JAKARTA – Pemprov DKI Jakarta terus memasifkan tes PCR untuk menemukan kasus baru secara cepat, agar dapat segera melakukan tindakan isolasi/perawatan secara tepat. Hasil tes PCR yang dilakukan secara masif itu, menemukan kasus positif harian Covid-19 hari ini per Senin (17/8/2020), sebanyak 538 orang.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, Dwi Oktavia memaparkan, berdasarkan data terkini Dinas Kesehatan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, dilakukan tes PCR sebanyak 4.537 spesimen. Dari jumlah tes tersebut, sebanyak 3.766 orang dites PCR hari ini untuk mendiagnosis kasus baru dengan hasil 538 positif dan 3.228 negatif.
“Dari 538 kasus tersebut, 137 kasus adalah data dari tanggal 14 dan 15 Agustus yang baru dilaporkan. Untuk rate tes PCR total per 1 juta penduduk sebanyak 47.707. Jumlah orang yang dites PCR sepekan terakhir sebanyak 39.671,” terangnya, Senin.
Sementara itu, penambahan kasus positif pada hari ini sebanyak 538 kasus. Adapun jumlah kasus aktif di Jakarta sampai saat ini sebanyak 9.165 (orang yang masih dirawat/isolasi). Sedangkan, jumlah kasus Konfirmasi secara total di Jakarta sampai hari ini sebanyak 30.092 kasus.
Dari jumlah tersebut, 19.916 orang dinyatakan telah sembuh dengan tingkat kesembuhan 66,2 persen, dan 1.011 orang meninggal dunia dengan tingkat kematian 3,4 persen.
“Untuk positivity rate atau persentase kasus positif sepekan terakhir di Jakarta sebesar 5,9 persen, sedangkan Indonesia sebesar 13,2 persen. WHO juga menetapkan standar persentase kasus positif tidak lebih dari 5 persen,” ungkapnya.
Pada perpanjangan kembali PSBB Transisi Fase 1 ini, Pemprov DKI Jakarta memperketat kegiatan-kegiatan yang berpotensi mendatangkan kerumunan di ruang publik. Seperti, meniadakan Hari Bebas Kendaraan Bermotor (HBKB), meniadakan Kawasan Khusus Pesepeda (KKP), dan meniadakan perlombaan perayaan HUT Kemerdekaan RI ke-75.
Melalui Satpol PP Provinsi DKI Jakarta, penindakan atas pelanggaran penggunaan masker juga akan digencarkan, begitu pula dengan bentuk pelanggaran-pelanggaran PSBB lainnya. Sehingga, harapannya, masyarakat dapat lebih disiplin menerapkan protokol kesehatan dan turut berpartisipasi dalam memutus mata rantai penularan Covid-19.(*/Tya)
JAKARTA – Pemerintah kembali melaporkan jumlah kasus positif Covid-19 di Tanah Air. Tercatat hingga 16 Agustus 2020, jumlah kasus positif Covid-19 yang masih dalam perawatan saat ini sebanyak 40.076 orang.
Sementara saat ini, tercatat kasus positif virus Covid-19 bertambah 2.081 kasus. Sehingga akumulasi sebanyak 139.549 orang.
Data penambahan kasus positif Covid-19 di Indonesia kini dipublikasikan oleh Satuan Tugas Penanganan Covid-19 di https://www.covid19.go.id dan laman Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melalui laman https://www.kemkes.go.id/.
Saat ini, tercatat total sembuh sebanyak 93.103 orang. Sehingga tingkat kesembuhan Covid-19 saat ini tercatat menjadi 66,7% dari seluruh jumlah kasus terkonfirmasi Covid-19.
Sementara jumlah yang meninggal kembali bertambah 79 orang sehingga jumlahnya menjadi 6.150 orang. Sehingga kasus kematian tercatat 4,4% dari total kasus Covid-19 saat ini.
