JAKARTA – Kepala Biro Kerjasama dan Humas Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Evy Mulyani mengatakan pembukaan sekolah di zona hijau masih dibahas bersama Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19. Sedangkan protokol kesehatan di bidang pendidikan akan dibahas bersama Kementerian Kesehatan.
“Sekolah yang berada di zona hijau tidak langsung dibuka secara otomatis, tetapi melalui prosedur izin, syarat yang ketat,” kata Evy, dalam keterangannya,Minggu (7/6/2020).
Misalnya, ia menjelskan, sebuah sekolah berada di zona hijau, tetapi masih tidak layak dibuka kembali berdasarkan penilaian keseluruhan prosedur dan syarat.
“Tentu ini harus tetap menjalankan pendidikan jarak jauh,” ujar dia.
Sementara itu, untuk sekolah yang berada di zona merah dan kuning, pembelajaran jarak jauh masih menjadi pilihan utama pemerintah. Karena itu, meskipun tahun ajaran baru dimulai Juli 2020/2021, siswa yang sekolahnya berada di zona merah dan kuning sudah pasti masih belajar dari rumah.
“Saat ini model pembelajaran jarak jauh akan menjadi pilihan utama, sehingga bagi sebagian besar sekolah akan melanjutkan pembelajaran jarak jauh seperti yang sudah dilakukan tiga bulan terakhir,” kata dia lagi.
Untuk menunjang pembelajaran jarak jauh ini, Kemendikbud telah merekomendasikan 23 laman yang bisa digunakan peserta didik sebagai sumber belajar. Selain itu, peserta didik dapat memanfaatkan berbagai layanan yang disediakan oleh Kemendikbud antara lain program belajar dari rumah melalui TVRI, radio, modul belajar mandiri dan lembar kerja, bahan ajar cetak serta alat peraga dan media belajar dari benda dan lingkungan sekitar.
Evy menambahkan, aktivitas dan tugas pembelajaran pada sistem pembelajaran jarak jauh bisa dilakukan bervariasi sesuai dengan minat siswa. Selain itu, pertimbangan serta akses atau fasilitas belajar di rumah juga harus dipikirkan.
“Aktivitas dan tugas pembelajaran juga dapat bervariasi antar siswa kemudian disesuaikan juga dengan minat dan kondisi masing-masing termasuk juga mempertimbangkan kesenjangan akses atau fasilitas belajar di rumah,” lanjutnya.(*/Ind)
JAKARTA – Jumlah pasien positif Covid-19 atau virus corona di Indonesia terus meningkat. Hari ini pasien positif bertambah 672.
Totalnya, per hari ini, Minggu 7 Juni 2020 hingga pukul 12.00 WIB, orang dinyatakan positif corona menjadi 31.186.
“Kasus positif kita dapatkan penambahan kasus baru berdasarkan konfirm PCR Covid-19 bertambah 672 dan total jumlah positif menjadi 31.186,” kata Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19, Achmad Yurianto dalam konferensi pers live streaming di Gedung Graha BNPB, Jakarta.
Sementara pasien yang dinyatakan sembuh menjadi 10.498 orang, setelah mengalami penambahan sebanyak 591 orang. Untuk pasien yang meninggal dunia juga bertambah sebanyak 50 orang, sehingga totalnya menjadi 1.851 orang.
Pemerintah terus mengimbau masyarakat untuk menekan penyebaran kasus Covid-19, dengan tetap berada di rumah, rajin mencuci tangan dengan sabun, menjaga jarak saat berinteraksi dengan orang lain dan memakai masker.
Hingga saat ini, pemerintah terus bekerja untuk memerangi Covid-19. Di antaranya dengan menetapkan pandemi Covid-19 sebagai bencana nasional nonalam.(*/Tya)
JAKARTA – Memasuki era normal baru atau new normal, sektor pendidikan tak luput dari perhatian publik. Berbagai kekhawatiran dan keresahan muncul terkait isu wacana pembukaan sekolah pada pertengahan Juli 2020 mendatang.
Keresahan itu umumnya muncul dari para orangtua siswa. Mereka cemas akan keamanan dan keselamatan anaknya dari potensi penularan virus Corona (Covid-19) jika kegiatan belajar mengajar kembali aktif secara tatap muka di sekolah. Mereka berpandangan belum adanya vaksin dan kasus virus Corona yang justru masih bertambah.
Ketua Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Yogi Prawira memahami kekhawatiran itu.
Dia berpandangan, anak memang memiliki hak untuk hidup, hak sehat juga hak pendidikan. Di antara semua itu, hak anak untuk hidup harus menjadi fokus utama saat ini.
