JAKARTA – Tepat di 1.339 hari perkenalan mereka, Nikita Willy dan Indra Priawan resmi menggelar lamaran di Hotel Dharmawangsa, Jakarta Selatan. Dalam prosesi lamaran tertutup itu, aktris 26 tahun itu secara khusus mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada sang kekasih.
“Aku mau berterima kasih karena beberapa bulan lalu kamu sudah menyetujui keputusan aku untuk tidak berpacaran demi mengikuti amanah almarhum papi,” katanya seperti dikutip dari siaran langsung Cumi-Cumi di YouTube, pada Minggu (26/7/2020).
Dengan berjalannya prosesi lamaran tersebut, bintang film Alas Pati itu berharap kedua ayah mereka bisa tenang di surga. “Di hadapan keluarga kamu dan atas seizin Allah, mami, dan ayah, saya terima lamaran kamu.
Aku harap, ayah kita bisa tersenyum di surga.”
Nikita Willy dan Indra Priawan akhirnya memutuskan untuk menikah setelah berkenalan lewat seorang teman 4 tahun lalu. “Dari perkenalan pertama itu, kami sudah suka satu sama lain. Tak ada yang menyangka kami bisa selama ini dan sampai di titik ini,” ujarnya.
Setelah sempat putus beberapa waktu lalu, pasangan ini akhirnya mantap untuk menikah. Nikita Willy berharap, hubungan mereka bisa langgeng hingga pernikahan. “Insya Allah untuk selamanya.”(*/Ind)
JAKARTA – Hana Hanifah kerap mendapatkan komentar miring dari warganet usai terseret kasus prostitusi. Bahkan ketika ia telah memberikan video klarifikasi di channel YouTube pada 21 Juli 2020, ia tetap mendapatkan komentar miring.
Bahkan video klasifikasinya mendapatkan banyak dislike yakni mencapai 1,9 ribu. Sementara untuk like mendapatkan total 462.
“Klarifikasi dagelan ini mah. Gimana ceritanya sampai ditangkap berdua dengan laki-laki hampir tanpa busana. Itu yang perlu diklarifikasi,” tulis warganet.
Hana tampaknya merasa terganggu dengan komentar miring warganet. Ia pun mengungkapkan akan mengambil jalur hukum terhadap komentar yang mengganggunya.
“Dear, rekan-rekan semua. Saya tidak segan-segan untuk siapapun itu yang sekiranya komen yang membuat saya tidak nyaman akan saya laporkan,” tulis Hana di Insta Story Instagram pribadinya, Rabu (22/7/2020).
Perempuan 23 tahun itu bahkan mengancam warganet. Ia mengungkap meskipun mereka berkomentar dengan akun palsu akan tetap terlacak.
“Sudah banyak bukti-bukti dari artis mengadu ke pihak berwajib dan tertangkap pelakunya. Silahkan kalau Anda mau mencoba tapi tidak akan kata damai,” imbuh Hana.
Untuk diketahui, Hana ditangkap di sebuah Hotel di Medan dengan dugaan prostitusi online. Polisi menemukan barang bukti berupa alat kontrasepsi dalam kamar hotel tersebut.
Hana kini berstatus sebagai saksi dan kasus tersebut masih berlanjut.(*/Ind)
Suara keresahan dan kegelisahan para orang tua di tengah penerapan kebijakan pembelajaran jarak jauh (PJJ) makin terdengar nyaring. Dalam sepekan terakhir, tepatnya saat tahun ajaran baru kembali dimulai, suara-suara itu jelas kentara.
Tak hanya terdengar di kamar-kamar rumah, luapan keresahan itu juga terlihat di dinding-dinding media sosial.
Tugas dari guru bertubi-tubi, kuota cepat ludes, handphone dan laptop terbatas, pengajaran monoton, link sulit diakses, sinyal susah, dan lelah di depan layar adalah di antara sederet persoalan serius yang kini dihadapi orang tua.
