,( 4/1/2020).
Ia juga mengatakan bahwa posisi tag boat sedang berlabuh disekitar perairan Pantai Barat dengan posisi 07 derajat 42,3 “LS/108 38,9 BT.
Namun sekitar pukul 20.00 WIB terjadi angin kencang dari arah barat yang diperkirakan dengan kecepatan 30 knot.Kapten Toto juga mengungkapkan bahwa Nahkoda langsung mengambil langkah start mesin untuk berjaga-jaga apabila jangkar larut.
Tetapi, angin semakin kencang bertiup dari arah barat dan jangkar pun larut.
“Karena kuatnya tiupan angin, tongkang pun terseret dan terdampar di pantai barat Pangandaran,” ujar Toto.
Ia kembali menjelaskan, untuk menyelamatkan kapal, Nahkoda mencoba melepas tali tongkang yang masih terkait ke bagian kapal, setelah tali terlepas Nakhoda berusaha menyelamatkan kapal.
“Namun mesin mengalami trouble atau over heat akibat dipaksa saat tarik tongkang sehingga kecepatan berkurang dan kapal pun tersapu oleh angin sehingga kapal tag boat pun ikut terdampar 300 meter dari lokasi kandas tongkang,” jelas Toto.
Akibat hal tersebut, tongkang kandas berada di daerah lokasi wisata sehingga dapat membahayakan wisatawan yang sedang melakukan aktivitas berenang.
Oleh karena itu, tongkang harus di evakusi dengan minta bantuan kapal tag boat TB Drako Valian yang sedang mengerjakan pemasangan break water di pantai barat Pangandaran.
Beberapa jam setelah air laut pasang, tongkang dapat ditarik dari darat ke tengah beberapa ratus meter dari pantai.Dalam situasi tersebut tampak sejumlah anggota TNI AL Polair Plores Ciamis di lokasi.
Menurut petugas unit Penyelenggaraan Pelabuhan Dirjen Perhubungan Laut wilayah Kabupaten Pangandaran, Adi Sumpena yang tengah di lokasi, izin kapal tag boat dan tongkang kapal yang kandas itu sudah tak berlaku sejak Agustus 2018.
Adi mengatakan, bahwa kapal tersebut dokumennya telah habis masa berlakunya pada tahun 2018.
Pihak UPP pun telah mengirimkan surat kepada pihak perusahaan agar segera memperpanjang dokumen kapal.”Tapi, sampai saat ini belum ada respon,” ujar Toto
Tidak ada korban dalam kejadian tersebut, hanya saja dengan kandasnya kapal tag boat dan tongkang tersebut menjadi tontonan para pengunjung wisata yang sedang beraktivitas di pantai.(*/Asp)
MOJOKERTO – Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Mojokerto, Muhammad Zaini mengatakan, angin puting beliung juga ikut menggulung Tujuh rumah, satu lumbung padi dan satu pos kampling di Kecamatan Trowulan, Mojokerto, Jumat (3/1/2020).
Ia menyatakan angin puting beliung terjadi di Dusun Kweden, Desa Balongwono, Kecamatan Trowulan, sekira pukul 15.45 WIB.
“Sekira pukul 15.45 WIB, tiba-tiba ada angin kencang kurang lebih 2 menit,” jelasnya.
Akibat terjangan angin tersebut, beberapa rumah warga mengalami kerusakan. Selain itu, puting beliung juga menyebabkan satu lumbung padi milik warga serta sebuah pos kampling rusak serta jaringan listrik padam.
“Kerusakan rumah warga, lumbung padi dan pos kampling dalam kategori sedang. Kita langsung membantu warga untuk evakuasi rumah yang rusak dan membersihkan rumah warga yang terdampak angin kencang serta koordinasi dengan PLN karena listrik padam,” ungkapnya. (*/Gio)
LEBAK – Lima korban banjir bandang dan tanah longsor ditemukan tewas pada Jumat (3/1/2020) sore.
