JAKARTA – Panitia Kerja (Panja) Pendidikan Vokasi Komisi X DPR meminta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) tetap memperhatikan siswa volasi selama pandemi COVID-19.
Hal tersebut disampaikan Wakil Ketua Komisi X DPR Hetifah Sjaifudian dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan Sekretaris Jenderal Kemendikbud, Dirjen Pendidikan Vokasi, Dirjen Guru dan Tenaga Kependidikan, serta Kepala Balitbang dan Perbukuan Kemendikbud pada Rabu, 6 Mei 2020, guna membahas mengenai keadaan pendidikan vokasi di Indonesia, serta arah kebijakan dan program vokasi Kemendikbud ke depannya.
“Kita ingin semuanya evidence based. Begitu banyaknya penelitian yang telah dilakukan harus menjadi dasar penentuan pembangunan vokasi yang memang menjadi salah satu fokus utama Kemendikbud di periode ini.
Mulai dari penentuan sektor prioritas, jumlah SMK yang akan dibangun, persebaran geografisnya, semua harus ada justifikasi dan argumennya,” kata Wakil Ketua Komisi X DPR Hetifah Sjaifudian selaku pimpinan RDP dalam siaran pers kepada SINDO Media, Kamis (7/5/2020).
Kemudian, Hetifah menyampaikan masuknya rencana pembangunan vokasi ke dalam cetak biru sangat penting, demi menjamin keberlangsungan rencana tersebut secara jangka panjang.
Karena, jika tidak ada grand designnya yang memiliki kekuatan hukum, ini sangat rentan program tersebut tidak berlanjut di periode selanjutnya jika menterinya berubah.
“Oleh karena itu kita harus sama-sama berkomitmen untuk ini, dan cetak biru tadi harus dibuat dengan benar-benar berkualitas baik,mempertimbangkan arah perkembangan zaman, dan berbasis data,” jelas Wakil Ketua Umum Partai Golkar itu.
Legislator Dapil Kalimantan Timur ini juga mengingatkan, perlunya Kemendikbud untuk menerbitkan kebijakan khusus pendidikan vokasi selama masa pandemi ini. “Karena masih belum adanya ketidakpastian kapan kita akan keluar dari masa pandemi ini, Kemendikbud harus menyiapkan skenario-skenario juga untuk anak SMK dan pendidikan vokasi lainnya.
Karena rata-rata mereka belajar berbasis praktik, tidak bisa hanya teori secara daring. Harus dipikirkan solusinya agar pembelajaran yang dilaksanakan tetap berkualitas,” ungkapnya.(*/Tya)
JAKARTA – Sekolah maupun institusi pendidikan lainnya di Indonesia diminta agar mereka berhemat dalam menggunakan anggaran di tengah pandemi Covid-19.
Mereka juga diminta tak mengeluarkan berbagai macam biaya yang tidak perlu.
Wakil Sekretaris Jenderal Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) Satriawan Salim mengatakan penghematan ini perlu dilakukan mengingat berbagai sekolah, terutama sekolah swasta mulai terdampak oleh Covid-19 secara finansial.
“Kami mengimbau semuanya berhemat, karena kita tidak tahu ini sampai kapan yang jelas keuangan sekolah ini sedang goncang, terutama sekolah menengah ke bawah,” ujar Satriawan saat dihubungi, Selasa (5/5).
Satriawan mengingatkan, sekolah juga seharusnya tak meminta berbagai pungutan pada orang tua. Salah satu pungutan yang dinilai FSGI tidak perlu misalnya kegiatan wisuda yang digelar SMA/SMK bahkan SMP.
“Jadi kalau ada pungutan pungutan, untuk wisuda itu tentu akan memberatkan orang tua. Lagipula wisuda kan memberatkan orang tua dari SMP SMA untuk saat ini belum urgent,” ujar dia.
Dengan adanya penghematan, lanjut Satriawan, maka sekolah dapat berhemat untuk membayar kebutuhan lain yang jauh lebih mendesak. FSGI pun menilai pembayaran gaji guru harus menjadi yang paling utama.
