PEKALONGAN – Para siswa dan orang tua wali murid mengapresiasi adanya program guru mengajar melalui radio dan televisi lokal yang digagas Pemerintah Kota Pekalongan, Jawa Tengah, karena mereka terbantu memperoleh pelajaran sekolah yang dapat disimak di rumah.
Beberapa siswa di Pekalongan, Kamis (3/9), mengatakan bahwa para siswa merasa senang dan terbantu mendapatkan pelajaran sekolah di tengah masa pandemi Covid-19 karena selama kegiatan belajar mengajar ditiadakan sementara.
“Kami sangat senang dapat memperoleh pelajaran dari guru-guru yang bisa didengarkan melalui radio di rumah. Alhamdulillah, senang sekali ditemani bunda dapat menyimak ibu guru atau bapak guru menyampaikan materi pelajaran melalui radio,” kata Rara, siswa teman kanak-kanak (TK).
Dia yang didampingi ibunya mengatakan selama masa pandemi Covid-19, kegiatan belajar mengajar di sekolah diliburkan sementara dan hanya dapat belajar dari rumah.
“Setiap hari, saya dapat tugas pelajaran dari ibu guru dan bapak guru untuk dikerjakan di rumah. Namun, terkadang ada pelajaran yang tidak dimengerti sehingga harus minta tolong pada bundanya,” katanya.
Orang tua siswa Rosyanti mengaku selama ini, anaknya hanya bermain setelah mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Namun, kata dia, karena tugas guru yang diberikan pada anaknya hanya monoton sehingga menimbulkan kejenuhan.
“Oleh karena, kami sangat menyambut positif adanya program guru mengajar melalui radio dan TV lokal karena anaknya dapat mendengarkan pelajaran itu dengan baik. Kami senang dengan metode pelajaran ini karena anak-anak pada pukul 08.00 WIB sudah menyiapkan buku-buku pedoman dan buku tulis serta kelengkapan lainnya untuk menyimak pelajaran yang disampaikan oleh guru melalui radio,” katanya.
Kepala Dinas Komunikasi dan Informasi Kota Pekalongan Yos Rosidi mengatakan inovasi pembelajaran jarak jauh melalui radio dan TV ini mendapatkan dukungan dari Dinas Pendidikan dan PGRI setempat. Pembelajaran jarak jauh ini, kata dia, sudah dapat dinikmati oleh para siswa setiap hari Senin hingga Jumat pukul 08.00 WIB sampai pukul 11.00 WIB dengan masing-masing durasi per materi pembelajaran selama 25 menit.
“Kami berharap pembelajaran jarak jauh bagi siswa yang secara interaktif dan menyenangkan melalui radio dan TV lokal ini dapat diakses dari rumah dengan pendampingan orang tua,”jelasnya.(*/D Tom)
SURABAYA – Guru yang terkonfirmasi positif Covid-19 di Kota Surabaya, Jawa Timur, tersisa empat orang yang dalam perawatan. Sebelumnya, jumlah guru terkonfirmasi Covid-19 sebanyak 394 orang.
“Hari ini guru yang terkonfirmasi hanya tinggal empat orang saja. Mereka dari Kecamatan Wonocolo. Saat ini karantinanya di Hotel Asrama Haji,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya, Febria Rachmanita di Balai Kota Surabaya, Kamis (3/9).
Menurut dia, berdasarkan data terbaru per Kamis, data kumulatif guru yang telah dilakukan swab test 4.460 orang. Dari jumlah tersebut, hasil yang sudah keluar berjumlah 3.686 orang dengan rinciannya, yakni pasien terkonfirmasi ada 394 orang dan negatif berjumlah 3.280 orang.
Ia menjelaskan pasien-pasien yang terpapar tersebut sebagian besar statusnya sebagai Orang Tanpa Gejala (OTG) dan tidak memiliki komorbid (penyakit penyerta) sehingga proses kesembuhan mereka bisa berlangsung cepat.
“Treatmennya tidak ada bedanya dengan pasien yang lain. Bahkan hingga hari ini kami terus melakukan tes swab kepada para guru-guru,” ujarnya.
Tidak hanya itu, ia mengatakan salah satu strategi agar pasien yang terpapar dapat lekas pulih, yakni dengan cara masif melakukan deteksi dini. Dari situlah saat diketahui hasilnya kemudian Dinkes langsung bergerak cepat untuk melakukan penanganan.
“Kenapa harus dilakukan pemeriksaan masif? Karena kita harus menemukan dari awal deteksi, begitu mengetahuinya langsung kita terapi. Ini salah satu cara kita, agar pasien banyak yang sembuh,” katanya.