Kelima korban yang masih satu keluarga ini ditemukan di Kampung Cigodang, Desa Lebak Gedong, Kecamatan Lebak, Kabupaten Lebak. Korban diketahui beridentitas Diva (8), Tiong (12), Enon (4), Fahmi (3) dan Encih (30).
Kampung Cigodang menjadi salah daerah terparah terdampak banjir bandang yang menerjang enam Kecamatan di Lebak.
Kepala Basarnas Banten, Zaenal Arifin mengatakan, pencarian korban di Cigodang pertama kali menemukan korban identitas Diva. Korban ditemukan dalam keadaan tewas dan tertimbun lumpur pada pukul 13.00 WIB.
Sekitar pukul 14.00 WIB, pencarian sempat dihentikan karena kondisi hujan dan dikhawatirkan ada longsoran susulan. Satu jam kemudian tim SAR melanjutkan pencarian.
“Kemudian 4 korban berikutnya berhasil dievakuasi atas nama Tiong, Enon, Fahmi dan Encih,” kata Zaenal kepada warawan, Sabtu (4/1/2020).
Korban ditemukan sekitar pukul 16.30 WIB dan dalam kondisi meninggal. Selanjutnya, korban sendiri langsung dibawa ke rumah duka oleh pihak keluarga.
“Yang tadi satu keluarga, Diva, Tiong, Enon, Fahmi dan Encih,” jelasnya.
Disampaikan Jaenal, berdasarkan data yang dihimpun oleh tim SAR gabungan total sebanyak tujuh orang korban jiwa akibat bencana banjir bandang dan longsor di Lebak, Banten. Sementara satu orang korban lagi bernama Fizki (7) yang terseret banjir masih dalam pencarian di sekitar sungai Ciberang.
“Sehingga total untuk tim SAR gabungan yang terkordinasi sampai hari ini 7 orang meninggal dunia 1 masih dalam pencarian,” tutur Jaenal.
Sementara itu, berdasarkan data, sebanyak 306 rumah rusak berat, 274 rumah rusak ringan, dan 2.167 rumah tenggelam yang tersebar di enam kecamatan. Keenamnya yakni di Sajira, Cipanas, Lebak Gedong, Maja, Cimarga, dan Curug Bitung.
Jalan amblas sepanjang 40 meter di Kampung Bujal, Kecamatan Cipanas, 2 unit jembatan permanen (Kec. Sajira dan Lebak Gedong).
Kemudian 18 unit jembatan gantung (tersebar), SDN 2 Banjarsari, SDN Banjaririgasi, dan SMPN 4 Lebak Gedong. Saat ini, ada 433 KK pengungsi yang tersebar di 7 posko pengungsian di 6 Kecamatan. (*/Dul)
SERANG – Meski diguyur hujan tidak menyurutkan Bupati Serang Ratu Tatu Chasanah meninjau lokasi banjir di dua lokasi di Kecamatan Cikande, Jumat (3/1/2020). Tepatnya di Kampung Songgom, Desa Songgomjaya dan Desa Koper.
Bupati didampingi Ketua Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Serang Fahmi Hakim, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Serang Nana Sukmana, Kapolres Serang AKBP Indra Gunawan, dan Dandim Serang Kolonel Inf Mudjiharto.
Menggunakan jas hujan dan sepatu boots berwarna orange, Bupati perempuan di Kabupaten Serang ini melanjutkan untuk meninjau lokasi banjir di Desa Koper, Kecamatan Cikande dengan jarak sekira dua kilometer dari lokasi pertama.
Turun dari mobil dinasnya, Tatu Kembali berjalan kaki untuk melihat langsung kondisi rumah warga yang masih terendam. Salah satu rumah tidak layak huni menjadi sasaran Tatu untuk meninjau kondisi rumahnya.
Meski terendam air dengan ketinggian sebetis orang dewasa Tatu menerobosnya. Di dalam rumah Tatu berbincang dengan pemilik rumah yakni, Sanan dan Saniyah.