Selain itu, sebanyak 77.090 orang menjadi suspek Covid-19.(*/Tya)
JAKARTA – Hasil penelitian obat baru penanganan pasien Covid-19 yang dibuat oleh Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Jawa Timur akan menjadi obat untuk penyakit Covid-19 pertama di dunia.
“Karena ini akan menjadi obat baru maka diharapkan ini akan menjadi obat Covid-19 pertama di dunia,” kata Rektor Unair Mohammad Nasih di Mabes AD, Jakarta, Sabtu (15/8/2020).
Menurutnya, obat baru ini merupakan hasil kombinasi dari 3 jenis obat. Di luar negeri 3 obat itu diberikan satu per satu kepada pasien. Kemudian 3 obat itu dikombinasikan oleh Unair menjadi 1 obat.
Hasilnya, kata dia efektifitas obat lebih dari 90 persen. Selain itu dosis yang dihasilkan lebih rendah dibanding apabila obat diberikan secara tunggal. Meskipun hasil kombinasi, BPOM tetap menganggap obat yang dihasilkan Unair digolongkan pada obat baru.
“Setelah kami kombinasikan daya penyembuhannya meningkat dengan sangat tajam dan baik. Untuk kombinasi tertentu itu sampai 98 persen efektivitasnya,” imbuhnya.
Lebih lanjut dia menambahkan, pembuatan obat Covid-19 ini sudah dilakukan sejak Maret 2020. Seluruh prosedur yang dipakai telah mengikuti yang disyaratkan BPOM. Saat ini obat tersebut hanya tinggal menunggu izin edar dari BPOM sebelum diproduksi masal.
“Yang perlu ditekankan adalah untuk produksi dan edarnya kita tetap masih menunggu izin produksi dan edar BPOM. Artinya obat ini belum akan diproduksi sepanjang belum ada izin BPOM,” tandasnya.(*/Tya)
JAKARTA – Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta diperkirakan akan memperpanjang kembali masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) transisi, yang akan berakhir pada 13 Agustus besok. Rencana perpanjangan PSBB transisi tersebut akan dilakukan di tengah angka harian kasus positif Covid-19 yamg masih tinggi setiap harinya.
Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengatakan, peluang perpanjangan PSBB transisi tersebut bisa dilakukan karena masih ditemukannya kasus positif yang cukup besar di masyarakat.
Ariza, sapaan akrabnya ini mengatakan, perpanjangan PSBB transisi untuk yang ke empat kalinya nanti akan ditekankan pada pengetatan protokol kesehatan di tempat-tempat umum di Jakarta.
“Imsya Allah diperpanjang (PSBB transisi), karena angka (kasus Covid-19) nya masih cukup tinggi,” kata Ariza kepada wartawan, Rabu (12/8/2020).
Akan tetapi, kata dia, ia memperkirakan pengumuman resminya akan diumumkan nanti oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Namun dari beberapa data yang ada, menurut dia, potensi penyebaran di Jakarta masih cukup tinggi terutama di beberapa cluster yang menjadi perhatian, seperti pemukiman, pasar dan perkantoran. “Nanti sanksinya akan diperkuat,” tambah dia.
Sebelumnya Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dalam bincang program Indonesia Lawyers Club, mengatakan, keputusan apakah akan memperpanjang masa PSBB transisi kembali, yang akan habis pada Kamis 13 Agustus, akan dirapatkan segera.
“Besok (Rabu) siang kita akan melakukan rapat mereview data-data terbaru terkait dengan Covid-19 ini dan karena itu kita selalu mengatakan bahwa kebijakan yang dibuat mendasarkan kepada data, temuan dan hasil kajian para ahli epidemiologi,” kata Anies.
Anies menegaskan, kondisinya saat ini belum banyak perubahan dari PSBB transisi sebelumnya, karena itu ada kemungkinan PSBB transisi bisa saja diperpanjang. Namun ia tetap ingin menekankan faktor data ilmiah tetap menjadi rujukan pengambilan kebijakan soal nasib PSBB transisi ini.