Pada kesempatan yang sama, ia juga memaparkan, bagi para guru yang memiliki komorbid (penyakit penyerta) diwajibkan untuk ekstra menjaga kondisinya agar tidak kambuh. Misalnya, lanjut dia, penyakit diabetes harus tetap mengkonsumsi obat-obat yang dianjurkan agar diabetesnya tetap terkendali.
“Jadi seperti diabetes itu tidak mungkin sembuh. Tetapi dia bisa terkendali,” kata dia.
Bahkan, ia mengimbau kepada para guru agar memperketat dalam menjaga protokol, terutama menjaga jarak, mengenakan masker dan rajin cuci tangan, olahraga rutin, mengkonsumsi makanan sehat dan berjemur sebelum pukul 09.00 WIB. Jika nantinya para guru datang ke sekolah maka dilarang untuk makan bersama-sama tanpa memperhatikan jarak.
“Apalagi ngobrol tanpa mengenakan masker. Jangan sampai itu terjadi karena kita tidak tahu virus itu ada dimana,” kata dia.
Selain itu, Febria mengatakan hingga Rabu (3/9) jumlah pasien kumulatif yang dinyatakan sembuh mencapai 9.989 orang. Angka itu merupakan bagian dari jumlah kumulatif pasien konfirmasi sebanyak 12.436 orang.
“Untuk yang dalam perawatan yakni 1.501 terdiri dari rawat jalan 692 orang, rawat inap rumah sakit 569 orang, Hotel Asrama Haji 163 orang dan RS lapangan 77 kasus,” tukasnya.(*/Gio)
JAKARTA – Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengingatkan bahwa Covid-19 adalah penyakit yang relatif baru. Namun, perlu selalu memperbaharui pengetahuan terhadap penyakit ini dari waktu ke waktu.
“Kita belajar dan selalu kita informasikan kepada masyarakat agar kita efektif dan efisien mencegah penularan dan menghindari dari sakit dari Covid-19,” katanya saat konferensi pers, Kamis (3/9/2020).
Wiku menyampaikan beberapa gejala Covid-19 yang dapat muncul dalam 2 sampai 14 hari setelah seseorang terpapar virus SARS Cov 2. Menurutnya, dari data WHO dan CDC di Amerika ada beberapa gejala yang sering muncul pada penderita Covid-19.
“Itu adalah demam, batuk, sesak nafas dan kehilangan penciuman atau indera perasa. Dan ini dibuktikan oleh penelitian observasional pada 961 tenaga kesehatan dan juga pada 87% pasien pada penelitian di Eropa yang telah disampaikan di dalam artikel ilmiah,” ujarnya.
Dia mengatakan, virus ini biasanya masuk ke tubuh melalui hidung yang dilapisi reseptor ACE2 yang berfungsi sebagai jalan masuk virus ke dalam sel sehingga menimbulkan gejala berupa pilek, hidung tersumbat atau nyeri tenggorokan.
Reseptor ACE2 tersebut juga berada di seluruh tubuh yaitu pembuluh darah, usus dan organ lainnya. Sehingga tidak mengherankan apabila virus dapat memiliki efek di organ-organ lain.
“Sehingga ada juga gejala-gejala lain di luar sistem pernapasan yang dapat muncul pada penderita yaitu diare, tidak nafsu makan, mual dan muntah, sakit kepala, terasa lelah berlebihan, nyeri otot atau pegal-pegal, radang selaput bening mata atau konjungtivitis, bercak pada kulit atau perubahan warna jari-jari tangan dan kaki,” jelasnya.
“Jika Anda mengalami gejala tersebut jangan panik segera ke Puskesmas rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat dan ikuti arahan dari tenaga kesehatan yang ada di sana,” tandasnya.(*/Tya)
BEKASI – Satuan Gugus Tugas Percepatan dan Penanganan Covid-19 Kabupaten Bekasi, Jawa Barat menunda pembukaan proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) secara tatap muka.
Sebab, Kabupaten Bekasi kembali berstatus zona merah akibat munculnya penularan corona di klaster kawasan industri.
Padahal sebelumnya, Gugus Tugas telah merekomendasikan agar KBM tatap muka di sekolah setingkat SMA sederajat pada tujuh kecamatan Kabupaten Bekasi kembali berjalan. Itu juga sesuai keputusan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang memperbolehkan kegiatan KBM Tatap Muka.
Juru Bicara Gugus Tugas Covid-19 Kabupaten Bekasi, Alamsyah mengatakan, untuk kegiatan KBM tatap muka di sekolah yang berada di Kabupaten Bekasi ditunda sementara hingga waktu yang belum ditentukan.
