CIBINONG – Kemegahan Stadion Pakansari yang selama ini jadi venue perhelatan sepakbola dan atletik tingkat nasional dan internasional ternyata menjadi magnet bagi para siswa sekolah dasar di Kabupaten Bogor yang ingin melihat dari dekat stadion kebanggan rakyat Kabupaten Bogor tersebut.
Kasubag UPT Sarpras Dispora Kabupaten Bogor, Yadi Supriadi alias Wayadi membenarkan kalau Stadion Pakansari saat ini sering dijadikan arena Tour Stadion sekolah sekolah yang ada di Kabupaten Bogor.
Menurutnya, para siswa dan para tenaga guru ingin tahu secara detail dalam stadoon dan sejarah Stadion Pakansari tersebut.
” Tour Stadion Pakansari sangat bagus untuk memperkenalkan kepada para siswa yeng ingin tahu semua fasilitas sarana olahraga yang ada di Pakansari,” ujar Wayadi.
Mantan Petinju Porda Kabupaten Bogor ini menilai kunjungan Tour Stadion juga bisa merangsang motivasi para siswa untuk jadi atlet sepakbola dan atletik.
” Sangat sering sekali Stadion Pakansari dijadikan destinasi Tour Stadion oleh sekolah sekolah yang ada di Kabupaten Bogor,” paparnya. ( Asep Syahmid)
JAKARTA – Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Nunuk Suryani mengatakan guru harus bisa menjadi pemantik nilai-nilai keteladanan bagi masyarakat yang ada di sekitarnya.
“Ilmu yang didapat para guru selama mengikuti pendidikan semestinya menjadi pemantik nilai-nilai keteladanan yang diterapkan pada lingkungan sekitar dimulai dari yang kecil hingga yang lingkupnya lebih luas,” katanya dalam keterangan di Jakarta, Selasa.
Nunuk menuturkan nilai-nilai keteladanan yang dimaksud adalah ilmu yang didapat para guru melalui pelatihan-pelatihan termasuk pelatihan Guru Penggerak yang diselenggarakan oleh Kemendikbudristek.
Ia menjelaskan Kemendikbudristek selama ini berupaya meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia melalui kebijakan Merdeka Belajar termasuk pelatihan Guru Penggerak.
“Fleksibilitas guru dalam berinovasi terhadap sistem dan model pembelajaran melalui Merdeka Belajar semakin didukung oleh program Guru Penggerak,” katanya.
Meski demikian, guru-guru yang mengikuti program Guru Penggerak harus bersedia untuk menyebarkan ilmu-ilmunya kepada masyarakat terutama kepada guru yang tidak mengikuti program ini.
Hal itu, kata dia, karena program Guru Penggerak memberikan kemerdekaan pada semua aktor pendidikan untuk bekerja mengekspresikan daya upayanya dengan tujuan peningkatan mutu pendidikan.
“Dalam pendidikan Guru Penggerak selalu disampaikan bahwa setelah selesai dari Guru Penggerak apa yang harus saya lakukan?” kata Nunuk.
Founder Gerakan Sekolah Menyenangkan Muhammad Nur Rizal mengatakan adanya krisis besar yang mungkin tidak disadari namun ada di sekeliling yakni krisis Sumber Daya Manusia (SDM).
“Ketika manusia atau guru-guru kita tidak menemukan passion dan talentanya sendiri maka mereka tidak mencintai pekerjaannya,” ujarnya.(*/Ind)
CIBINONG – Dunia pendidikan di Kabupaten Bogor masih belum merata dalam menyikapi pembangunan sekolah seperti yang terjadi didaerah Bogor Barat .
Akibat kekurangan kelas, siswa SDN Bandasari di Kampung Bojong Menteng, RT03/03, Desa Nanggung, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor, terpaksa belajar di teras sekolah.
Bukan hanya minimnya kurang kelas, bangunan sekolah yang tidak layak pun sering dikeluhkan siswa. Pasalnya akibat kurang layaknya bangunan sekolah berdampak saat kegiatan belajar.
Pantauan Bogorupdate.com di lapangan, Sekolah SDN Bandasari, yang berada di pelosok wilayah Kecamatan Nanggung itu hanya memiliki enam ruang kelas. Tiga ruang kelas diantaranya digunakan untuk kegiatan belajar, dan ruang guru.