“Sebagai manusia, anak punya hak, yang pertama adalah hak untuk hidup, hak untuk mendapatkan kesehatan, baru kemudian hak untuk memperoleh pendidikan. Jadi jangan terbalik, kita pastikan mereka bisa survive (bertahan), bisa sehat dulu baru kita memikirkan tentang pendidikannya,” tutur Ketua Satgas Covid-19 IDAI, Yogi Prawira dalam diskusi virtual dengan sejumlah kementerian/lembaga, Selasa 2 Juni 2020.
Yogi menyampaikan pihaknya terus berdiskusi dengan Perhimpunan Guru Indonesia terkait wacana normal baru di satuan pendidikan. Dalam masa transisi menuju normal baru, IDAI juga menyatakan kesiapan perwakilan IDAI di 34 provinsi mendampingi pemerintah daerah melakukan asesmen teknis.
Sejauh ini, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dan Kementerian Agama (Kemenag) menyepakati tahun pelajaran baru tetap akan dimulai pada Juli 2020. Adapun metode pembelajarannya masih dilakukan secara jarak jauh, baik secara dalam jaringan (daring) maupun luar jaringan (luring).
“Dalam masa transisi menuju new normal, setiap kepala dinas pendidikan dan kepala satuan pendidikan di daerah bersama-sama Gugus Tugas Daerah wajib melakukan pemetaan kesiapan daerah sesuai kriteria dan daftar periksa yang sedang disiapkan,” tegas Pelaksana Tugas Direktur Sekolah Dasar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Khamim.
Direktur Kurikulum, Sarana Prasarana, Kelembagaan dan Kesiswaan Madrasah Kementerian Agama, Ahmad Umar juga mendukung tidak dibukanya madrasah selama pandemi Covid-19 belum mereda.
Tidak hanya bagi anak, hal itu juga dilakukan demi menjamin keamanan dan kesehatan tenaga pendidik. “Kami sudah menyiapkan kurikulum darurat sebagai rujukan untuk para guru dalam melaksanakan pembelajaran jarak jauh, baik daring maupun luring,” jelas Umar.(*/Ind)
JAKARTA – Jumlah pasien berstatus Orang Dalam Pengawasan (ODP) terkait virus corona atau Covid-19 saat ini berjumlah 47.373. Sementara itu, Pasien Dalam Pengawasan (PDP) saat ini ada 13.416 orang.
“Jumlah pasien terbaru hari ini hingga pukul 12.00 WIB, PDP 13.416 dan ODP 47.373,” kata Juru Bicara Pemerintah Untuk Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto dalam jumpa pers live streaming di Gedung Graha BNPB, Jakarta, Kamis (4/6/2020).
Hingga saat ini, kasus positif penyebaran virus corona sudah terjadi di 34 provinsi dan 418 kabupaten/kota.
Dari data terbaru yang diumumkan, pasien positif virus corona atau Covid-19 di Indonesia kembali bertambah sebanyak 585 orang per hari ini. Sehingga totalnya menjadi 28.818.
Sementara jumlah pasien sembuh mengalami penambahan sebanyak 486 orang, sehingga totalnya menjadi 8.892 orang. Untuk pasien meninggal dunia juga bertambah sebanyak 23 orang, sehingga totalnya menjadi 1.721 orang.(*/Tya)
BOGOR – Untuk tahun ajaran baru sekolah tingkat SD-SMP, Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Bogor sedang menyusun protokol kesehatan yang tepat untuk diterapkan di lingkungan sekolah.
Protokol kesehatan itu berdasarkan zona hijau, kuning, dan merah penyebaran wabah virus corona yang sebelumnya sudah dikeluarkan Tim Gugus Tugas Penangganan Covid-19 Kabupaten Bogor.
“Mulai Senin (13/7/2020) mendatang atau bertepatan dengan tahun ajaran baru 2020/2021 mendatang, sekolah-sekolah mulai menerapkan belajar di sekolah, namun skenario pembelajarannya tergantung zona penyebaran wabah Covid-19,” ucap Kepala Disdik Kabupaten Bogor Entis Sutisna kepada wartawan, Kamis (4/6).
Dia menerangkan, skenario pembelajaran bisa dikombinasikan dengan sistem belajar online. Jam belajar pun akan disesuaikan sesuai kondisi wilayah.
“Untuk protokol kesehatan semua zona sama dan harus melaksanakannya, sedangkan untuk jam dan hari belajar itu berbeda sesuai dengan zona penyebaran wabah Covid-19 nya. Untuk menerapkan hal ini, kami akan berkordinasi dengan para camat, kepala desa maupun lurah,” terangnya.