“Jadi kami minta menahan pengeluaran pengeluaran yang tidak perlu, yang perlu yakni gaji guru, tenaga kependidikan,” kata Satriawan.(*/Ta)
JAKARTA – Kasus positif virus corona (Covid-19) di Indonesia dari 5 hingga 6 Mei 2020 pukul 12.00 WIB mengalami penambahan sebanyak 367 pasien positif. Hingga kini jumlah positif corona sebanyak 12.438 orang, sembuh 2.317 orang dan 895 meninggal dunia.
“Kasus konfirmasi positif bertambah 367 orang sehingga total kasus menjadi 12.438 orang,” kata Juru Bicara Pemerintah Penanganan virus Corona (Covid-19), Achmad Yurianto di Media Center Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta (6/5/2020).
Yuri mengatakan, kasus sembuh bertambah 120 orang sehingga akumulasinya menjadi 2.317 orang. “Kasus konfirmasi positif COVID-19 yang sembuh bertambah 120 orang sehingga menjadi 2.317 orang,” jelasnya.
Sementara itu, kasus meninggal bertambah 23 orang sehingga akumulasinya menjadi 895 orang. “Kasus yang meninggal bertambah 23 orang sehingga menjadi 895 orang pasien,” tambahnya.
Saat ini kasus positif tersebar di 350 kabupaten/kota seluruh provinsi di Tanah Air. Yuri juga menjelaskan hingga saat ini jumlah spesimen yang telah diperiksa dengan menggunakan metode Real Time PCR adalah 128.383 spesimen dari 92.976 orang. “Jumlah spesimen yang kita periksa Sampai dengan saat ini sebanyak 128.383 spesimen ini berasal dari 92.976 orang,” jelasnya.
Selain itu, kasus Orang Dalam Pemantauan (ODP) saat ini sebanyak 240.726 orang. Sementara Pasien Dalam Pengawasan (PDP) sebanyak 26.932 orang.(*/Tya)
JAKARTA – Pengamat pendidikan Andreas Tambah meminta para siswa untuk berkreasi menumpahkan ide mereka guna merayakan kelulusan sekolah di tengah pandemi. Dia mengatakan, perayaan saat ini juga bisa dilakukan dengan tidak harus keluar rumah.
“Melalui media online juga sekarang banyak caranya, misal tampil streaming gelar musik dari rumah kan tidak apa-apa, banyak idenya,” kata Andreas Tambah di Jakarta, Selasa (5/5/2020).
Kendati, dia mengimbau agar para siswa lebih baik menunda rencana perayaan kelulusan mereka jika tidak bisa dilakukan dalam jalur yang aman dari penyebaran virus Covid-19. Menurutnya, penundaan dilakukan hingga situasi pandemi virus Corona saat ini mereda.
Menurutnya, berkumpulnya orang banyak akan berpotensi menjadi media penyebar virus covid-19 tersebut. Dia mengatakan, setiap orang berpotensi menularkan virus meskipun tidak terlihat gejala penyakitnya.
Dia memprediksi bahwa pandemi Covid-19 di Indonesia kemungkinan akan berjalan lebih lama dari pada negara-negara lain. Menurutnya, hal tersebut disebabkanya rendahnya tingkat kedisplinan masyarakat mengikuti imbauan pemerintah terutama dalam hal pembatasan sosial berskala besar (PSBB).
Disaat yang bersamaan, dia memaklumi hal tersebut mengingat kebijakan itu juga berpotensi memberatkan warga terutama pekerja upah harian. Dia mengatakan, PSBB juga tidak mungkin hanya dilakukan 14 hari saja tanpa perpanjangan waktu.
“Tapi intinya itu (kegiatan di luar ruangan) berisiko tinggi dan enggak mungkin untuk saat ini jadi lebih baik ditunda hingga situasi kondusif. Karena kita juga harus paham betul situasinya tidak memungkinakan karena covid ini,”tukasnya.(*/Joh)
JAKARTA – Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI mengatakan, konten pendidikan yang ingin dihasilkan oleh berbagai pihak guna menunjang sektor ilmu pengetahuan di Tanah Air harus selaras dan memerhatikan kearifan lokal.