“Sementara untuk tiga ruang kelas lainnya sudah tidak layak digunakan, karena bangunan tersebut rawan roboh. Bahkan ada beberapa bangunan sekolah yang belum rampung dibangun karena ditinggal kabur kontraktor,” kata salah satu guru SDN Bandasari Dewi P kepada wartawan, Sabtu (28/10/23).
“Hingga sampai saat ini bangunan tersebut terbengkalai dan belum mendapat perhatian serius dari dinas pendidikan Kabupaten Bogor,” tambahnya.
Dewi menuturkan, sekolah yang memiliki 137 siswa dengan total enam rombel itu diakuinya tidak cukup.
“Para siswa terpaksa harus belajar secara bergiliran bahkan ada juga siswa harus belajar di teras halaman sekolah,” tutur Dewi.
Sementara salah satu wali murid Sunarti mengaku sangat prihatin dengan kurangnya ruang kelas SD Negeri Bandasari. Sampai saat ini belum tersentuh bantuan pembangunan dari Dinas pendidikan Kabupaten Bogor.
“Untuk memberikan kenyamanan kegiatan belajar mengajar siswa dan guru di sekolah, saya berharap Pemkab Bogor melalui Dinas Pendidikan agar memberikan bantuan penambahan ruang kelas di sekolah kami,” tandasnya.(*/Ru)
SEMARANG – Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu mengajak guru untuk terus meningkatkan kemampuan dan kompetensinya dalam penguasaan digital, seiring dengan perkembangan teknologi.
“Sekarang kan bicara terkait digitalisasi. Tidak bisa semuanya ‘offline’, tidak lagi semua berbasis konvensional,” katanya, saat peluncuran Festival Lokal Belajar.id Kota Semarang 2023, di Semarang, J(27/10/2023).
Menurut Ita, sapaan akrab Hevearita, sistem pembelajaran pun terus berkembang di era digital, termasuk dengan adanya akun belajar.id yang dapat mengakses berbagai platform milik Kemendikbudristek RI.
“Pastinya harus mengikuti di era digitalisasi. Apalagi, ini menjadi ‘pilot project’ atau percontohan untuk Kurikulum Merdeka Belajar,” kata perempuan pertama yang menjadi Wali Kota Semarang itu.
Festival Lokal Belajar.id memberikan akun belajar.id yang telah menyediakan berbagai aplikasi kegiatan belajar mengajar, baik secara tatap muka maupun jarak jauh atau luring (luar jaringan).
Akun belajar.id dimaksudkan untuk memudahkan dan meningkatkan kemampuan para peserta didik dan tenaga pendidik dari berbagai jenjang, mulai pendidikan anak usia dini (PAUD) hingga sekolah menengah atas (SMA) dan sederajat.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kota Semarang Bambang Pramusinto menjelaskan bahwa belajar.id merupakan implementasi Kurikulum Merdeka Belajar, kaitannya dengan pembelajaran digital.
“Jadi, pembelajaran tidak hanya dilakukan secara ‘offline’, tetapi juga dilakukan secara ‘online’. Sudah ada platform khusus yang disediakan pemerintah dengan belajar.id,” katanya.
Platform tersebut, kata dia, sudah memiliki format khusus yang ditujukan untuk menunjang pembelajaran sekolah, mulai jenjang PAUD, TK, SD, SMP, SMA-SMK, termasuk sekolah luar biasa (SLB).
Dengan adanya belajar.id, ia mengatakan bahwa para guru bisa memberikan bahan ajar kepada peserta didik secara seragam dan sesuai dengan kurikulum yang ada saat ini, yakni Mereka Belajar.
“Diharapkan guru-guru bisa melakukan pembelajaran dari platform yang sudah disediakan oleh pemerintah, semacam kurikulum. Sehingga supaya ketika mengajarkan pada peserta didik bisa seragam,” ujarnya.(*D/D To)
BANDUNG – Program pendidikan Jabar Masagi yang dicetuskan pasangan eks Gubernur Jabar Ridwan Kamil dan eks Wakil Gubernur Jabar Uu Ruhzanul Ulum didorong untuk dilanjutkan oleh pemimpin berikutnya di Jawa Barat. Sebab, banyak sekolah yang merasakan dampak positif adanya Jabar Masagi.
