SURABAYA – Wakil Sekretaris Satuan Tugas Covid-19 Surabaya Irvan Widyanto mengaku terus memassifkan tes Covid-19 terhadap tenaga pengajar atau guru jenjang SD dan SMP di Surabaya. Irvan mengungkapkan, hingga saat ini sudah 3.127 guru atau setara 40 persen dari total guru yang ada di Surabaya, yang menjalani tes swab.
“Hasilnya yang terkonfirmasi positif totalnya 137 orang dan 4 orang meninggal dunia. Tapi yang meninggal itu karena ada penyakit penyerta (bukan murni Covid-19)” ujar Irvan di Surabaya, Rabu (26/8/2020).
Irvan mengatakan, sesuai perintah Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, para guru SD dan SMP hingga saat ini diminta bekerja dari rumah (WFH). Dia mengulangi, hingga saat ini yang menjalani tes masih sekitar 40 persen dari total guru SD-SMP di Kota Pahlawan.
“Masih 30 sampai 40 persen yang dites. Selanjutnya para guru diminta kerja dari rumah, tes terus dilakukan,” ujarnya.
Menurut Irvan, tes massal pada guru ini sekaligus bagian dari pematangan persiapan bila nanti belajar tatap muka benar-benar dilakukan. Selain para guru, tes Covid-19 kemungkinan juga dilakukan pada para siswa. Namun itu dilakukan saat belajar tatap muka benar-benar dipastikan akan dimulai.
“Semua ini agar persiapan lebih matang, kita tidak terburu-buru memutuskan belajar tatap muka. Kami masih menyiapkan segala sesuatunya sehingga semuanya bisa terjamin keselamatannya bukan hanya murid tapi juga guru. Kalau tahapan tatap muka dimulai, para siswa dimungkinkan juga akan dilakukan tes swab,” ujarnya.
Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya, Supomo memastikan, sebelum memulai pembelajaran tatap muka sekolah jenjang SD dan SMP, pihaknya akan terlebih dahulu memastikan kondisi kesehatan guru, siswa, maupun elemen lain yang ada di sekolah.
Supomo memastikan, hingga saat ini pihaknya terus melakukan kajian-kajian mendalam sebelum rencana pembelajaran tatap muka itu direalisasikan. Artinya belum diputuskan, kapan pembelajaran tatap muka dilaksanakan.
“Karena itu kita nanti harus pastikan, gurunya sehat, muridnya sehat, petugas kebersihan sehat, petugas keamanan sehat dan protokol Covid-19 di sekolah itu harus ada semuanya,”tukasnya.(*/Gio)
GARUT – Kegiatan belajar mengajar (KBM) secara tatap muka di sekolah di wilayah Kabupaten Garut dipastikan belum bisa digelar sekarang ini.
Kepastian itu berlaku untuk semua jenjang pendidikan. Mulai Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Pertama (SMP) di bawah naungan Dinas Pendidikan Kabupaten Garut maupun Sekolah Menengah Atas (SMA)/Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di bawah naungan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat.
Hal itu karena kecenderungan kasus positif Covid-19 di Kabupaten Garut terus meningkat dalam beberapa waktu terakhir ini.
Menurut Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Garut Totong, Dinas Pendidikan Kabupaten Garut sendiri semula berencana memulai belajar tatap muka di sekolah mulai September ini.
Namun karena belajar tatap muka tingkat SMA/SMK yang rencananya dimulai 18 Agustus 2020 pun urung karena kasus konfirmasi positif Covid-19 cenderung naik di hampir setiap kabupaten/kota di Jawa Barat maka rencana belajar tatap muka bagi satuan pendidikan setingkat PAUD hingga SMP di Garut pada September pun batal digelar.
Apalagi berdasarkan keputusan bersama empat menteri, tahapan belajar tatap muka di sekolah digelar setelah SMA/SMK, disusul jenjang di bawahnya, yakni SMP, SD kemudian PAUD.
“Prioritas utama pemerintah sebenarnya lebih mengutamakan kesehatan dan keselamatan peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan, keluarga, dan masyarakat secara umum, serta mempertimbangkan tumbuh kembang peserta didik dan kondisi psikososial dalam upaya pemenuhan layanan pendidikan selama pandemi Covid-19,” kata Totong, Kamis (27/8/2020).