“Kami tunda demi kebaikan bersama dan menekan angka penyebaran Covid-19,” katanya.
Menurut dia, pihaknya beberapa waktu lalu menyampaikan telah merekomendasi 43 Sekolah Menengah Atas (SMA) yang ada di tujuh dari 23 kecamatan Kabupaten Bekasi. Rincian 43 sekolah itu berada di Kecamatan Muara Gembong dengan jumlah sebanyak lima SMA.
Kemudian, Kecamatan Tambelang tiga sekolah, Sukakarya tiga sekolah, Kedungwaringin 11 sekolah, Suka Wangi delapan sekolah, dan Cabangungin tujuh sekolah. Keluarnya rekomendasi itu, gugus tugas juga telah melakukan persiapan dan langsung bekerjasama dengan Pemerintah Provinsi Jawa Barat.
“Kemarin itu ada sekitar 4 sekolah yang sudah mengajukan permohonan untuk kembali melaksanakan proses KBM tatap muka, namun sekarang kami tunda,” tegasnya.
Untuk itu, pemerintah saat ini tengah fokus melakukan penanganan kluster Industri yang tersebar di wilayahnya.
Sebagaimana diketahui, penularan virus corona di Kabupaten Bekasi kembali melejit. PT LG Electronic Indonesia terdapat 242 karyawannya terpapar Covid-19, pabrik Suzuki ada 71 karyawannya terpapar Covid-19, dan PT Nippon Oilseal Kogyu Indonesia ada 88 karyawan terpapar Covid-19.(*/Eln)
JAKARTA – Satuan Tugas Penanganan Covid-19 melaporkan bahwa pada hari ini ada penambahan kasus konfirmasi positif sebanyak 3.075 orang. Sehingga totalnya secara nasional menjadi 180.646.
Dari laporan penambahan kasus baru itu setidaknya ada lima provinsi yang paling tinggi melaporkan angka kasus positif.Pada posisi pertama ditempati oleh DKI Jakarta dengan penambahan kasus baru sebanyak 1.054 dan pasien sembuh sebanyak 474 orang.
Sebagai catatan, dalam empat hari belakang ini, Jakarta berturut-turut menjadi provinsi penyumbang paling banyak kasus konfirmasi positif per harinya.
Kemudian, kedua diduduki oleh Jawa Timur yang melaporkan penambahan kasus positif corona baru sebanyak 385 dan 314 orang dinyatakan sembuh.
Selanjutnya, diisi oleh Jawa Tengah dengan 264 kasus positif Covid-19 baru dengan penambahan kasus sembuh sebanyak 200 orang.
Lalu, Jawa Barat dengan 203 kasus positif baru dan 137 sembuh. Dan yang terakhir adalah Provinsi Sumatera Utara, dengan 182 positif baru dengan pasien sembuh sebanyak 106 orang.
Hingga saat ini, kasus positif penyebaran virus corona sudah terjadi di 34 provinsi dan 488 kabupaten/kota.
Dari data terbaru yang diumumkan, pasien positif virus corona atau Covid-19 di Indonesia kembali bertambah sebanyak 3.075 orang per hari ini. Sehingga totalnya menjadi 180.646
Sementara jumlah pasien sembuh mengalami penambahan sebanyak 1.914 orang, sehingga totalnya menjadi 129.971 orang. Untuk pasien meninggal dunia juga bertambah sebanyak 111 orang, sehingga totalnya menjadi 7.616 orang.(*/Tya)
LEBAK – Pemerintah Kabupaten Lebak, Banten, menghentikan kegiatan belajar mengajar di sekolah, setelah seorang guru teridentifikasi positif terjangkit Covid-19. Pemkab Lebak menutup sementara sekolah untuk mencegah penyebaran Covid-19.
“Kami menghentikan semua kegiatan belajar di sekolah,” kata Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Lebak Wawan Ruswandi di Lebak, Sabtu (29/8/2020).
Menurutnya, guru yang positif Covid-19 tersebut bekerja di SDN 1 Rangkasbitung Timur, Jalan Siliwangi Kecamatan Rangkasbitung, Kabupaten Lebak. Pemerintah daerah kini menutup sementara sekolah agar tidak melaksanakan kegiatan belajar untuk pencegahan penyebaran Covid-19.
“Kami minta guru dan siswa agar menaati protokol kesehatan dengan memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan menggunakan sabun,” katanya.