Kerepotan bertambah karena mereka juga dituntut untuk membangkitkan semangat dan mengatur ritme belajar anak sebaik mungkin meski tidak di ruang kelas.
Di saat para orang tua sudah mulai banyak beraktivitas di luar rumah lagi seiring pelonggaran-pelonggaran Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), pembelajaran jarak jauh (PJJ) atau online adalah kerepotan baru yang tidak bisa dikesampingkan begitu saja. Para orang tua maupun anak-anak mereka seolah ingin berontak melawan kebijakan itu. Namun, apa daya, tak ada kuasa untuk menghadapinya.
Diakui atau tidak, pembelajaran online faktanya memunculkan banyak masalah dan dalam kondisi darurat. Ironisnya, hingga kini belum ada kebijakan terpadu yang mengatur soal pendidikan jarak jauh ini.
Hal inilah membuat model PJJ menjadi beragam dan tak beraturan. Di tengah kondisi ini, hakikatnya tak hanya orang tua yang menjadi korban. Anak-anak yang mestinya menimba ilmu dengan cara menyenangkan justru setiap hari seolah dihadapkan dengan pembelajaran yang membingungkan.
Adanya data 32% peserta didik yang tidak memiliki akses belajar di rumah saat PSBB sebagaimana hasil penelitian Wahana Visi Indonesia menguatkan potret pendidikan kala pandemi makin miris. Alih-alih mendapat pendidikan berkualitas, PJJ justru seolah sekadar regulasi formalitas.
Data Wahana Visi Indonesia yang menyebutkan bahwa ada 11% anak mengalami keresahan fisik saat pembelajaran online ini juga patut menjadi perhatian. Data itu mestinya menjadi bahan evaluasi berharga bahwa pendidikan online jangan sebatas berpijak pada proses transfer pengetahuan semata, namun juga perlu mempertimbangkan kesehatan anak didik.
Kompleksnya persoalan pendidikan di era pandemi ini perlu segera dicarikan solusi. Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) serta Kementerian Agama (Kemenag) perlu bekerja cepat merumuskan model pembelajaran yang adaptif dengan kondisi Covid-19.
Model ini mungkin tidak ideal, namun setidaknya akan menjadi panduan baru bagi guru, murid, orang tua, dan stakeholder lainnya guna menciptakan pembelajaran yang menyenangkan bagi semua orang.
Kurikulum khusus pandemi sebagaimana yang direncanakan oleh pemerintah juga perlu segera diwujudkan. Pengalaman-pengalaman pahit yang dialami para orang tua maupun murid pada sepekan awal tahun ajaran baru ini jangan sampai terjadi berlarut-larut.
Benar memang pernyataan Mendikbud Nadiem Makarim tiga pekan lalu bahwa partisipasi orang tua sangat penting dalam kesuksesan PJJ ini. Namun, persoalannya tidak sesederhana itu.
Nyatanya, tidak semua orang tua memiliki kesempatan dan kemampuan lagi untuk mendampingi anak-anaknya langsung saat PJJ. Untuk itu, pola PJJ yang atraktif dan menyenangkan adalah sebuah keharusan. Jika memang orang tua tak lagi memiliki kelonggaran waktu seperti saat awal-awal pandemi lalu, setidaknya anak-anak tetap bisa mandiri. PJJ juga hakikatnya pendidikan mahal. Tak salah kiranya, akses kuota murah khusus pendidikan perlu makin dipermudah.*****
JAKARTA – Hana Hanifah mengklarifikasi hubungannya dengan Kriss Hatta. Perempuan 23 tahun tersebut mengaku tak memiliki hubungan spesial dengan sang aktor.
Hal itu diakuinya dalam video terbaru di channel YouTube pribadinya, Selasa (21/7/2020). “Aku di sini mau klarifikasi aku enggak ada hubungan apa-apa sama Kriss Hatta,” kata Hana.