Terpisah, Bupati Bogor Ade Yasin menuturkan pihaknya sangat berhati-hati dalam upaya membuka kembali sekolah. Hingga saat ini, jajarannya sedang menyusun skema pembelajaran yang tepat.
“Kami tak ingin sekolah menjadi kluster baru penyebaran wabah Covid-19 hingga kita sangat berhati-hati dalam membuat kebijakan hingga kegiatan belajar mengajar di sekolah bisa normal kembali,” tutur Ade.
Sementara, Adrian orang tua siswa Kelas II SDN Keradenan Kaum Cibinong meminta jaminan dari pemerintah daerah agar sekolah benar-benar aman dari penyebaran wabah Covid-19.
“Kami tak ingin anak kami tertular wabah Covid-19 hingga kalau pun sekolah akan berjalan normal kembali kegiatan belajar mengajarnya maka harus ada aturan yang jelas dan bisa memastikan keamanan kesehatan para siswa,” pinta Adrian. (*/Nia)
SURABAYA – Dinas Pendidikan Kota Surabaya belum bisa memutuskan kapan pelaksanaan tahun ajaran baru. Mereka masih menunggu surat atau pedoman resmi dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).
Kepala Dinas Pendidikan Kota Surabaya, Supomo menuturkan, pihaknya belum bisa memutuskan kapan dimulainya tahun ajaran baru di Kota Pahlawan. Karenanya, pemkot belum bisa merencanakan itu, sembari menunggu surat resmi dari Kemendikbud.
“Jadi kita masih menunggu surat resmi dari Kemendikbud. Makanya pembelajaran itu belum bisa dilakukan,” kata Supomo, Rabu (3/6/2020).
Ia melanjutkan, ada beberapa statemen dari pejabat Kemendikbud yang menyatakan pembelajaran dimulai 13 Juli 2020. Namun, hal ini belum bisa dijadikan pedoman, karena belum ada surat resmi. Menurutnya, mungkin pengertian awal tahun ajaran baru itu dimulai 13 Juli 2020, tapi sistem pembelajarannya tidak harus melalui tatap muka langsung.
“Seperti kemarin-kemarin yang sudah terjadi (di Surabaya) pembelajarannya melalui daring, jadi seperti itu. Jadi kita masih menunggu petunjuk resmi dari Kemendikbud,” katanya.
Supomo menilai, mungkin saja pada 13 Juli 2020 itu ada daerah yang bisa menerapkan sistem pembelajaran langsung melalui tatap muka. Namun, hal ini pastinya harus disesuaikan dahulu dengan kondisi wilayah masing-masing. “Kalau di Surabaya juga menunggu rekomendasi dari Gugus Tugas tentang kondisi di Surabaya. Tentunya nanti analisanya lebih dalam lagi,” jelasnya.
Sedangkan untuk sistem pembelajaran melalui daring, Dinas Pendidikan sebelumnya telah menerapkan hal itu. Namun begitu, pihaknya yakin, jika nantinya Kemendikbud memberikan aturan tentang dimulainya sistem pembelajaran tatap muka di sekolah, pastinya mereka juga memberikan guidance atau pedoman-pedoman apa saja yang harus dilakukan dan diantisipasi.
“Karena saat ini masih dalam kondisi COVID-19, maka kita juga harus sangat peduli dengan kondisi (kesehatan) anak-anak,” ungkapnya.
Mantan Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kota Surabaya ini pun mencontohkan, sebelum ada pandemi COVID-19, anak-anak biasa berangkat ke sekolah beramai-ramai, bahkan ketika bermain juga bersama. Namun, ketika dalam perjalanannya dari rumah ke sekolah atau sebaliknya, siapa yang bisa memastikan anak-anak itu menerapkan protokol kesehatan.
“Begitu sampai di sekolah kita terapkan protokol, tapi pada waktu berangkat dan pulang sekolah siapa yang bisa menjamin anak-anak itu menerapkan protokol kesehatan sebagaimana disiplin. Mungkin kendala-kendala seperti itu kalau (diterapkan) belajar secara fisik (tatap muka),” kata Supomo.(*/Gio)
BANDUNG – Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil mengatakan tidak akan mengizinkan sekolah dibuka meskipun daerah tersebut sudah masuk dalam zona biru.
“Khusus untuk sekolah, itu belum boleh sama sekali, walaupun sudah zona biru,” kata pria yang kerap disapa Emil ini dalam konferensi pers Evaluasi PSBB Jabar, Jumat 29 Mei 2020 yang disiarkan secara daring di kanal YouTube Humas Jabar.