Sementara itu, Juru Bicara Satgas Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Lebak dr Firman Rahmatullah mengatakan pihaknya telah melakukan pemeriksaan tes usap kepada siswa dan guru yang diduga kontak erat dengan penderita. Saat ini, pihaknya melaksanakan tes usap kepada guru setempat sebanyak 27 orang dan 21 siswa.
“Kami melakukan tes usap untuk pencegahan Covid-19 agar tidak menyebarkepada orang lain dan hasilnya bisa diketahui 12 hari,” tukasnya.(*/Dul)
JAKARTA – Pemerintah kembali melaporkan jumlah kasus positif Covid-19 di Tanah Air. Tercatat hingga 29 Agustus 2020, jumlah kasus positif yang dalam perawatan saat menjadi 39.132 orang. Jumlah ini mengalami peningkatan sebanyak 1.314 orang dari hari sebelumnya 28 Agustus 2020 yakni sebanyak 37.818 orang.
Sementara saat ini kasus terkonfirmasi positif Covid-19 tercatat bertambah 3.308 kasus. Sehingga akumulasi kasus Covid-19 di Tanah Air sebanyak 169.195 orang.
Data penambahan kasus positif Covid-19 di Indonesia kini dipublikasikan oleh Satuan Tugas Penanganan Covid-19 di https://www.covid19.go.id dan laman Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melalui laman https://www.kemkes.go.id/.
Selain itu, juga dilaporkan kasus yang sembuh dari Covid-19 pada hari ini tercatat bertambah 1.902 orang. Sehingga total sembuh sebanyak 122.802 orang. Dengan begitu, tingkat kesembuhan Covid-19 saat ini tercatat menjadi 72,6% dari seluruh jumlah kasus terkonfirmasi Covid-19.
Sementara itu pasien Covid-19 yang meninggal bertambah bertambah 92 orang. Sehingga meninggal menjadi 7.261 orang. Saat ini, tingkat kematian akibat Covid-19 di Indonesia mencapai 4,3% dari kasus terkonfirmasi positif.(*/Tya)
SURABAYA – Wakil Sekretaris Satuan Tugas Covid-19 Surabaya Irvan Widyanto mengaku terus memassifkan tes Covid-19 terhadap tenaga pengajar atau guru jenjang SD dan SMP di Surabaya. Irvan mengungkapkan, hingga saat ini sudah 3.127 guru atau setara 40 persen dari total guru yang ada di Surabaya, yang menjalani tes swab.
“Hasilnya yang terkonfirmasi positif totalnya 137 orang dan 4 orang meninggal dunia. Tapi yang meninggal itu karena ada penyakit penyerta (bukan murni Covid-19)” ujar Irvan di Surabaya, Rabu (26/8/2020).
Irvan mengatakan, sesuai perintah Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, para guru SD dan SMP hingga saat ini diminta bekerja dari rumah (WFH). Dia mengulangi, hingga saat ini yang menjalani tes masih sekitar 40 persen dari total guru SD-SMP di Kota Pahlawan.
“Masih 30 sampai 40 persen yang dites. Selanjutnya para guru diminta kerja dari rumah, tes terus dilakukan,” ujarnya.
Menurut Irvan, tes massal pada guru ini sekaligus bagian dari pematangan persiapan bila nanti belajar tatap muka benar-benar dilakukan. Selain para guru, tes Covid-19 kemungkinan juga dilakukan pada para siswa. Namun itu dilakukan saat belajar tatap muka benar-benar dipastikan akan dimulai.
“Semua ini agar persiapan lebih matang, kita tidak terburu-buru memutuskan belajar tatap muka. Kami masih menyiapkan segala sesuatunya sehingga semuanya bisa terjamin keselamatannya bukan hanya murid tapi juga guru. Kalau tahapan tatap muka dimulai, para siswa dimungkinkan juga akan dilakukan tes swab,” ujarnya.
Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya, Supomo memastikan, sebelum memulai pembelajaran tatap muka sekolah jenjang SD dan SMP, pihaknya akan terlebih dahulu memastikan kondisi kesehatan guru, siswa, maupun elemen lain yang ada di sekolah.
Supomo memastikan, hingga saat ini pihaknya terus melakukan kajian-kajian mendalam sebelum rencana pembelajaran tatap muka itu direalisasikan. Artinya belum diputuskan, kapan pembelajaran tatap muka dilaksanakan.
“Karena itu kita nanti harus pastikan, gurunya sehat, muridnya sehat, petugas kebersihan sehat, petugas keamanan sehat dan protokol Covid-19 di sekolah itu harus ada semuanya,”tukasnya.(*/Gio)
GARUT – Kegiatan belajar mengajar (KBM) secara tatap muka di sekolah di wilayah Kabupaten Garut dipastikan belum bisa digelar sekarang ini.