“Dugaan saya saat ini belum banyak berubah, tapi saya tidak bisa menyampaikan akan diperpanjang atau tidak sampai kita mendengar hasil para ahli yang disampaikan besok,” terang Anies.
Selama ini Anies menyebut, pihaknya tidak terlalu berpatokan pada angka kasus harian Covid-19, namun lebih berpatokan pada angka positivty rate yang ditetapkan WHO di angka 5 persen. Faktanya dalam dua pekan terakhir PSBB transisi kemarin bukan hanya angka harian Covid-19 yang terus meningkat, namun angka positivity rate yang menjadi rujukan Anies juga ikut terkerek naik.
Pada Juli lalu angka positivity rate di DKI masih dikisaran 5,9 persen dari standar yang ditetapkan WHO 5 persen, namun pada awal Agustus 2020 angka positivty rate DKI meningkat menjadi 7,8 persen.(*/Tya)
JAKARTA – Penambahan kasus positif Covid-19 di Indonesia kini dipublikasikan oleh Satuan Tugas Penanganan Covid-19 di https://www.covid19.go.id, dan laman Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melalui laman https://www.kemkes.go.id/.
Saat ini, tercatat kasus positif virus Corona hingga Minggu 9 Agustus 2020, bertambah 1.893 kasus, sehingga akumulasi sebanyak 125.396 orang. Selain itu, juga dilaporkan kasus yang sembuh dari Covid-19 pada hari ini tercatat sebanyak 80.952 orang.
Sementara jumlah yang meninggal kembali bertambah menjadi 5.723 orang. Sementara itu, sebanyak 86.224 suspek Covid-19.
Sebelumnya, kemarin total kasus positif Covid-19 di Indonesia per tanggal Sabtu 8 Agustus 2020 berjumlah 123.503 orang. Untuk kasus yang sembuh sebanyak 79.306 orang, sedangkan jumlah yang meninggal sebanyak 5.658 orang.(*/Tya)
JAKARTA – Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta mencatatkan penambahan 721 kasus Covid-19 di Ibu Kota pada hari ini, Sabtu (8/8/2020).
Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinkes DKI Jakarta, Weningtyas Purnomorini merincikan, 721 kasus Covid-19 tersebar di di Jakarta Pusat sebanyak 111 orang, Jakarta Utara 189, Jakarta Barat 34, Jakarta Selatan 56 orang, Jakarta Timur 99, serta Kepulauan Seribu sebanyak 10 warga.
“Luar DKI Jakarta namun masih dimasukkan ke dalam data DKI Jakarta sebanyak 44 dan belum diketahui sebanyak 178,” kata Weningtyas dalam keterangannya.
Ia menambahkan, jumlah kasus aktif di Jakarta saat ini sebanyak 8.598 kasus (orang yang masih dirawat/solasi). Sedangkan, jumlah kasus konfirmasi secara total di Jakarta pada hari ini sebanyak 25.242 kasus.
“Dari jumlah tersebut, 15.710 orang dinyatakan telah sembuh, sedangkan 934 orang meninggal dunia,” ujarnya,
Untuk positivity rate atau persentase kasus positif sepekan terakhir di Jakarta sebesar 7,4%, sedangkan Indonesia sebesar 15,5%.
WHO juga menetapkan standar persentase kasus positif tidak lebih dari 5%. Namun, persentase kasus positif ini hanya bisa dianggap valid bila standar jumlah tes yang dilakukan telah terpenuhi. Bila jumlah tesnya sedikit (tidak memenuhi standar WHO), indikator persentase kasus positif patut diragukan.