“Kami akan meneliti lebih mendalam karena jumlahnya jutaan, anak-anak harus kita utamakan keselamatannya,” tambahnya.
Emil menjelaskan bahwa zona biru di Jabar sudah boleh melakukan new normal atau disebut adaptasi kebiasaan baru (AKB).
Menurutnya, pemerintah harus yakin tidak ada ancaman luar biasa terhadap anak-anak sekolah dulu, sebelum akhirnya memutuskan sekolah dibuka kembali.
“Jadi, sekolah itu mungkin terakhir, sampai kami betul-betul yakin tidak ada ancaman luar biasa baru wacana sekolah kembali dibuka,” jelasnya.
Sebelumnya Emil menjelaskan di Jabar sendiri sekarang sudah ada 15 daerah yang masuk zona biru.Wilayah yang masuk dalam zona biru tersebut akan diizinkan melakukan new normal atau AKB.
Dari semua kabupaten/kota di Jabar saat ini sudah tidak ada lagi yang masuk dalam daftar zona merah.
Adapun daerah yang tidak lagi masuk zona merah yaitu Kota Bekasi, Kabupaten Bekasi dan Kota Cimahi. Ketiga daerah ini masuk ke dalam zona kuning.
Terdapat 12 daerah yang masih zona kuning dan direkomendasikan untuk melaksanakan pembatasan sosial berkala besar (PSBB).
Untuk wilayah Bodebek (Bogor, Depok, Bekasi), Emil mengatakan PSBB dilanjutkan sampai tanggal 4 Juni 2020.
Adapun 7 daerah lainnya di luar Bodebek, PSBB akan dilanjutkan hingga tanggal 12 Juni 2020.(*/Hend)
JAKARTA – Jumlah warga di Jakarta yang positif terinfeksi virus corona hingga, Rabu (3/6/2020) siang, mencapai 7.539 orang.
Ada penambahan 83 kasus baru positif corona berdasarkan laporan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 DKI.
Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Weningtyas Purnomorini mengatakan, dari 7.539 kasus positif Covid-19, 2.530 orang di antaranya dinyatakan telah sembuh dan 529 orang meninggal dunia.
“Sampai dengan hari ini kami laporkan, sebanyak 1.699 pasien masih menjalani perawatan di rumah sakit dan 2.781 orang melakukan isolasi mandiri di rumah,” kata Weningtyas dalam keterangannya.
Sementara orang dalam pemantauan (ODP) corona di DKI Jakarta berjumlah 16.073 orang dan pasien dalam pengawasan (PDP) terkait Covid-19 sebanyak 11.229 orang.
Ia menjelaskan, secara kumulatif, pemeriksaan PCR telah dilakukan di DKI Jakarta, sampai dengan 2 Juni 2020 sebanyak 156.684 sampel. Pada 2 Juni 2020, dilakukan tes PCR pada 1.380 orang, 1.135 di antaranya dilakukan untuk menegakkan diagnosis pada kasus baru, dengan hasil 83 positif dan 1.052 negatif.
“Pemeriksaan massif secara selektif terus dilakukan di daerah kelurahan terpilih yang dikaji secara epidemologis dan menurut kepadatan penduduk. Ada 58 Kelurahan terpilih yang dilakukan rapid test tersebut. Sasaran ditujukan kepada warga lansia, warga dengan kasus penyakit tertentu, dan juga pada ibu hamil,” ujarnya.
Tim Gugus Tugas Covid-19 telah melaksanakan rapid test terhadap 160.231 orang. Dari hasil itu, diketahui 5.974 orang dinyatakan reaktif Covid-19 dan 154.257 orang dinyatakan non-reaktif.
“Untuk kasus positif ditindaklanjuti dengan pemeriksaan swab secara PCR dan apabila hasilnya positif dilakukan rujukan ke Wisma Atlet atau RS atau dilakukan isolasi secara mandiri di rumah,” tukasnya.(*/Tya)
JAKARTA – Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) mengadakan survei kepada orang tua, guru dan peserta didik di 34 provinsi.
Berdasarkan survei tersebut, sebanyak 85,5 persen orang tua khawatir jika sekolah dibuka kembali.
Melalui keterangan resminya, PGRI melakukan survei kepada 61.913 orang tua, 19,296 guru, dan 64.386 peserta didik. Survei disebar melalui jaringan organisasi di 514 kabupaten/kota di seluruh Indonesia.
“Hanya 14,5 persen orang tua yang tidak khawatir jika putra putrinya kembali ke sekolah,” kata Unifah, Selasa (2/6).