Hana melanjutkan, hubungannya dengan Kriss hanya sebatas kerjasama untuk kolaborasi di YouTube. “Aku waktu itu hanya bekerjasama untuk bikin konten YouTube dan collabs (kolaborasi) bareng aja,” imbuh Hana.
Hana juga membenarkan fakta Kriss bermalam di rumahnya memang benar. Namun, bukan bermalam dalam artian lain.
“Ya memang waktu itu memang ketemu dia sampai larut malam, tapi enggak sampai pagi. Karena itu juga ngomongin soal collabs YouTube,” jelas Hana.
Sebelumnya, Kriss Hatta mengaku memiliki hubungan spesial dengan bintang FTV tersebut. Ia juga banyak berkomentar tentang kasus yang menimpa sang aktris dan mengaku kaget.
“Saya sama dia memang ada hubungan spesial, tapi selama ini saya enggak pernah ekspos, eksposnya sedikit-sedikit saja,” ungkap Kriss.(*/Ind)
JAKARTA – Amanda Manopo mulai berani menampilkan kemesraan dengan Billy Syahputra. Namun pada awalnya, Amanda sempat ingin menyembunyikan kedekatannya dengan Billy.
“Kita awalnya juga pengin close saja,” ungkap Amanda Manopo di kawasan Tendean, Jakarta, Senin (20/7/2020).
Namun pada akhirnya, kedekatan Amanda dengan Billy mulai terendus. Tak hanya oleh awak media, melainkan juga dari kelompok fans kedua pihak.
“Sudah ketahuan sama anu-anunya (netizen), jadi mau gimana lagi. Ya gimana kita sebagai public figure,” tutur sang aktris.
Sayang hingga saat ini, Amanda Manopo belum mau menjelaskan status hubungan dengan Billy Syahputra.
“Ya nanti juga tahu,” kata dia.
Kabar kedekatan Amanda Manopo dengan Billy Syahputra muncul setelah keduanya sempat membuat konten YouTube bersama. Seringnya menghabiskan waktu berdua membuat Amanda mulai nyaman dengan Billy.
Sayang ditengah kedekatan mereka, muncul pula isu hubungan rekayasa atau settingan yang sengaja disiapkan untuk mendongkrak popularitas. Namun dalam hal ini, Amanda Manopo tegas membantah peredaran isu tersebut.(*/Ta)
JAKARTA – Nama Hana Hanifah memang mendadak ramai diperbincangkan setelah diduga terlibat kasus prostitusi online.
Artis FTV tersebut, dikabarkan telah menerima Rp20 juta sebelum terbang ke Medan.
Sebagai artis, Hana Hanifah memang memiliki selera fashion yang cukup tinggi. Hal ini terlihat dari padu padan busana yang dia kenakan. Salah satunya kombinasi busana bernuansa putih yang menjadi salah satu favoritnya.
Tampilan kasual Hana Hanifah memang telah menarik perhatian sejumlah netizen. Dia mengenakan tank top putih dengan short skirt beraksen kotak-kotak, lalu dipadukan dengan sepasang sneakers keluaran Yeezy x Adidas.
Untuk mempermanis tampilannya, Hana memoles wajahnya dengan makeup bergaya semi natural. Memiliki tubuh yang langsing dan ideal membuat Hana semakin percaya diri mengenakan busana yang agak sedikit terbuka.
Sebagai seorang artis sekaligus foto model, Hana memang selalu dituntut untuk tampil maksimal dan profesional.(*/Ind)
JAKARTA – Pedangdut Dewi Perssik kembali menyinggung soal kisruh rumah tangganya dengan sang suami, Angga Wijaya.
Lewat Insta Story, pada Selasa malam (14/7/2020), dia bahkan mempertanyakan surga seorang suami.