Dia mengatakan, kalaupun tahapan belajar tatap muka disekolah dimulai, dan sekolah dinyatakan aman, pihaknya tetap mesti mempertimbangkan jaminan keamanan pendidik maupun peserta didik selama perjalanan antarrumah dan sekolah dari ancaman penularan Covid-19. Baik dalam kendaraan umum maupun berjalan kaki.
“Ketika semakin banyak kerumunan maka semakin banyak pula yang harus diantisipasi, ini berisiko terjadi kluster baru, dan ini bahaya juga. Jadi, kita mengikuti aturan pusat saja,”tukasnya.(*/Dang)
SEMARANG – Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menyetujui rencana uji coba kegiatan belajar mengajar (KBM) secara tatap muka tujuh sekolah di tiga daerah saat pandemi Covid 19. Ketiganya adalah Kabupaten Wonosobo, Temanggung, dan Kota Tegal.
“Tiga daerah yang akan menggelar sekolah tatap muka sudah mempersiapkannya dengan baik. Regulasi, pemenuhan sarana prasarana dan simulasi juga sudah dilakukan,” kata Ganjar di Semarang, Rabu (26/8/2020).
Terkait dengan uji coba sekolah tatap muka yang akan dilaksanakan pada awal September 2020 itu, Ganjar meminta jajaran Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jateng menerjunkan tim untuk melakukan supervisi.
Ganjar mengaku sudah melihat sendiri video tentang simulasi sekolah tatap muka di tiga daerah itu dan yakin semuanya bisa berjalan dengan baik.
“Yang saya wanti-wanti itu soal transportasinya, dari mereka berangkat sampai pulang. Tadi ada inovasi, sekolah bekerja sama dengan angkutan desa, diatur, dan dimanajemen dengan baik. Kalau sarana prasarana saya lihat sudah siap, tinggal manajemen pelaksanaannya yang perlu diawasi,” ujarnya.
Apabila uji coba sekolah tatap muka ini berjalan lancar, lanjut Ganjar, maka tidak menutup kemungkinan akan dilakukan penambahan, namun apabila ada yang kurang akan dievaluasi. “Kita lihat nanti seperti apa, kalau lancar ya kita tambah, kalau kurang harus dievaluasi,” katanya.
Pelaksana Tugas Kepala Disdikbud Jateng Padmaningrum menambahkan tujuh sekolah yang ditunjuk melakukan uji coba sekolah tatap muka adalah SMAN 1 Parakan dan SMKN 1 Temanggung, SMAN 2 dan SMKN 2 Wonosobo, SMAN 2 dan SMKN 2 Kota Tegal dan satu SMA swasta di Tegal, yakni SMA Pius.
“Ini baru uji coba, bukan sekolah seperti biasanya. Jadi sebelum uji coba itu, semua sekolah yang ditunjuk sudah melakukan simulasi, menyediakan sarana prasarana sesuai protokol kesehatan, menggelar rapat dengan orang tua siswa dan lainnya,” ujarnya.
Setiap sekolah yang menggelar uji coba sekolah tatap muka itu dibatasi jumlah siswanya sepertiga atau maksimal separuh dari jumlah siswa per kelasnya dan jam belajar di sekolah juga dibatasi, yakni maksimal 4 jam per shift.
“Kami juga akan menerapkan protokol kesehatan yang ketat mulai siswa berangkat hingga pulang. Untuk transportasi, jika ada siswa yang tidak memiliki kendaraan, maka kami meminta sekolah bekerja sama dengan angkutan desa atau angkutan di daerah setempat, dengan juga membatasi jumlah siswa dan kebersihan angkutan itu,”ujarnya.(*/D Tom)
MOJOKERTO – Ribuan guru dan tenaga pendidikan SMA/SMK Negeri di Kota dan Kabupaten Mojokerto menjalani rapid test Covid-19, dan itu gratis karena merupakan Program Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur.
Dua hari digelar, kegiatan rapid test massal itu kini sudah selesai dilaksanakan di tiga sekolah yang telah ditunjuk oleh Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur, yaitu di SMK Negeri 1 Dlanggu, SMA Negeri 1 Mojosari dan SMA Negeri 1 Puri.
Kepala Cabang Dinas Pendidikan Provinsi Jatim Wilayah Mojokerto, Kresna Herlambang mengatakan jumlah guru yang mengikuti rapit tes mencapai 1.968 orang. Sebanyak 24 di antaranya reaktif Covid-19.