“Selama vaksin belum tersedia, penularan wabah harus dicegah bersama-sama dengan disiplin menegakkan pembatasan sosial dan protokol kesehatan. Perlu diingat selalu untuk memperhatikan dan menjalankan protokol kesehatan,” tukasnya.(*/Tya)
JAKARTA – Pemprov DKI Jakarta mencatat 357 penambahan kasus positif Covid-19 di Ibu Kota. Jumlah kasus aktif di Jakarta saat ini sebanyak 7.611 kasus (orang yang masih dirawat/isolasi). Sedangkan, jumlah kasus Konfirmasi secara total di Jakarta pada hari ini sebanyak 23.266 kasus.
“Dari jumlah tersebut, 14.760 orang dinyatakan telah sembuh, sedangkan 895 orang meninggal dunia,” kata Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan, Dinkes DKI Jakarta, Weningtyas Purnomorini dalam keterangannya, Rabu (5/8/2020).
Untuk positivity rate atau persentase kasus positif sepekan terakhir di Jakarta sebesar 7,4%, sedangkan Indonesia sebesar 15,2%. WHO juga menetapkan standar persentase kasus positif tidak lebih dari 5%.
Namun, persentase kasus positif ini hanya bisa dianggap valid bila standar jumlah tes yang dilakukan telah terpenuhi. Bila jumlah tesnya sedikit (tidak memenuhi standar WHO), maka indikator persentase kasus positif patut diragukan.
Pemprov DKI Jakarta terus memassifkan tes PCR untuk menemukan kasus baru secara cepat, agar dapat segera melakukan tindakan isolasi / perawatan secara tepat. Sehingga, memperkecil potensi penularan Covid-19.
Ia memaparkan, berdasarkan data terkini Dinkes DKI Jakarta, dilakukan tes PCR sebanyak 5.044 spesimen. “4.287 di antaranya untuk mendiagnosis kasus baru dengan hasil 357 positif dan 3.930 negatif. Untuk jumlah tes PCR total per 1 juta penduduk sebanyak 39.921. Jumlah orang yang dites PCR sepekan terakhir sebanyak 37.187,” terangnya.
Ia menjelaskan, WHO telah menetapkan standar jumlah tes PCR adalah 1.000 orang per 1 juta penduduk per minggu. Berdasarkan WHO, Jakarta harus melakukan pemeriksaan PCR minimum pada 10.645 orang (bukan spesimen) per minggu, atau 1.521 orang per hari.
“Saat ini jumlah tes PCR di Jakarta setiap pekan adalah 4X lipat standar WHO,” imbuhnya.
Kondisi wabah di sebuah daerah hanya bisa diketahui melalui testing. Strategi tes-lacak-isolasi sangat penting dilakukan dalam penanganan wabah. Jumlah tes yang tidak memenuhi standar WHO berakibat makin banyak kasus positif yang tidak terlacak. Jakarta telah memenuhi standar itu, bahkan melebihinya.
Tes PCR di Jakarta dilakukan melalui kolaborasi 47 Laboratorium Pemerintah Daerah, Pemerintah Pusat, BUMN, dan swasta. Pemprov DKI Jakarta memberikan dukungan biaya tes kepada Laboratorium BUMN dan swasta yang ikut berjejaring bersama dalam pemeriksaan sampel program.(*/Tya)
JAKARTA – Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta kembali mengumumkan penambahan kasus positif Covid-19 harian per Selasa (4/8/2020) di Jakarta sebanyak 466 orang. Dengan demikian, jumlah kumulatif kasus konfirmasi Covid-19 di wilayah DKI Jakarta hari ini sebanyak 22.909 orang.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Dwi Oktavia Tatri Lestari memaparkan, terdapat sebanyak 14.381 orang dari total keseluruhan pasien dinyatakan telah sembuh. Sementara itu, 880 orang meninggal dunia.
“Adapun sebanyak 7.648 orang masih dirawat dan isolasi,” kata Dwi, Selasa.
Dwi mengungkapkan, hingga Senin (3/8) tercatat 4.160 spesimen dites PCR. Hasilnya, terdapat 466 orang dinyatakan positif Covid-19 dan 3.071 orang negatif.