Usai meninjau, Tatu mengatakan, bencana banjir setiap tahun sering terjadi akibat meluapnya Sungai Cidurian sehingga harus ada pemecahan yang diawali dengan normalisasi dan revitalisasi.
Bahkan Tatu mengaku, sudah berkomunikasi dengan pihak Balai Besar Wilayah Sungai Cidanau, Ciujung, Cidurian (BBWSC3) meminta anggaran ke pemerintah pusat untuk menangani sedimentasi sungai di Kabupaten Serang.
“Air itu memang kiriman, tetapi ketika sungai bisa menampung dengan kedalaman yang cukup rasanya tidak akan langsung meluap, tapi ini langsung meluap. Jadi, sedimentasi yang ada di Kabupaten Serang ini persoalan intinya. Normalisasi dan revitaliasi sungai mendesak dilakukan,” ujarnya.
Oleh karena itu, menurut Tatu, jika Sungai Cidurian direvitalisasi bukan hanya meminimalisasi melupanya air tetapi juga air bisa digunakan untuk pertanian, air baku, dan kebutuhan PDAM. “Jadi banyak fungsinya. Kalau untuk Sungai Ciujung sudah berjalan (normalisasi) dari dana ADB (Asian Development Bank),” ungkapnya.
Ketua PMI Kabupaten Serang Fahmi Hakim, berkomitmen akan mendorong Balai Besar Wilayah Sungai Cidanau, Ciujung, Cidurian agar segera melakukan normalisasi kemudian juga revitalisasi.
Karena salah penyebab bencana banjirbakibat terhambatnya saluran Sungai Cidurian. “Saya juga akan mengundang pihak balai dalam rapat terbatas DPRD Banten terkait normalisasi,” tegas Fahmi yang juga Wakil Ketua DPRD Banten.
Fahmi menilai, bencana banjir kerap terjadi di Cikande setiap tahun, salah satunya terhambatnya aliran Sungai Cidurian yang tersedimentasi. Sehingga BBWSC3 sebagai perwakilan dari Pemerintah Pusat bukan hanya berkewajiban melalukan normalisasi, juga revitalisasi sungai.
“Karena ini aliran air turun dari Bogor dan Lebak, sehingga uraian dari sungai ini terhambat. Maka pihak balai besar harus segera turun,” tegas Fahmi.
Diketahui, terdapat empat kecamatan yang mengalami bencana banjir di Kabupaten Serang. Antara lain, Kecamatan Bojonegara, Kopo, Cikande, dan Puloampel. Semua lokasi bencana sudah ditangani oleh BPBD Kabupaten Serang bersama PMI, TNI-Polri, dan pihak lainnya. (*/Dul)
LEBAK – Ribuan warga menjadi korban banjir bandang di Kabupaten Lebak, Banten, Rabu (1/1/2020). Mereka terpaksa mengungsi ke tempat lebih aman.
Kapolres Lebak, AKBP Andre Firman menyatakan, informasi dari warga dan perangkat desa ada delapan warga yang hilang, baik diduga hanyut hingga terkubur material longsoran.
Pihak kepolisian masih mendalami informasi warga tersebut.
“Untuk orang hilang, ada dua orang diperkirakan hanyut, kemudian ada enam orang diperkirakan tertimbun tanah. Berdasarkan informasi dari masyarakat dan desa, masih kami dalami,” jelasnya kepada wartawan.
Lokasi bencana terparah berada di Kecamatan Lebak Gedong lantaran sumber banjir bah berada di perkampungan yang masuk ke dalam kawasan Gunung Halimun Salak.
“Yang kami alami tadi di perjalanan banyak jalan terisolir, karena banyak jalan yang tertimbun longsor, sekitar ada enam titik tanah yang bercampur air, karena (jika dilalui) bisa tenggelam dalam tanah. Terparah itu di Lebak Gedong, karena air berasal dari sana,” katanya.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak Kaprawi menyebutkan, sedikitnya 2.167 rumah terendam banjir. Sebanyak 274 rumah mengalami rusak ringan dan 306 rumah rusak berat akibat terjangan banjir.