Ia mengatakan, konten yang akan dihasilkan oleh Akademi Edukreator harus bisa mengadopsi atau selaras dengan kearifan lokal sehingga memiliki kualitas baik bagi anak didik dalam proses pembelajaran.
“Kami punya etika, norma, atau keindonesiaan, yaitu kearifan lokal yang tidak bisa kita lepaskan terutama dalam pembuatan konten pendidikan,” kata Plt Kepala Pusat Data dan Teknologi Informasi Kemendikbud M Hasan Chabibie melalui konferensi video di Jakarta, Selasa.
Dalam upaya mendukung peluncuran Akademi Edukreator sebagai salah satu media penyedia konten edukasi di Tanah Air, Kemendikbud akan mendukung dari sisi pengajar atau sumber daya manusia.
Selain itu, menurut Hasan, Kemendikbud juga akan mendukung Akademi Edukreator dalam hal kurasi dan kualitas konten yang dihasilkan tersebut.
Untuk menghasilkan sebuah konten pendidikan, menurut Hasan, ada tantangan tersendiri, terutama menghubungkannya dengan substansi materi sehingga mudah dicerna oleh anak didik. Selain itu, ia tak ingin konten yang dihasilkan terlalu banyak hiburan, namun minim substansi materi.
Secara global rata-rata penayangan harian video dengan kata kunci “homeschool” dalam judul di Youtube meningkat lebih dari 120 persen sejak 13 Maret 2020 bila dibandingkan penayangan harian rata-rata hingga sisa akhir tahun.
Sementara itu, Co-founder Kok Bisa media sains dan edukasi yang memperkenalkan Akademi Edukreator, Ketut Yoga Yudistira, berharap gerakan tersebut dapat menginspirasi, melatih dan mengapresiasi para kreator, guru, termasuk profesional untuk mempelajari cara terbaik membagikan ilmu dengan membuat konten video edukasi.
Ketut menyakini, dengan kemampuan menjadi kreator konten edukasi maka akan semakin banyak ilmu yang dapat dipelajari, disebarkan, dan diakses di internet serta memerdekakan pelajar dan membantu merevolusi proses belajar secara dalam jaringan.(*/Ind)
JAKARTA – Pemerintah berharap pandemi virus Corona yang melanda Tanah Air akan berakhir pada Agustus mendatang. Pada
bulan tersebut,Indonesia diharapkan sudah terbebas dari Covid-19 dan kembali kepada kehidupan normal.
Menurut Juru Bicara Pemerintah Bidang Penanganan Covid-19, Achmad Yurianto, kunci pencegahan Corona adalah disipilin
dengan berdiam diri di rumah, jaga jarak fisik dengan orang lain, memakai masker jika harus ke luar rumah dan rajin cuci
tangan.
“Kalau kita menginginkan pada bulan Juni, Juli kasus ini bisa kita kendalikan. Kasus ini sudah mulai bisa dikendalikan
dan kehidupan kita sudah mulai menjadi lebih baik lagi, pembatasan-pembatasan sudah bisa dikurangi,” kata Yuri di Media
Center Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 di Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta, Selasa
(5/5/2020).
Komitmennya, kata Yuri, ada pada diri masing-masing, peraturan sudah banyak, kebijakan yang dibuat sudah cukup banyak,
jejaring pengaman sosial sudah dilakukan.
“Oleh karena itu, kita berharap bahwa di bulan Agustus kita sudah bisa menjalani kehidupan menjadi lebih baik lagi. Sudah
bisa jadi kondisi normal, dalam artian kita bisa memiliki kehidupan berdisiplin, disiplin mencuci tangan misalnya, atau
perilaku hidup bersih dan sehat.
Dengan cara ini lah kita bisa menyelamatkan diri kita, keluarga, dan orang lain,” tambah Yuri.
Hingga hari ini, jumlah pasien positif Covid-19 yang sembuh mencapai 2.197 orang. Jumlah itu bertambah 243 orang
dibandingkan hari kemarin.