Kepastian itu berlaku untuk semua jenjang pendidikan. Mulai Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Pertama (SMP) di bawah naungan Dinas Pendidikan Kabupaten Garut maupun Sekolah Menengah Atas (SMA)/Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di bawah naungan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat.
Hal itu karena kecenderungan kasus positif Covid-19 di Kabupaten Garut terus meningkat dalam beberapa waktu terakhir ini.
Menurut Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Garut Totong, Dinas Pendidikan Kabupaten Garut sendiri semula berencana memulai belajar tatap muka di sekolah mulai September ini.
Namun karena belajar tatap muka tingkat SMA/SMK yang rencananya dimulai 18 Agustus 2020 pun urung karena kasus konfirmasi positif Covid-19 cenderung naik di hampir setiap kabupaten/kota di Jawa Barat maka rencana belajar tatap muka bagi satuan pendidikan setingkat PAUD hingga SMP di Garut pada September pun batal digelar.
Apalagi berdasarkan keputusan bersama empat menteri, tahapan belajar tatap muka di sekolah digelar setelah SMA/SMK, disusul jenjang di bawahnya, yakni SMP, SD kemudian PAUD.
“Prioritas utama pemerintah sebenarnya lebih mengutamakan kesehatan dan keselamatan peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan, keluarga, dan masyarakat secara umum, serta mempertimbangkan tumbuh kembang peserta didik dan kondisi psikososial dalam upaya pemenuhan layanan pendidikan selama pandemi Covid-19,” kata Totong, Kamis (27/8/2020).
Dia mengatakan, kalaupun tahapan belajar tatap muka disekolah dimulai, dan sekolah dinyatakan aman, pihaknya tetap mesti mempertimbangkan jaminan keamanan pendidik maupun peserta didik selama perjalanan antarrumah dan sekolah dari ancaman penularan Covid-19. Baik dalam kendaraan umum maupun berjalan kaki.
“Ketika semakin banyak kerumunan maka semakin banyak pula yang harus diantisipasi, ini berisiko terjadi kluster baru, dan ini bahaya juga. Jadi, kita mengikuti aturan pusat saja,”tukasnya.(*/Dang)
JAKARTA – Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito mengatakan, saat ini semua kota yang ada di DKI Jakarta masuk dalam zona merah atau risiko tinggi covid-19. Satu-satunya wilayah yang tidak masuk zona merah adalah Kabupaten Kepulauan Seribu.
“Dari DKI Jakarta ini seluruh kotanya yaitu Jakarta Utara, Jakarta Selatan, Jakarta Pusat, Jakarta Timur, Jakarta Barat,” kata Wiku saat konferensi pers di Kantor Presiden, Kamis (27/8/2020).
Wiku mengatakan, bahwa dua dari lima kota tersebut yakni Jakarta Timur dan Jakarta Selatan yang sebelumnya masuk zona berisiko sedang menjadi berisiko tinggi.
Sementara tiga kota lainnya yakni Jakarta Barat, Jakarta Pusat dan Jakarta Utara selama empat minggu berada di zona merah. Wiku menyebut kasus di DKI Jakarta menanjak terus. Bahkan pada pekan lalu jumlah kasus kumulatifnya tertinggi.
“Sedangkan kematiannya masih naik terus. 116 kematian dalam waktu satu minggu,” ungkapnya.Lalu orang yang dirawat di rumah sakit juga masih banyak atau di fase puncak. Namun begitu tingkat kesembuhannya juga meningkat menjadi 75%. Wiku juga mengapresiasi bahwa pencatatan kasus covid-19 di DKI Jakarta dilakukan dengan baik baik. Termasuk juga tracing dan testingnya
“Tentunya tugas selanjutnya adalah mengendalikan kasus-kasus covid-19 dengan masyarakat yang lebih disiplin untuk menjalankan protokol kesehatan,” katanya.
Dia juga mengingatkan bahwa untuk sektor-sektor sudah mulai dibuka harus dipastikan untuk menghindari penularan. Hal ini mengingat klaster penularan di DKI Jakarta terjadi di pemukiman, perkantoran, pasar dan juga dari kegiatan-kegiatan ibadah.
“Mohon agar ini bisa ditangani dengan baik, agar zonasinya bisa berubah lebih baik di minggu-minggu berikutnya,”tukasnya.(*/Ta)
© 2015. All Rights Reserved. Jurnal Metro.com | Analisa Jadi Fakta
Koran Jurnal Metro