Dia menyebut, tes PCR di Jakarta dilaksanakan berdasarkan kolaborasi sebanyak 47 laboratorium milik Pemerintah Daerah, Pemerintah Pusat, BUMN, dan swasta. Pemprov DKI Jakarta, sambung dia, pun memberikan dukungan biaya tes kepada Laboratorium BUMN dan swasta yang ikut berjejaring bersama dalam pemeriksaan sampel program.
Di sisi lain, Dwi menjelaskan, untuk positivity rate atau persentase kasus positif sepekan terakhir di Jakarta sebesar 7,8 persen, sedangkan Indonesia sebesar 15,3 persen. WHO juga menetapkan standar persentase kasus positif tidak lebih dari 5 persen.
“Persentase kasus positif tersebut bisa dianggap valid karena standar jumlah tes yang dilakukan telah terpenuhi. Namun, apabila jumlah tesnya sedikit dan tidak memenuhi standar WHO, maka indikator persentase kasus positif patut diragukan,” jelasnhya.(*/Tya)
JAKARTA – Satuan Tugas Penanganan Covid-19 mencatat ada 62.366 orang yang masuk dalam kategori suspek virus corona per Minggu (2/8/2020).
Data tersebut bersumber dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) yang diunggah oleh Satgas Penanganan Covid-19.
Jumlah kasus suspek Covid-19 per Sabtu 1 Agustus 2020 adalah sebanyak 57.816. Artinya, dalam satu hari telah terjadi penambahan kasus suspek sebanyak 4.550 orang.
Sementara itu, pemerintah mencatat ada penambahan kasus konfirmasi positif corona sebanyak 1.519 orang per hari ini. Dengan demikian akumulasi kasus positif mencapai 111.455.
Satgas Covid-19 juga melaporkan ada penambahan kesembuhan sebanyak 1.056 orang hari ini. Dengan demikian akumulasi kesembuhan mencapai 68.975. Adapun jumlah kematian bertambah 43 orang hari ini sehingga totalnya 5.236 orang.(*/Tya)
CIBINONG – Sejumlah 23.330 warga Kabupaten Bogor dinonaktifkan sebagai peserta BPJS Kesehatan penerima bantuan iuran (PBI) APBN tahun ini.
Penonaktifan kepesertaan PBI APBN tersebut tertuang melalui Surat Keputusan (SK) Mensos Nomor 56/HUK tahun 2020, tentang Penetapan dan Perubahan Data Peserta PBI JK 2020 Tahap Ketiga.
“Kementrian Sosial sudah menonaktifkan 5.227.852 jiwa peserta BPJS Kesehatan penerima bantuan iuran APBN. Untuk Kabupaten Bogor ada 23.330 jiwa,” kata Kepala BPJS Kesehatan Cabang Cibinong Erry Endry.
Penonaktifan peserta PBI APBN tersebut disebabkan karena data tersebut sudah tidak ada dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) Kementerian Sosial.
Erry Endry menjelaskan, data yang dinonaktifkan dari pembiayaan APBN kini sudah diserahkan kepada Dinas Sosial dan sedang dalam tahapan validasi kembali melalui Desa.
Sampai dengan Juni 2020, BPJS Kesehatan Cabang Cibinong mengelola peserta JKN KIS dengan toal kepesertaan mencapai 3.602.282 peserta dari 4.715.924 penduduk Kabupaten Bogor yang telah memiliki NIK.
Rinciannya 1.294.023 orang terdaftar sebagai peserta PBI APBN, 737.549 peserta terdaftar sebagai pekerja penerima upah, 1.002.494 terdaftar sebagai peserta bukan penerima upah, 58.632 orang terdaftar sebagai bukan pekerja atau pensiunan, dan terakhir 509.584 tercatat sebagai peserta PBI yang dibiayai APBD.(*/T Abd)
© 2015. All Rights Reserved. Jurnal Metro.com | Analisa Jadi Fakta
Koran Jurnal Metro