Baca Juga: Penjelasan Risma Soal Guru Didapati Positif Covid-19 dan Sekolah Belum Bisa Dibuka
“Hasil alhamdulilah sebagian besar tidak bertindaklanjut, tetapi ada informasi dari pengencekan kemarin di wilayah Puri itu 7 orang reaktif, di Dlanggu 6 orang, dan di Mojosari 11 orang.
Tapi dari data yang reaktif tadi ternyata sudah dapat kita pastikan karena rata-rata mereka datang dalam kondisi sakit,” ujar Kresna.
Semua yang reaktif corona itu dilarang untuk ke sekolah dan diminta melakukan isolasi mandiri di rumah masing-masing. Sampai sejauh ini mereka yang reaktif belum diikutkan untuk menjalani swab test Covid-19.
“Mereka rata diminta untuk untuk isolasi mandiri. Karena sudah kelihatan persoalannya,”tukasnya.(*/Gio)
NGANJUK – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menjadikan SMAN 2 Nganjuk sebagai lokasi referensi bagi sekolah lain saat uji coba kegiatan belajar mengajar (KBM) tatap muka di tengah pandemi Covid-19.
“Insya Allah yang dilakukan di SMAN 2 Nganjuk ini aman bagi siswa,” kata Gubernur Jatim Khofifah saat memantau kegiatan belajar-mengajar di Nganjuk, Senin (24/8).
Khofifah menjelaskan format yang dilakukan di SMAN 2 Nganjuk bisa dijadikan referensi. Di masing-masing meja belajar siswa diberikan pembatas sekat plastik mika.
Selain itu, air conditioner (AC) dalam kelas juga tidak dinyalakan sehingga menggunakan ventilasi udara biasa. Hal ini dilakukan agar sirkulasi udara dan oksigen dalam kelas dapat berjalan dengan baik.
Bupati Nganjuk Novi Rahman Hidayat mengatakan pelaksanaan uji coba pembelajaran ini akan dievaluasi pada tiga pekan pelaksanaannya. “Mudah-mudahan tiga pekan nanti bisa dievaluasi dengan baik untuk dapat dilaksanakan jumlah jamnya atau jumlah jadwalnya,” kata Novi.
Ia menambahkan berencana mengeluarkan Peraturan Bupati (Perbup) Nganjuk tentang kepatuhan menggunakan masker di semua tempat. Bagi yang melanggar akan diberi sanksi.
Ia juga mengatakan evaluasi akan dilakukan guna memastikan apakah kegiatan KBM di sekolah tingkat bawahnya juga bisa berjalan, baik SMP maupun SD.
“Sanksinya mulai ringan sampai yang sedang. Untuk sekolah-sekolah sudah ada petunjuk-petunjuk. Tingkat SD-SMP menunggu evaluasi dari SMA dulu. Kalau SMA-nya tiga pekan dievaluasi berjalan dengan baik, maka Kabupaten Nganjuk untuk SMP akan menyusul. Berikutnya nanti dievaluasi satu bulan berjalan maka SD menyusul,” kata dia.
Dalam kunjungan ke Nganjuk tersebut, Khofifah juga memberikan bantuan berupa 4.000 masker kain dan 600 face shield untuk tiga sekolah.
Pada SLB Shanti Kosala Mastrip diberikan bantuan sebanyak 500 masker kain dan 100 buah face shield. SMKN 1 Tanjung Anom Nganjuk diberikan bantuan sebanyak 2.500 masker kain dan 300 buah face shield.
Sementara untuk SMAN 2 Nganjuk bantuan yang diberikan berupa 1.000 masker kain dan 200 face shield. Khofifah mengunjungi tiga sekolah di Kabupaten Nganjuk, yakni Sekolah Luar Biasa (SLB) Shanti Kosala Mastrip Nganjuk, SMKN 1 Tanjung Anom Nganjuk, dan SMAN 2 Nganjuk.
Tiga sekolah tersebut membuka uji coba sekolah tatap muka dengan jumlah siswa terbatas sekitar 25 persen dari jumlah normal. Kegiatan uji coba tersebut dilakukan mulai 18 sampai dengan 31 Agustus 2020.