Dalam unggahan panjang tersebut, pedangdut yang awam disapa Depe itu mengungkapkan bahwa surga dan neraka tak ditentukan oleh manusia. Kalaupun ada istilah ‘surga di bawah telapak kaki ibu’, sang pedangdut memiliki pandangan sendiri.
“Maksud surga di bawah telapak kaki ibu adalah beliau jalan kita menuju surga. Caranya, dengan berbakti, mendengar perkataan, patuh dan taat kepada orang yang telah mengandung, melahirkan, dan membesarkan kita,” ujar Depe.
Sementara, istilah ‘surga di bawah telapak kaki suami’ bermakna istri harus menghormati suami layaknya kepala rumah tangga dan imam.
Namun bagaimana jika suami lepas dari tanggung jawab?
Depe berkeyakinan bahwa setiap istri berhak meminta apa yang menjadi haknya. “Dan itu bukan dosa. Makanya, rasulullah bilang muliakan istrimu, bukan jadikan istrimu sebagai budak,” tuturnya.
Mantan istri pedangdut Saipul Jamil itu menambahkan, enggak mau bersikap munafik. “Saya bukan malaikat. Mending pisah kalau dijadikan budak sama suami. Istri banting tulang kok suami nonton TV leyeh-leyeh. Sana kerja cari uang yang banyak.”
Pada 12 Juli silam, dalam video yang dirilis Dewi Perssik di YouTube, pedangdut 34 tahun itu mengklaim tak mempermasalahkan kondisi sang suami yang tak pernah memberikan nafkah selama 4 tahun. Namun sang pedangdut merasa terusik ketika suami kerap menyampaikan permasalahan mereka ke keluarganya.(*/Ind)
Covid-19 memang benar-benar musibah dahsyat yang menimbulkan korban jiwa sangat besar, kemandekan dan bahkan depresi ekonomi global yang mematikan. IMF memprediksi “…the pandemic would incite the worst economic slump since the great depression…” Kemiskinan di Amerika saja meningkat sangat tajam. Dalam waktu satu bulan sejak pandemi merebak, ada 22 juta orang Amerika kehilangan pekerjaan. Ini juga terjadi di mana-mana, termasuk di Indonesia.
Core Indonesia, misalnya, menyebutkan di bulan Mei terdapat 37,9 juta orang (mengalami penambahan sekitar 8, 25 juta) terkena pandemi atau 14,35% dari total penduduk. Sangat beralasan jika muncul kepanikan publik di mana-mana. Di beberapa negara terjadi penjarahan massal. Namun beberapa negara tampak berhasil dalam menghadapi pandemi ini meskipun masih harus terus meningkatkan kewaspadaan tinggi.
Salah satunya adalah Malaysia. Bahkan pemerintahan Mahyuddin di Malaysia tampak memperoleh “berkah politik” dari pandemi karena selamat dari upaya Mahathir untuk merobohkan kembali Mahyuddin setelah ditetapkan oleh Yang Dipertuan Agung sebagai PM Malaysia. Dengan demikian pemerintahan Mahyuddin bisa lebih konsentrasi melawan pandemi menyelamatkan Malaysia.
Pandemi di Tiga Negara
Situasi dan kisah sosial politik di balik pandemi di sejumlah negara bermacam-macam. Di Malaysia, misalnya, Mahyuddin tampaknya memperoleh berkah dan terselamatkan secara politik oleh pandemi. Mahathir Muhammad yang merasa dikhianati oleh Mahyuddin, sejak Mahyuddin ditetapkan sebagai PM dengan cara yang sangat mengejutkan oleh Yang Dipertuan Agung bulan Maret yang lalu, mengajukan mosi tidak percaya ke parlemen.