Pengawas SMK cabang dinas pendidikan wilayah 9 Winarno menilai, perubahan drastis di lingkungan sekolah terjadi usai program Jabar Masagi berjalan. Terdapat praktik yang baik seperti fast learning, keteladanan, karakter, dan kolaborasi.
“Sebelum adanya program Jabar Masagi, praktik-praktik baik untuk mengedepankan pembelajaran yang berbasis pada proyek fast learning, keteladanan, karakter, kolaborasi dan sebagainya belum muncul,” ucap dia, Jumat (27/10/2023).
Dia mengatakan, Pemerintah Provinsi Jabar dinilai berhasil mengimplementasikan life skills. Winarno berharap, program Jabar Masagi dilanjutkan dengan penguatan yang lebih konkret.
“Kami berharap program Jabar Masagi ini dilanjutkan dengan penguatan yang lebih konkret,” kata dia.
Selain memperbanyak jumlah sekolah yang mengikuti program Jabar Masagi, ia berharap para pengawas terus dilibatkan dan aktif dalam program.
Guru SMK Taruna Terpadu 1 Hamdan berharap program Jabar Masagi terus dilanjutkan agar melestarikan pendidikan berbasis karakter dan budaya. Sebab anak-anak tidak terlalu terkontaminasi.
“Kami rasa perlu dilanjutkan karena lewat program Jabar Masagi ini kita bisa mencegah, mempertahankan, dan juga mengenalkan budaya lokal kepada anak-anak sekarang,” kata dia.
Kurikulum Masagi merupakan model implementasi kurikulum nasional yang berbasis nilai-nilai budaya lokal. Pemprov Jawa Barat telah menerapkan program Jabar Masagi sejak tahun 2018 diterapkan di kurang lebih 252 sekolah tingkat SMA/SMK/SLB dan Madrasah di Jawa Barat.(*/He)
CIBINONG – Prestasi membanggakan baru saja diraih Kanaya Laila Wahda (14). Gadis yang duduk di SMPN 2 Sukaraja itu lolos ke final tingkat nasional putri batik kategori best speech (pidato terbaik).
Kanaya mengaku bangga bisa lolos ke final pada kegiatan berskala nasional dan diikuti oleh ratusan peserta dari banyak provinsi di Indonesia.
“Mohon doanya, final akan dilangsungkan di Kuningan Jakarta hari Minggu besok,” kata Kanaya Laila Wahda saat ditemui di Yayasan Wisma Dharmais Sukaraja, Jumat, 27 Oktober 2023
Gadis yang hobi menyanyi dan dansa itu mengaku siap memberikan yang terbaik saat grand final nanti. Masuk kategori best speech, tentunya segala persiapan terus dilakukan.
“Intinya saya ingin mengajak semua warga untuk tetap mencintai batik,” sambung Kanaya Laila Wahda.
Kanaya berparas cantik dengan tinggi 165 centimeter itu mengajak anak muda untuk cinta batik. Menurutnya, batik tak hanya dikenakan saat acara formal, namun dapat juga dipakai untuk aktivitas keseharian.
“Saya mendorong untuk anak-anak muda untuk mencintai batik. Batik itu tidak harus dipakai secara resmi atau formal, tapi bisa dipakai untuk keseharian juga,” jelas Kanaya.
Sementara itu, Kepala Sekolah SMPN 2 Sukaraja, Dedi Budi Sumardi yang akrab disapa Debus mengatakan sangat bangga atas prestasi yang diraih Kanaya yang lolos ke Nasional .
Debus menambahkan, Kanaya aktif diorganisasi kesiswaan sekolah juga prestasi akademiknya bagus
“Kanaya akan menjadi contoh seluruh siswa akan cinta produk daerah dan kebudayaan nasional seperti Batik,” ujat Dedi Budi Sumardi, Jumat, 27 Oktober 2023.
Lebih lanjut, kata Debus, selaku Kepala Sekolah SMPN 2 Sukaraja dan semua guru yang ada di SMPN 2 Sukaraja sangat mendukung dan mendoakan semoga Kanaya bisa menjadi yang terbaik di kancah nasional.
: Kanaya sudah membawa harum keluarganya, SMPN 2 Sukaraja dan juga masyarakat Kabupaten Bogor,” pungkas Debus. ( Asep Syahmid)
TANGERANG SELATAN – Komunitas Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI) menerima aduan orang tua terkait dugaan pungutan liar (pungli) di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Tangerang Selatan (Tangsel), Banten. Orang tua diminta membayar Rp 4,2 juta.