Pada kunjungan tersebut, gubernur didampingi Bupati Nganjuk Novi Rahman Hidayat, Ketua DPRD Kabupaten Nganjuk, Forkopimda Kabupaten Nganjuk, Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jatim, dan beberapa jajaran Kepala OPD di lingkup Pemprov Jatim.(*/Gio)
SURABAYA – Kepala Dinas Pendidikan Jatim Wahid Wahyudi memastikan uji coba sekolah tatap muka untuk jenjang SMA, SMK dan SLB, digelar pada Selasa 18 Agustus 2020. Dia pun menegaskan, uji coba sekolah tatap muka tersebut belum akan digelar di Surabaya dan Sidoarjo, mengingat risiko penularan Covid-19 masih tinggi.
Menurut Wahid, dua daerah itu masih zona merah. Meski dalam peta risiko Satgas Covid-19 per Senin 17 Agustus 2020, Surabaya sudah masuk zona oranye.
“Surabaya dan Sidoarjo belum karena zona merah. Zona merah belum dibuka. Tapi semua fleksibel sesuai kondisi masing-masing,” ujar Wahid di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Senin (17/8/2020).
Wahid tidak mengungkapkan, berapa jumlah sekolah yang telah menyatakan siap dan akan melakukan uji coba pembelajaran tatap muka tersebut.
Wahid hanya mengatakan, selain tidak diperuntukkan bagi zona merah, pembukaan aktivitas belajar mengajar tatap muka harus mengantongi sejumlah syarat wajib.
Sekolah tingkat SMA, SMK, dan SLB sederajat harus mendapat izin dari satuan tugas Covid-19 di masing-masing kabupaten/kota. Kemudian siswa yang masuk harus mendapatkan persetujuan dari wali murid.
“Bagi yang tidak mendapatkan izin dari orang tua, tetap akan dilaksanakan pengajaran jarak jauh,” ujarnya.
Dua syarat wajib yang disebutkan Wahid tersebut diakuinya telah disampaikan kepada kepala sekolah dan kepala cabang dinas di setiap wilayahnya. “Ini berlaku hanya untuk SMA SMK SLB dan setingkat SMA. Tidak berlaku untuk SD dan SMP,” kata dia.
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dijadwalkan akan meninjau langsung pelaksanaan hari pertama uji coba terbatas, yakni SMAN 2 dan SMKN 2 Kota Probolinggo. Sekolah yang membuka belajar tatap muka nantinya akan dievaluasi pada akhir Agustus. “Hasilnya kita akan evaluasi di akhir Agustus,”tukasnya.(*/Gio)
SERANG – Pemerintah Kotq (Pemkot) Serang akan mulai membeelakukan pembelajaran tatap muka bagi siswa tingkat SD dan SMP pada 18 Agustus mendatang. Keputusan ini disebut telah sesuai dengan arahan pemerintah pusat yang membolehkan abelajar di sekolah bagi daerah terkategori zona kuning Covid-19.
Kepala Dindikbud Kota Serang Wasis Dewanto menuturkan pihaknya sudah melakukan berbagai persiapan sebelum memulai membuka belajar di kelas.
Simulasi belajar luring yang baru dilakukan di SDN 02 Kota Serang menurutnya akan dijadikan panduan bagi sekolah-sekolah lain.
“Memang ini salah satu kesiapan sekolah dalam menghadapi KBM tatap muka. Jadi besok Sabtu (15/8) seluruh sekolah wajib menonton atau melihat video simulasi ini agar bisa mempersiapkan sebelum memberlakukan sekolah tatap muka,” katanya usai simulasi belajar tatap muka di SDN 02 Kota Serang, Jumat (14/8).
Menurutnya, dalam simulasi ini dijelaskan pihak sekolah harus menyiapkan sejumlah sarana prasarana untuk protokol kesehatan seperti tempat cuci tangan, alat pengukur suhu tubuh hingga alat semprot disinfektan. “Jadi agar sekolah-sekolah bisa melengkapinya, kemudian kami juga kan perlu sosialisasi seperti ini karena banyak yang harus dipersiapkan,” katanya.
Rapid tes massal bagi para sekitar 7400 guru negeri dan swasta dikatakannya juga telah dimulai sejak Jumat hingga Ahad nanti. Skema pembelajaran secara bergantian bagi para siswa juga merupakan upaya pemkot untuk memastikan keselamatan kegiatan belajar.
“Rapid tes kita lakukan Jumat, Sabtu, Minggu, sudah koordinasi dengan Dinkes (Dinas Kesehatan) hanya kapasitas totalnya memang kita lihat kemampuannya. Untuk belajar juga kita sudah mengatur supaya belajar maksimal 18 orang saja di kelas, jadi shifting skemanya, pas pergantian juga jeda waktunya sejam jadi tidak ada kerumunan,” katanya.