Sebagaimana diketahui bahwa hari Senin tanggal 18 Mei yang lalu sesi perlemen pertama bagi pemerintah koalisi Perikatan Nasional diselenggarakan. Mosi Mahathir ini sudah diterima oleh parlemen dan diharapkan bisa dibacakan dan dibahas saat sidang parlemen. Akan tetapi pemerintah yang sudah mengetahui langkah Mahathir kemudian memblokir agar tidak dilakukan pembahasan mosi dan pemungutan suara dengan alasan pandemi. Agenda tunggal sidang parlemen hanyalah mendengarkan pidato Yang Dipertuan Agung dan menetapkan anggaran pemerintah tahun 2021.
Dengan demikian jalan untuk meruntuhkan Mahyuddin melalui mosi menjadi tertutup dan jalan Anwar Ibrahim menuju PM pun tidak dibuka. Skenario pemilihan umum sebagai cara mengatasi kebuntuan politik tampaknya hanya disetujui oleh UMNO dan Barisan Nasional, kata Nur Jazlan Mohammed, wakil UMNO Johor. Mayoritas anggota parlemen menolak ide pemilu. Parlemen pun berhasil memutuskan persetujuan anggaran tahun 2021 sebesar RM250 miliar.
Ada tambahan sebesar RM10 miliar untuk apa yang disebut sebagi paket stimulus. Paket ini digunakan untuk membantu UKM yang mengalami kesulitan ekonomi akibat pandemi yang meliputi subsidi upah yang disediakan dua kali lebih besar daripada yang biasa, yaitu sebesar RM13,8 miliar. Mahyuddin berhasil selamat secara politik di parlemen serta mengambil hati dan kepercayaan publik sehingga ia terus melenggang menikmati berkah politik pandemi hingga hari ini.
Hal itu berbeda dengan Amerika. Para Islamophobes termasuk politisi memanfaatkan penyebaran pandemi yang begitu cepat ini untuk mempersalahkan orang-orang Islam dan mengampanyekan gerakan anti-Islam dan orang Islam. Orang Islam adalah penyebar virus yang mematikan. Propaganda antimuslim ini dikaitkan dengan acara internasional yang diselenggarakan oleh Jamaah Tabligh di India. Berdasarkan berita yang dikembangkan oleh media anti-Islam, pertemuan Jamaah Tabligh telah menjadi transmitter virus korona di mana-mana (super – speader) karena begitu banyak orang Jamaah Tabligh terbukti terserang virus ini. Tidak sedikit politisi India fanatik kemudian mengutuk negara-negara berpenduduk muslim dan Jamaah Tabligh karena telah menjadi kekuatan konspiratif penebar virus.
Propoganda dan gerakan anti-Islam dan muslim di India pada masa pandemi ini ada kaitan kuat dengan politik dan undang-undang tentang kewarganegaraan yang kontroversial yang menempatkan muslim sebagai warga India kelas dua. Partai penguasa India, Baratiya Janata Party, yang sangat nasionalis Hindu chauvinistic memang diskriminatif dan berusaha menyingkirkan warga India muslim. Konflik atau bentrok terjadi di mana-mana sebagai akibat dari undang-undang ini. Pandemi kemudian menjadi momentum penting bagi kekuatan nasionalis Hindu fanatik yang didukung pemerintah untuk menyerang Islam dan muslim.
Slogan “Corona Jihad, Corona Terrorism” berkembang, termasuk di Amerika. Slogan ini ingin menegaskan bahwa korona menjadi senjata orang-orang Islam untuk menghancurkan orang-orang kafir, menghancurkan nilai-nilai Amerika. Para Islamophobes mengembangkan narasi bahwa menolak tes dan pengobatan karena terserang virus secara teologis adalah wajib bagi muslim karena ini merupakan jihad untuk menghancurkan orang-orang kafir. Bagi siapa saja yang bersedia berjihad dan kemudian meninggal karena korona, Allah akan memasukkannya ke surga. Masih banyak narasi dan informasi lain yang misleading yang dikembangkan oleh para Islamophobes. Jadi ada kepentingan ideologis dan politik untuk menyudutkan Islam dan umat Islam dengan memanfaatkan penyebaran korona di India dan Amerika.