“Total desa terdampak ada 6 kecamatan dan 22 desa di 34 titik lokasi,” kata Kaprawi, Kamis (2/1/2020).
Selain merusak bangunan rumah, banjir juga merusak 20 unit jembatan dan akses jalan warga ambles. Akibatnya beberapa daerah terisolasi akibat jembatan putus. Salah satu jembatan menghubungkan 3 kecamatan Sajira, Sobang dan Muncang. Warga Sobang dan Muncang yang menuju ke Sajira harus putar arah hingga puluhan kilometer.
“Di Cipanas ada 40 meter jalan ambles, kemudian 1 unit jembatan gantung dan jembatan permanen di Sajira, 1 unit jembatan di kampung Muara Lebak Gedong,” pungkasnya. (*/Dul)
SERANG – Gubernur Banten Wahidin Halim menginstruksikan seluruh organisasi perangkat daerah (OPD) di lingkungan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten untuk cepat tanggap menangani bencana banjir dan longsor yang melanda beberapa wilayah Banten, khususnya Kabupaten Lebak, Kota Tangerang, Kota Tangerang Selatan, dan Kota Cilegon pada malam pergantian tahun, Rabu (1/1/2020).
Gubernur menyatakan keprihatinan dan duka mendalam atas musibah yang menimpa masyarakat Banten. Meskipun hingga kemarin (Rabu-red) tidak ditemukan adanya korban jiwa, namun masyarakat yang tinggal di pemukiman maupun perkampungan mengalami banyak kerugian materi seperti rumah, mobil dan harta benda lainnya.
Untuk itu, tim tanggap bencana tengah menginventarisasi total kerugian yang dialami para korban bencana banjir dan longsor tersebut.
“Termasuk, kami juga melakukan inventarisasi jalan dan jembatan milik provinsi yang rusak akibat banjir dan longsor, untuk selanjutnya dapat segera dilakukan langkah-langkah percepatan. Misalnya jembatan putus yang menghubungan antar daerah akan segera kami tangani seperti dibangun jembatan sementara dan berikutnya dibangun jembatan lagi dalam waktu yang tidak lama lagi,” terang Gubernur, pada Kamis (2/1/2020).
Terhadap penanganan korban banjir, lanjut Gubernur, Pemprov sebagai pengendali penanganan evakuasi maupun posko telah melakukan rapat pada malam kejadian dan telah diinventarisasi langkah-langkah penanganan yang dilakukan.
Selain distribusi bantuan logistik seperti selimut, lampu emergency, baterai dan lain sebagainya, pihaknya juga telah menyiapkan dukungan pelayanan kesehatan untuk pemeriksaan, penanganan dan dukungan obat-obatan serta dukungan terhadap kabupaten/kota yang terdampak bencana. “Selain itu telah dibangun posko logistik yang siap melayani kebutuhan para korban bencana,” ujarnya.
Gubernur juga segera mengeluarkan Surat Keputusan atas bencana banjir dan longsor yang melanda wilayah Banten sebagai kejadian luar biasa (KLB) setelah mendapatkan keputusan atau pernyataan dari kabupaten/kota atas bencana yang menimpa wilayahnya.
“Kami sendiri bersama tim telah turun ke lapangan dan melakukan langkah-langkah penaganan pertama di lapangan,” jelasnya.
Gubernur berharap, masyarakat yang terdampak bencana diberikan kesabaran dan kekuatan dalam menghadapinya serta penanganan terhadap bencana dapat berjalan baik. “Dan semoga Allah SWT menolong kita semua, memberikan kekuatan kepada kita semua untuk tetap bertawakkal dan bersabar,” harapnya. (*/Dul)
SERANG – Angka kemiskinan di Kabupaten Serang terus menurun. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik per Maret 2019, penduduk miskin (penduduk yang berada di bawah garis kemiskinan) di Kabupaten Serang pada tahun 2019 berjumlah 61,54 ribu orang (4,08 persen).