Menurutnya, mauoritas wali murid di Kota Serang sudah lama menginginkan agar belajar tatap muka ini dilakukan. Jika dalam minggu awal pelaksanaan belajar tatap muka tidak terjadi kasus penyebaran covid-19, maka metode ini akan terus berlanjut. “Mudah-mudahan bisa kita lanjutkan terus, tapi kita akan lihat perkembangannya.
Akan kita evaluasi terus, jika akan maka dibuka selanjutnya PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) dan TK (Taman Kanak-kanak),” ungkapnya.
Wali Kota Serang Syafrudin mengatakan dalam beberapa bulan terakhir sudah banyak wali murid yang meminta pemkot membuka pembelajaran tatap muka. Untuk itu, pihaknya mengkaji beberapa skema pembelajaran yang aman dengan mengikuti aturan pemerintah pusat.”Kalau orang tua setuju, sudah lama ingin belajar tatap muka, mungkin sudah kesel,” katanya.(*/Dul)
SEMARANG – Komitmen Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) kembali diwujudkan oleh PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SIG).
Di masa adaptasi kebiasaan baru pandemi Covid-19, PT SIG menyalurkan bantuan pembangunan sarana dan prasarana (sarpras) pendidikan total senilai Rp 870 juta bagi sejumlah lembaga pendidikan di Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur serta Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
“Bantuan sarpras pendidikan tersebut meliputi pembangunan gedung dan ruang kelas untuk 13 lembaga pendidikan mulai tingkat TK/ RA hingga SMA/ MA,” ungkap Kepala Departemen CSR SIG, Edy Saraya, dalam keterangan pers , (14/8).
Secara resmi, jelas Edy Saraya, program bantuan berupa pembangunan fasilitas pendidikan tersebut telah dimulai pada bulan Juli 2020 lalu dan direncanakan rampung pada bulan Oktober 2020 mendatang.
Di Kabupaten Pasuruan, bantuan SIG tersebut menyasar 10 lembaga pendidikan, yaitu berupa pembangunan Gedung Yayasan Al Furqon, Gedung Miftahul Huda II, Ruang Kelas MTs Miftahul Ulum Bajangan, RA Abu Sofyan Tsaury dan RA Muslimat NU 102 Raden Rahmat.
Selain itu juga Madrasah Aliyah Darul Ulum Pacarkeling, MA Miftahul Ulum Puntir dan Rehabilitasi Gedung Kelas MI Talimus Shibiyan, Yayasan Pendidikan Al-Falah serta Gedung Madin Tsamtorul Afkar. Sedangkan di Kabupaten Bogor, bantuan diberikan kepada tiga lembaga pendidikan, masing- masing Yayasan Al Ittihaadul Jadiid, Pabuaran Mekar, Cibinong; Pembangunan Majlis Ta’lim Al-Hidayah, Cibanteng, Kecamatan Ciampea dan Yayasan Pendidikan Al-Madinah Sanja, Citeureup.
Bantuan sarpras pendidikan ini diberikan, karena SIG melihat pendidikan merupakan salah satu pilar dalam membentuk karakter anak bangsa “Proses pendidikan yang baik tergantung pada sarana dan prasarana yang mumpuni sebagai penunjang aktifitas belajar siswa,” katanya.
Dengan dibangunnya ruang kelas baru tersebut, masih lanjut Edy Saraya, diharapkan dapat meningkatkan kualitas pengelolaan pendidikan dan pembelajaran. Sehingga para siswa dapat meningkatkan prestasinya.
Ia juga mengungkapkan, apa yang dilakukan oleh SIG ini juga merupakan wujud dukungan sekaligus kepedulian dalam rangka ikut mensosialisasikan adaptasi kebiasaan baru serta pemulihan pendidikaan di masa pandemi Covid-19.
“Kami juga berharap para siswa terus bersemangat dalam menuntut belajar dan ilmu, berinovasi serta beradaptasi dengan mengutamakan kesehatan selama masa pandemi Covid-19 ini,” tambahnya.
Terpisah, Ketua Yayasan Islam Al-Furqon, Pasuruan, Lilik Masudah mengapresiasi bantuan yang diberikan oleh SIG. Menurutnya, bantuan yang berikan tersebut akan digunakan untuk pembangunan kelas baru bagi siswa Taman Kanak-Kanak (TK) yang juga digunakan sebagai kelas TPQ ketika sore hari.