Situasi di Amerika tampak lebih buruk sejak kasus pembunuhan aparat polisi terhadap seorang warga Amerika kulit hitam, George Floyd, dengan cara cara brutal, sesuatu yang sudah terlalu sering terjadi dalam sejarah Amerika dan korbannya black Americans. Sejak itu gelombang demo anti-rasisme dan rasialisme muncul dan berkembang tidak saja di Amerika, tetapi juga di sejumlah negara lain. Situasi ini membangkitkan memori kolektif di Amerika tentang bagaimana rasialisme dan rasisme berkembang di Amerika. Tokoh-tokoh black Americans yang memperjuangkan hak-hak sipil muncul kembali dalam spirit gelombang demo anti-rasisme dan rasialisme di Amerika, antara lain Martin Luther King Jr dan Malcolm X. Propaganda anti-Islam dan umat Islam yang digerakkan oleh para Islamophobes terkubur oleh gerakan anti-rasisme rasialisme yang telah menembus batas perbedaan ras, bangsa, dan agama. Telah muncul semacam aliansi anti-rasisme-rasialisme pada masa pandemi ini dan umat Islam menjadi bagian penting.
Geger di Indonesia
Di Indonesia juga terjadi geger di masa pandemi ini dan sumber masalahnya adalah RUU HIP. Inisiatif Fraksi PDIP mengajukan RUU ini semula dimaksudkan untuk memperkuat kedudukan hukum BPIP yang saat ini diketuai Yudhian Wahyudhi yang pernah melukai umat karena statemennya bahwa “agama adalah musuh Pancasila” tak lama setelah dia dilantik. Akan tetapi belakangan justru RUU itu diarahkan untuk kepentingan ideologi dan politik. RUU ini saat ini sudah di tangan pemerintah meskipun pemerintah sudah menyatakan menunda pembahasan. Reaksi keras sudah bermunculan.
MUI dan orams-ormas Islam serta banyak elemen masyarakat lain melakukan penolakan keras terhadap RUU ini dan meminta DPR serta pemerintah untuk menghentikan proses-proses legislasi RUU, mencabutnya dari Prolegnas. Tidak saja anggota DPR dinilai telah tumpul sensitivitas kemanusiaannya akibat Covid-19 yang angka korbannya masih sangat mengkhawatirkan per hari ini, tetapi RUU itu sendiri secara substansial sangat bermasalah besar dalam konteks kebangsaan dan kenegaraan kita.
Paling tidak, dari aspirasi dan tuntutan yang berkembang di masyarakat, ada delapan alasan utama mengapa RUU ini ditolak. 1. Pancasila itu bukan sekadar falsafah bangsa, weltanschauung, tetapi sumber dari segala sumber hukum negara. Akan tetapi RUU ini telah menyubordinasi Pancasila. 2. Pancasila telah terdegradasi secara nyata dengan adanya RUU ini. 3. RUU ini membuka peluang bangkitnya komunisme dan paham ateisme. 4. RUU ini mendorong pemanfaatan Pancasila sebagai alat kekuasaan untuk menekan kekuatan-kekuatan kritis di masyarakat.
Pengalaman era Orba adalah contoh konkret. 5. RUU membuka peluang bagi otoritarianisme dan politik oligarkis; RUU ini akan membunuh demokrasi. 6. RUU ini menjadi pintu masuk bagi neoliberalisme, kapitalisme, dan sekularisme. 7. RUU ini adalah pintu munculnya benturan dan disintegrasi bangsa. 8. Dengan merujuk pada pidato Bung Karno 1 Juni 1945, secara tidak bertanggung jawab RUU ini akan membuka ruang terjadinya pengkhianatan terhadap kesepakatan semua elemen bangsa 18 Agustus 1945 di mana Bung Karno menjadi salah seorang tokoh nasionalis penting.