Jumlah tersebut mengalami penurunan sebesar 2,92 ribu jika dibandingkan dengan penduduk miskin pada 2018 yang jumlahnya 64,46 ribu orang (4,30 persen).
“Persentase penduduk miskin Kabupaten Serang atau secara persentase pada tahun 2019 berada di peringkat tiga terendah dari delapan kabupaten/kota di Banten,” kata Kepala BPS Kabupaten Serang, Indra Warman , Senin (30/12/19).
Garis Kemiskinan Kabupaten Serang kondisi tahun 2019 sebesar Rp309.036 per kapita per bulan, meningkat jika dibandingkan tahun 2018 yang besarnya Rp294.829 per kapita per bulan. Kemudian pada periode 2018-2019, Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) Kabupaten Serang turun dari 0,80 pada tahun 2018 menjadi 0,65 pada tahun 2019.
“Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) juga mengalami penurunan dari 0,22 menjadi 0,16 pada periode yang sama. Hal ini mengindikasikan bahwa rata-rata pengeluaran penduduk miskin dan ketimpangan pengeluaran di antara penduduk miskin juga membaik selama setahun terakhir,” ujar Indra.
Sementara itu, Pemkab Serang sendiri terus membuat program pengentasan kemiskinan dengan sinergi antara organisasi perangkat daerah (OPD). Program paling digencarkan yakni perbaikan rumah tidak layak huni (RTLH), pengembangan usaha mikro kecil menengah (UMKM), hingga pelatihan-pelatihan pemberdayaan ekonomi masyarakat.
Sekadar diketahui, tahun ini Pemkab Serang memperbaiki 822 rumah tidak layak huni (RTLH) dengan anggaran Rp16,4 miliar. Perbaikan RTLH pun didukung melalui program pemerintah pusat, Pemprov Banten, Baznas Kabupaten Serang, serta corporate social responsibility (CSR) sejumlah perusahaan.
Terpisah, Bupati Serang Ratu Tatu Chasanah mengaku bersyukur, angka kemiskinan di Kabupaten Serang terus menurun. “Tentu ini bukan hanya upaya dari Pemkab Serang, tetapi juga bersama DPRD Kabupaten Serang, pemerintah pusat, pemerintah provinsi, dan banyak pihak terlibat,” ujarnya.
Menurut Tatu, program pengentasan kemiskinan tidak hanya bisa dilakukan Pemkab Serang, tetapi juga butuh sinergi dari multi stakeholder. “Alhamdulillah, jajaran Pemkab Serang sangat konsentrasi dalam program penurunan kemiskinan dan pengangguran. Tentu akan lebih banyak warga miskin yang terbantu, jika sinergi antar pemerintah dan swasta bisa dilakukan dengan baik,” tandasnya. (*/Dul)
BANDUNG – Gubernur Jabar Ridwan Kamil menyerahkan puluhan unit bus wisata untuk 8 kabupaten/kota. Kedelapan daerah itu yakni Kabupaten Bandung, Kabupaten Cirebon, Kabupaten Sukabumi, Kabupaten Karawang, Kabupaten Tasikmalaya, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Kota Banjar, dan Kota Cirebon.
Menurutnya, hadirnya bus wisata itu agar dunia pariwisata di daerah bisa terdongkrak. Dengan meningkatnya kunjungan wisatawan ke Jabar, dia mengharapkan PAD, kesejahteraan, dan indeks kebahagiaan masyarakat Jabar juga ikut meningkat.
“Mudah-mudahan dengan inovasi-inovasi seperti ini akan membuat orang betah berkunjung ke Jabar yang alamnya indah, kulinernya enak, sampai akhirnya semua warga Jabar dan wisatawannya bahagia,” kata Emil dikutip Antara, Senin (30/12/19).