Koordinator Advokasi JPPI Ari Hardi mengakui, pihaknya mendapatkan laporan dugaan pungli di Tangsel. “Besarnya pungutan ke orang tua mencapai Rp 4,2 juta. Rinciannya Rp 2,4 juta untuk seragam dan Rp 1,8 juta,” ujar Ari , Kamis (26/10/2023).
Dia menambahkan, JPPI mendapatkan laporan ini pada 13 Oktober 2023. Kemudian, laporan diunggah ke media sosial instagram keesokan harinya.
Terkait tindak lanjut laporan ini, JPPI sudah melaporkan ke Dinas Pendidikan Banten. Tak hanya itu, dia menambahkan, aduan ini juga dilaporkan ke Dinas Pendidikan Tangsel.
“Tetapi belum ada kabar lanjutan,” katanya.
Sementara itu, Republika mencoba mengonfirmasi masalah ini ke Kepala Dinas Pendidikan Tangsel Deden Deni. Namun, Deden belum merespons hingga berita ini ditulis.
Sebelumnya, akun instagram infotangsel.co di menulis postingan berjudul SMKN 1 Tangsel Diduga Pungli, Orang Tua Diminta Bayar Rp 4,2 Juta. Di postingan ini ditulis caption narasi Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI) mendapatkan aduan dari masyarakat terkait dugaan pungutan liar (pungli) di SMKN 1 Tangerang Selatan.
Besaran pungutan ke orang tua mencapai Rp 4,2 juta. Rinciannya, Rp 2,4 juta untuk seragam dan Rp 1,8 juta untuk kegiatan sekolah. Pihak sekolah awalnya meminta sumbangan, namun akhirnya orang tua wajib membayar.(*/Idr)
BANJARBARU – Ratusan pelajar dari empat sekolah di Kota Banjarbaru terlihat antusias mengikuti sosialisasi edukasi politik dan Pemilu 2024, yang digelar Badan Kesatuan Bangsa (Bakesbangpol) Provinsi Kalimantan Selatan.
Para pelajar berasal dari SMKN1, SMKN 2, SMK PGRI dan SMA PGRI 2 tersebut mengaku terkesan dan gembira dengan kegiatan yang digelar.
Mereka juga bangga dengan para narasumbet hebat serta profesional moderator selaku pemandu diskusi.”Rasanya waktu terlalu singkat meski sudah dua jam lebih kami diberikan edukasi terkait pemilu dan edukasi politik,” ujar Rahmat, perwakilan pelajar dari SMKN 1 Banjabaru, di sela mengikuti sosialisasi pemilu dan edukasi politik oleh Bakesbangpol Kalsel dii salah satu hotel Banjarbaru, Kamis (26/10/2023).
Rahmat mengatakan, sosialisasi politik dan pemilu 2024 di kalangan pelajar atau pemilih pemula sangat penting.
Ini karena kesuksesan pemilu sangat tergantung dari animo.masyarakat untuk berpartisipasi datang ke tempat pemungutan suara , salah satu unsur itu adalah peran penting kalangan milenial.
Dipandu Toto Fachrudin dengan pengalaman sebagai jurnalis senior, membuat suasana jalannya sosialisasi makin hidup dan berkembang.Kegiatan sosialisasi semakin semarak karena pihak Kesbangpol menghadirkan pakar yang kompetensi di bidangnya.
Mereka adalah, Taufik Arbain dari akademisi ULM, Akhmad Mukhlis dari Bawaslu dan dari unsur KPU diwakili Arif Mukhyar. Tiga naraumber, sepakat sosialisasi di kalangan pelajar atau pemilih pemula merupakan media strategis untuk meningkatkan partisipasi pemilu 2024.
Sementara itu Kepala Bakesbangpol Provinsi Kalsel Heriansyah melalui Kabid Politik Sri Rachma mengatakan, sosialisasi ini rangka meningkatkan parrtisipasi generasi muda atau pemilih pemula agar lebih awal mengenal proses politik melalui kegiatan edukasi poltik dan proses pemilu .
“Ini sesuai arahan.Bapak Gubernur Paman Birin melalui Kesbangpol agar giat melalukan sosialisasi dan edukasi dalam rangja mensukseskan pemilu dan meningkatkan pengetahuan atau pendidikan demokrasi,” terangnya.