Pasien sembuh terbanyak ada di DKI Jakarta 704 orang, Sulawesi Selatan 228 orang, Jawa Timur 180 orang, Jawa Barat 167
orang, dan Bali 160 orang.
Di samping itu jumlah pasien konfirmasi positif Covid-19 per hari ini bertambah 282 sehingga total 12.071. Pasien
meninggal bertambah delapan orang total 872. Spesimen yang telah diperiksa sebanyak 121.547 spesimen dari 88.924 orang.
Tim Gugus Tugas di seluruh wilayah Indonesia berhasil mendata jumlah orang dalam pemantauan (ODP) sebanyak 239.226 orang.
Hampir 200 ribu ODP sudah selesai dipantau dan dinyatakan sehat. Sementara jumlah pasien dalam pengawasan (PDP) mencapai
26.408 orang.
“Kita harus betul-betul memperjuangkan jangan sampai kita tertular, jangan sampai orang lain tertular. Karena itu
kuncinya bagaimana jangan ada penularan. Ini bisa dilakukan, kita bisa gotong royong bersatu memutus rantai
penularan,”jelasnya.(*/Ta)
JAKARTA – Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan meminta seluruh Kepala Dinas khususnya Dinas Pendidikan DKI Jakarta jajarannya termasuk tenaga-tenaga pendidik membaca tulisan-tulisan Bapak Pendidikan Nasional, Ki Hajar Dewantara dalam rangka perayaan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas).
“Apalah arti sebuah peringatan kelahiran kalau kita tidak membaca (hasil pemikirannya). Karena itu saya minta kepada seluruh kepala dinas, Ibu Kadis Pendidikan, wajib semuanya membaca untuk mengetahui apa yang seharusnya ada di pendidikan kita,” kata Anies menyampaikan arahannya dalam Upacara Digital Hari Pendidikan Nasional yang dirayakan di DKI Jakarta, Senin (4/5).
Menurut mantan menteri pendidikan dan kebudayaan (mendikbud) itu, tulisan dan buah pikir Ki Hajar Dewantara sangat berkaitan erat dengan sistem pengajaran yang saat ini dilakukan di negara-negara maju termasuk juga beberapa sekolah di Jakarta.
Anies berharap usai membaca tulisan Ki Hajar Dewantara, para pengajar dapat mempraktikan teknik-teknik pengajaran yang sesuai bagi peserta didik di tengah pandemi Covid-19 yang menyebabkan keterbatasan jarak. “Diksi yang digunakan adalah diksi lama, tapi pemikiran yang terpancar adalah pemikiran yang baru yang masih relevan hari ini.
Mari kita lakukan itu untuk memastikan semua berjalan dengan baik,” ujar Anies.
Dia pun meminta tenaga pengajar di Jakarta tidak malu untuk belajar dari sistem pendidikan negara-negara lainnya yang sudah menerapkan sistem pembelajaran jarak jauh akibat Covid-19. “Saya mengajak kepada semuanya, jangan mencoba selesaikan masalah sendirian.
Lihatlah praktik-praktik terbaik dari seluruh dunia, ambil pengalaman mereka gunakan di Jakarta,” ujar Anies.
Hal itu dilakukan agar tenaga pengajar dapat menemukan solusi yang lebih cepat dengan melakukan penyesuaian-penyesuaian sehingga pengajaran jarak jauh lebih efektif. “Kita tidak perlu melakukan yang biasa disebut reinventing the wheel, dengan cara seperti itu, kita seperti mencoba mencari solusi tapi sebenarnya sudah dilakukan di tempat lain.
Jadi yang perlu kita lakukan dengan perbanyak kegiatan seperti ini dengan berbagai tempat di dunia untuk mengambil praktik-praktik terbaik,” ungkapnya.(*/Joh)
JAKARTA – Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 DKI Jakarta menyampaikan perkembangan kasus penularan virus corona, per 4 Mei 2020.
Terdapat penambahan 55 kasus baru virus corona, bila dibandingkan dengan sehari sebelumnya.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, Widyastuti mengatakan, sebanyak 650 orang dinyatakan telah sembuh, dari total 4.472 orang kasus positif.