Dia menyebutkan, sebagai bus wisata tentu kehadirannya menjadi daya tarik tersendiri. Terlebih, setiap bus itu memiliki corak warna-warni berbeda.
Bentuk dan nama dari bus wisata ini pun memiliki keunikan sesuai kekhasan daerah masing-masing. Untuk Kota Banjar, sebutannya Rame-rame Ngiring Senang (Ranginang), KBB namanya Nguriling Bareng Masyarakat Bandung Barat (Ngumbara), si Jalak Harupat di Kabupaten Bandung, dan Katon Tour on Bus (Katons) milik Kota Cirebon.
“Untuk tema bus saya serahkan ke pemda masing-masing, tadi ada Ranginang di Banjar. Cirebon senangnya (warna) hijau tua sesuai warna keraton,” kata Emil.
Rencananya, Pemprov Jabar akan memberikan masing-masing minimal dua unit bus kepada 27 kabupaten/kota. Pada tahap pertama, 13 bus wisata hasil kerja sama dengan BJB dihibahkan masing-masing satu unit untuk Kota Cimahi, Kabupaten Sumedang, Kota Tasikmalaya, Kabupaten Pangandaran, Kab. Garut, Kota Cirebon, Kabupaten Kuningan, Kota Depok, Kota Bekasi, Kota Sukabumi, Kabupaten Cianjur, Kabupaten Purwakarta, dan Kabupaten Tasikmalaya.
Sementara, pengadaan 30 bus wisata pada tahun anggaran 2019 ini dibangun dengan menggunakan APBD Jabar dan Dinas Perhubungan Provinsi Jabar sebagai penanggung jawab. (*/Hend)
LAMPUNG – Liburan Nataru di provinsi Lampung banyak dikunjungi wisatawan dari pulau Jawa dan dari Sumatera Selatan.
Mulai dari lokasi wisata pantai seperti Pasir Putih, Pantai Mutun, Pulau Tegal Mas, Pulau Pahawang, Tanjung Setia dan Teluk Kiluan ramai dikunjungi sejak liburan Natal dan puncaknya menjelang perayaan malam tahun baru.
Tingginya jumlah wisatawan yang datang ke Lampung, berdampak positif pada pedagang oleh-oleh. Para wisatawan nampak berbelanja di sepanjang pusat oleh-oleh di wilayah Kedaton dan wilayah Telukbetung.
Walau harus mengantri panjang para pengunjung yang membeli berbagai makanan khas Lampung tetap sabar menunggu.
Bahkan keripik pisang di lokasi tempat oleh-oleh di Telukbetung ludes dibeli rombongan bus wisata yang sudah memesan paket dengan harga mulai kisaran Rp300 ribu sampai Rp700 ribu yang berisi keripik pisang, kerupuk kemplang, kopi Lampung, sambel Lampung, lempok dan berbagai manisan
Salah seorang pembeli Aris (40) warga Banten mengaku membeli oleh-oleh dari Lampung untuk keluarga besarnya sehingga sampai memesan 10 paket ole-ole lengkap. “Kerabat saya sangat suka kerupuk kemplang dan kopi Lampung sehingga saya pesan banyak,” ujar Aris.
Toko oleh-oleh di Telukbetung yang paling ramai diserbu pengunjung yakni toko Aneka Rasa, manisan Yen Yen, Keripik Suseno, Pie Pisang Yusi Akmal.
Adapun toko oleh-oleh yang berlokasi di wilayah Kedaton tepatnya diseberang Mall Bumi Kedaton yang dikenal dengan Gg PU terlihat ramai dikunjungi wisatawan yang membeli ole-ole di Toko Askha dan Mery. (*/Kris)
© 2015. All Rights Reserved. Jurnal Metro.com | Analisa Jadi Fakta
Koran Jurnal Metro