Rachma, menjelaskan, sebagai sebuah proses tranformasi politik maka keterlibatan pemilih pemula merupakan bagian dari penataan struktur betekelanjutan menuju demokrasi negara yang lebih baik dan maju.(*/Da)
JAKARTA – Universitas Siber Indonesia atau Cyber University telah sukses menyelenggarakan CyberTech Batch III. Acara ini merupakan hasil kolaborasi dengan Digital Creative Center (DCC), yakni ‘Workshop Digital Bisnis dan Kunjungan Industri Kreatif’. Kegiatan ini berlangsung selama tiga hari, mulai dari Selasa hingga Kamis, 17-19 Oktober 2023, di aula Cyber University yang terletak di Jalan TB Simatupang No 6, Jagakarsa, Jakarta Selatan.
CyberTech Batch III menghadirkan rangkaian kegiatan yang sangat menarik, termasuk open house dari berbagai Startup Partner, Workshop, dan Exhibition. Pada hari kedua, Exhibition dipimpin oleh M Tsabit, seorang content creator. Materinya mendapat sambutan positif dari peserta.
Salah satunya adalah Raden Roro Amanda Nayla Novyantira, salah seorang siswi dari SMA PKP Jakarta Islamic School. Nayla sapaannya, mengungkapkan kegembiraannya dalam mengikuti acara ini, di mana ia mendapatkan wawasan dan pengalaman baru yang berharga. Selain itu, ia juga menekankan pentingnya pemahaman tentang Artificial Intelligence (AI).
“Kegiatan ini sangat seru dan memberi saya insight baru. Saya juga belajar banyak tentang AI, yang merupakan hal yang menarik bagi saya. Yang paling menarik adalah kami memiliki kesempatan untuk melakukan praktik langsung dalam produksi podcast,” ungkapnya
Sementara itu, guru pendamping dari SMA PKP Jakarta Islamic School, Wynne Sri Gunari, juga berbagi pengalamannya selama mengikuti CyberTech Batch III. Ia mengungkapkan bahwa ia dan para siswanya memperoleh banyak pengetahuan dan wawasan selama acara tersebut, terutama ketika mengikuti workshop tentang AI.
“Kami berharap bahwa Cyber University dapat terus menyelenggarakan kegiatan serupa dan mengundang kami untuk berpartisipasi kembali. Ini adalah pengalaman berharga yang akan membantu meningkatkan pengetahuan kami di dunia digital,” katanya.(*/Ri)
SEMARANG – Polrestabes Semarang menangkap 22 siswa dari sejumlah SMP dan SMA/SMK di Kota Semarang. Mereka diduga menjadi anggota gangster yang terlibat dalam tawuran di beberapa titik di Ibu Kota Jawa Tengah itu pada 22 Oktober 2023.
Wakapolrestabes Semarang AKBP Wiwit Ari Wibisono mengatakan 22 siswa yang masih menggunakan seragam sekolah tersebut ditangkap atas tindak pidana kepemilikan senjata tajam yang meresahkan masyarakat. “Mereka ditangkap karena tawuran yang terjadi di Cilosari, Semarang Timur; Tambak Dalam, Semarang Utara dan Jalan Suratmo, Semarang Barat,” katanya.
Sebelumnya, pada 22 Oktober 2024, kepolisian memperoleh laporan tentang adanya tawuran di tiga lokasi berbeda itu. Berdasarkan pengakuan para pelaku, para pelaku sudah memiliki janji dengan kelompok lawannya untuk tawuran.
Ia menjelaskan, sebagian besar pelaku dapat teridentifikasi dan akhirnya ditangkap setelah dilakukan penelusuran. Selain 22 pelajar yang sudah ditangkap, kata dia, polisi juga sudah mengidentifikasi pelajar lain yang juga diduga merupakan anggota gangster
Atas perbuatannya, para pelajar tersebut dijerat dengan Undang-Undang Darurat Nomor 12 Tahun 1957 atas kepemilikan senjata tajam. Menurut dia, upaya untuk mencegah tawuran melalui patroli rutin di titik-titik rawan.
Selain itu, kata dia, orang tua dan pihak sekolah diminta untuk meningkatkan pengawasan terhadap anak didiknya.(*/D To)
© 2015. All Rights Reserved. Jurnal Metro.com | Analisa Jadi Fakta
Koran Jurnal Metro