Mayoritas orang tua nampaknya tetap menghendaki pembelajaran dilanjutkan dengan cara dalam jaringan (daring). Orang tua merasa khawatir apabila sekolah dibuka kembali di tengah pandemi Covid-19 yang saat ini masih belum memperlihatkan penurunan signifikan.
Berdasarkan survei tersebut juga, sebanyak 72,2 persen orang tua 72,2 persen sementara sisanya 27,8 persen tidak setuju. Mereka juga menyatakan, siswa mengikuti pembelajaran jarak jauh (PJJ) dengan baik sebanyak 68,5 persen dan 31,5 persen menyatakan belum baik.
Sementara kesiapan guru dalam menghadapi new normal adalah 53,5 persen menyatakan siap, sisanya 46,5 persen menyatakan belum siap. Di sisi lain, terkait perpanjangan PJJ hingga akhir Desember 2020, sebanyak 42,6 persen siswa menyatakan setuju sementara 57,4 persen manyatakan tidak setuju.
“Perlu evaluasi dan perbaikan pelaksanaan PJJ agar ke depan lebih baik dan siswa merasa nyaman,” kata Sekjen PB PGRI, Ali Rahim.(*/Ind)
JAKARTA – Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi DKI Jakarta menyampaikan perkembangan terkini kasus Covid-19 di DKI Jakarta per Selasa 2 Juni 2020. Data hari ini, jumlah penambahan positif 76 orang, sembuh 59 orang, dan meninggal dunia bertambah 4 orang.
Kepala Bidang Sumber Daya Kesehatan, Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, Ani Ruspitawati memaparkan, secara kumulatif, jumlah kasus positif di wilayah DKI Jakarta sebanyak 7.459 kasus positif. Dari jumlah tersebut, 2.405 orang dinyatakan telah sembuh dan 525 orang meninggal dunia.
Sebelumnya, pada Senin (31/5) kemarin tercatat total 7.383 orang positif, 2.246 orang dinyatakan telah sembuh, dan 521 orang meninggal.
“Sampai dengan hari ini kami laporkan, sebanyak 1.743 pasien masih menjalani perawatan di rumah sakit dan 2.786 orang melakukan self isolation di rumah,” paparnya, Selasa (2/6/2020).
Untuk Orang Tanpa Gejala (OTG) sebanyak 18.651 orang, Orang Dalam Pemantauan (ODP) berjumlah 15.805 orang dan Pasien Dalam Pengawasan (PDP) sebanyak 11.026 orang.
Ani menjelaskan, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta juga telah meningkatkan kapasitas pemeriksaan metode RT-PCR, dengan membangun Laboratorium Satelit Covid-19, berlokasi di sebagian lahan RSUD Pasar Minggu sejak 9 April 2020 dan membangun jejaring dengan 36 laboratorium pemeriksa Covid-19.
Secara kumulatif, pemeriksaan PCR telah dilakukan di DKI Jakarta, sampai dengan 1 Juni 2020 sebanyak 154.345 sampel. Pada 1 Juni 2020, dilakukan tes PCR pada 1.512 orang, 1.008 di antaranya dilakukan untuk menegakkan diagnosis pada kasus baru, dengan hasil 73 positif dan 935 negatif.
Pemeriksaan massif secara selektif terus dilakukan di daerah Kelurahan terpilih yang dikaji secara epidemologis dan menurut kepadatan penduduk. Ada 58 Kelurahan terpilih yang dilakukan rapid test tersebut. Sasaran ditujukan kepada warga lansia, warga dengan kasus penyakit tertentu, dan juga pada ibu hamil.
Total sebanyak 143.367 orang telah menjalani rapid test, dengan persentase positif Covid-19 sebesar 4 persen, dengan rincian 5.683 orang dinyatakan reaktif Covid-19 dan 137.684 orang dinyatakan non-reaktif. Untuk kasus positif ditindaklanjuti dengan pemeriksaan swab secara PCR dan apabila hasilnya positif dilakukan rujukan ke Wisma Atlet atau RS atau dilakukan isolasi secara mandiri di rumah.
“Bagi masyarakat, kami imbau untuk selalu memperhatikan protokol kesehatan, yaitu menggunakan masker, selalu mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir atau menggunakan hand sanitizer, menjaga jarak antarorang minimal 1,5 – 2 meter, dan menjaga diri untuk tetap beraktivitas di rumah,”terangnya.(*/Tya)
© 2015. All Rights Reserved. Jurnal Metro.com | Analisa Jadi Fakta
Koran Jurnal Metro