Sedangkan jumlah pasien meninggal sebanyak 412 orang.
“2.080 pasien masih menjalani perawatan di rumah sakit, dan 1.330 orang melakukan isolasi di rumah. Dan sebanyak 1.770 orang menunggu hasil laboratorium,” kata Widyastuti dalam keterangan tertulis, Senin (4/5/2020).
Ia menambahkan, pihaknya juga mencatat ada orang dalam pemantauan (ODP) berjumlah 7.446 orang dan 225 masih dipantau. Sementara, jumlah pasien dalam pengawasan (PDP) sebanyak 6.213 dan 1.015 masih menjalani perawatan.
Pihaknya juga memberikan layanan kesehatan jiwa terhadap masyarakat yang terdampak Covid-19.
“Selain itu, masyarakat juga dapat mengakses layanan konsultasi online melalui aplikasi sahabat jiwa (berbasis website) pada situs https://sahabatjiwa-dinkes.jakarta.go.id,” ungkapnya.(*/Tya)
DEPOK – Dengan diperpanjang penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Depok juga akan memperpanjang masa Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) yang sebelumnya berakhir 30 April menjadi 30 Mei 2020.
Keputusan tersebut sesuai dengan Surat Keputusan Wali Kota Depok Nomor 443/177/Kpts/Dinkes/Huk/2020 yakni tentang Pemberlakuan Pelaksanaan PSBB dalam penanganan Covid-19 di Kota Depok.
“Semakin meningkatnya jumlah masyarakat yang terpapar virus Corona (Covid-19), dengan ini kami memutuskan untuk memperpanjang masa belajar di rumah hingga 30 Mei 2020,” terang Wali Kota Depok, Mohammad Idris dalam siaran pers, Sabtu (2/5).
Menurut Idris, keputusan perpanjangan PJJ ini berlaku bagi siswa PAUD/TK hingga SMA sederajat. “Termasuk juga lembaga pendidikan non-formal di Kota Depok,” ucapnya.
Kepala Disdik Kota Depok, Mohammad Thamrin menambahkan, dengan perpanjangan PJJ ini, siswa diharapkan mengisi kegiatan dengan hal yang positif. Seperti di Ramadan kali ini, ucapnya, bisa diisi dengan mengikuti pesantren kilat (sanlat) virtual.
“Harapan kami, para orangtua dapat membantu anak-anaknya menanamkan nilai-nilai religiusitas dan penguatan karakter,”ungkapnya.(*/Idr)
JAKARTA – Sebanyak 3.044 warga DKI Jakarta dinyatakan positif virus corona (Covid-19), setelah Pemprov DKI Jakarta melakukan pendeteksi dini, atau rapid test Covid-19 di 6 wilayah Kota/Kabupaten Administrasi DKI Jakarta dan Pusat.
Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, Fify Mulyani menyatakan sebanyak 79.680 orang telah menjalani rapid test dan dan 76.636 warga dinyatakan negatif Covid-19.
“Positif Covid-19 sebesar 4 persen, dengan rincian 3.044 orang dinyatakan positif,” kata Fifi dalam keterangan tertulis, Sabtu (2/5/2020).
Ia menyebut terhadap orang yang dinyatakan positif akan menjalani pemeriksaan sampel lendir dengan metode swab, yang diperiksa menggunakan metode Polymerase Chain Reaction (PCR).
“Dan tentu sebagaimana yang saya juga pernah sampaikan berulang kali di kesempatan ini, terhadap mereka yang dinyatakan positif dari hasil rapid test akan dilaksanakan tes dengan menggunakan swab PCR,” katanya.
Sebelumnya, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi DKI Jakarta menyampaikan perkembangan terkini per 2 Mei 2020.
Tercatat sebanyak 4.355 orang positif virus corona, 562 orang dinyatakan telah sembuh dan 400 orang meninggal dunia.(*/Tub)
© 2015. All Rights Reserved. Jurnal Metro.com | Analisa Jadi Fakta
Koran Jurnal Metro