Bantuan tersebut juga sangat berarti, terutama bagi anak didik yang selama ini membutuhkan ruang kelas baru seiring dengan kian bertambahnya jumlah peserta didik di lembaga pendidikannya. Dengan adanya bantuan tersebut, tentunya bisa semakin menambah semangat para peserta didik. “Dengan sarana prasarana pendidikan yang memadai, tentunya juga akan meningkatkan kualitas proses belajar dan mengajar mereka,” tukasnya.(*/D Tom)
JAKARTA – Juru Bicara dan Ketua Tim Pakar Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan pemerintah daerah harus memastikan masyarakatnya siap jika sekolah tatap muka diberlakukan kembali.
Menurutnya, pemerintah daerah perlu melakukan simulasi untuk akhirnya mengambil keputusan soal pembukaan sekolah.
Ia menjelaskan, semua komponen yang berkaitan dengan pembukaan sekolah harus melakukan simulasi prakondisi. “Kedua dilakukan timing yang tepat, ketiga dilakukan prioritas mana dulu, yang keempat koordinasi pusat dan daerah, kelima monitoring evaluasi,” kata Wiku, dalam diskusi bertajuk Budaya Baru, Agar Pandemi Berlalu, yang disiarkan melalui Youtube, Rabu (12/8).
Pihaknya juga telah berkali-kali menyebutkan, tatap muka di sekolah harus dengan persetujuan orang tua. Selanjutnya, penting dipastikan transportasi menuju sekolah tersebut aman dari kerumunan.
“Jadi semua komponen itu harus dilakukan simulasi. Kalau semua sudah siap, baru dilaksanakan sekolah itu dibuka. Dan bertahap, mungkin dari 30 persen dulu atau kelasnya dibagi-bagi.
Jadi tidak serta merta zona kuning dan hijau dibuka, langsung dibuka. Harus dilakukan simulasi,” kata Wiku menambahkan.
Menurutnya, munculnya klaster baru semenjak dibukanya sekolah harus menjadi pembelajaran. Ia berharap, saat ini klaster-klaster baru tersebut bagian dari pembelajaran masyarakat Indonesia untuk menciptakan lingkungan sekolah yang lebih sehat.
“Jangan terus diberitakan ini timbul klaster. Justru kita mengingatkan kembali semua pihak yang ingin membuka keputusannya ada di pimpinan daerah. Pengambilan keputusan itu bagaimana dari simulasi tadi,”ucapnya.(*/Ta)
SEMARANG – Sebanyak 37.000 pelajar SMP di Kota Semarang Jawa Tengah mendapat kuota internet gratis untuk proses pembelajaran daring.
Selain pelajar, kuota internet gratis juga bisa diakses oleh tenaga pendidik.
“Mulai hari ini paling tidak ada 37.000 siswa yang kuota internetnya di-cover oleh Pemerintah Kota Semarang, kuota internet gratis tersebut didapatkan melalui dana BOS,” jelas Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi, Selasa (11/8/2020).
“Maka dari itu, kuota internet ini diharap dapat digunakan secara tepat, yaitu untuk keperluan pembelajaran jarak jauh,” tegasnya.
Pria yang akrab disapa Hendi itu mengatakan hingga kini belum mengizinkan kegiatan belajar mengajar secara tatap muka. Untuk itu dirinya berharap dengan adanya kuota internet gratis ini dapat mengurangi beban orangtua selama masa pandemi ini.
“Doakan saja pandemi ini segera berakhir, agar pembelajaran tatap muka dapat segera terlaksana kembali,” tandasnya.
Kepala Dinas Pendidikan Kota Semarang, Gunawan Saptogiri mengemukakan meskipun di wilayah Kota Semarang ada beberapa kecamatan yang sudah masuk zona hijau, tetapi harus pelan-pelan dikaji untuk dapat membuka pembelajaran secara tatap muka.
“Dinas Pendidikan juga telah menyiapkan berbagai skenario jika nantinya telah diberlakukan tatap muka, salah satunya dengan pembelajaran maksimal 3 jam,”jelasnya.(*/D Tom)
© 2015. All Rights Reserved. Jurnal Metro.com | Analisa Jadi Fakta
Koran Jurnal Metro