Aroma pemanfaatan Covid-19 untuk kepentingan ideologi ateisme, sekularisme, neoliberalisme, kapitalisme, dan kekuatan oligarki di balik RUU HIP ini cukup kuat. Dan ini tidak sekadar menyakiti umat Islam, tetapi nurani bangsa juga terusik karena akan merusak tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara. Demo dan pernyataan sikap secara massal sudah dilakukan di banyak tempat. Jika semua aspirasi ini tidak didengar DPR dan pemerintah, eskalasi sosial politik dipastikan akan meninggi dengan banyak risiko di tengah Covid-19. Wallahu a’lam. Sudarnoto Abdul Hakim
Wakil Ketua Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah, Associate Professor FAH UIN Jakarta .*****
JAKARTA – Manajer Hana Hanifah, Nicco Aditya mengabarkan kondisi terkini sang aktris usai diamankan akibat dugaan keterlibatan dalam jaringan prostitusi online. Lewat Instagram Hana, Nicco mengabarkan bahwa yang bersangkutan berada dalam kondisi baik.
“Alhamdulillah Hana baik-baik saja,” ujarnya , Selasa (14/7/2020).
Nicco juga mengabarkan bahwa Hana Hanifah sedang mengurus proses pemulangannya ke Jakarta. “Sekarang sedang proses pemulangan Hana ke Jakarta, Insya Allah,” kata dia.
Sayang, Nicco belum menjelaskan kapan Hana Hanifah tiba di Jakarta. Dia hanya meminta doa dan dukungan agar masalah yang menimpa Hana segera selesai.
“Mohon doanya dan dukungannya. Kita sama-sama doakan semoga Allah mudahkan segala urusan hingga selesai, amin,” pungkas Nicco.
Sebelumnya diberitakan, Polrestabes Medan mengamankan aktris berinisial HH atas dugaan keterlibatan dalam jaringan prostitusi online. Wanita yang diduga Hana Hanifah itu ditangkap di salah satu hotel saat sedang berduaan dengan seorang pria.
Sempat menimbulkan ketidakjelasan, pihak keluarga serta manajemen Hana Hanifah akhirnya mengonfirmasi bahwa yang bersangkutan memang diamankan. Namun, Hana saat ini masih berstatus sebagai saksi.(*/Ind)
JAKARTA – Manajer Hana Hanifah, Nico berharap bahwa pemberitaan tentang sang aktris tidak benar. Harapan itu Nico sampaikan saat dihubungi lewat sambungan telepon, Senin (13/7/2020).
“Mudah-mudahan ini enggak benar ya,” ujarnya.
Andai benar terjadi, Nico menduga ada yang sengaja menjebak Hana Hanifah. Besar kemungkinan ada pihak yang tidak menyukai Hana setelah ia tersandung dugaan penganiayaan terhadap mantan kekasih Atta Halilintar, Nabilla Aprillya.
“Memang ada beberapa bulan ini tersangkut masalah (dugaan penganiayaan). Apakah ini ada pihak-pihak yang enggak suka Hana, lalu menyetting ini,” kata Nico.
Seperti diketahui, nama Hana Hanifah mulai ramai diperbincangkan setelah dituduh menganiaya Nabilla Aprillya. Hana pribadi balas membuat laporan polisi setelah menunjukkan luka bekas cakaran yang diklaim dilakukan Nabilla.
Kini, Hana Hanifah kembali jadi sorotan setelah diduga terlibat dalam jaringan prostitusi online. Kabar itu mencuat seiring pernyataan Polrestabes Medan yang mengumumkan penangkapan aktris FTV berinisial HH bersama seorang pria di salah satu hotel.
Hingga saat ini, belum ada pernyataan resmi dari keluarga atau kuasa hukum Hana Hanifah mengenai kabar penangkapan tersebut.(*/Ind)
© 2015. All Rights Reserved. Jurnal Metro.com | Analisa Jadi Fakta
Koran Jurnal Metro