CIBINONG - Pengamat politik dan kebijakan publik Yusfitriadi berharap Penjabat Bupati Bogor Asmawa Tosepu tidak mendefenitifkan jabatan Sekda Kabupaten Bogor sampai terpilihnya Bupati Bogor.
Hal itu karena jabatan Sekda adalah jabatan politik dan 'jembatan' Bupati-Wakil Bupati Bogor terpilih dengan para Kepala dan staf Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dan Organisasi Perangkat Daerah (OPD), walaupun sebenarnya ia adalah Aparatur Sipil Negara (ASN).
Sementara, Kabupaten Bogor akan menghelat Pemilihan Bupati (Pilbup) Bogor, dimana waktu pencoblosannya pada Rabu, 27 November Tahun 2024.
"Saya harap Penjabat Bupati Bogor Asmawa Tosepu cukup melantik Plt Sekda pasca pensiunnya Burhanudin, hal itu sambil menunggu Bupati-Wakil Bupati Bogor terpilih dan selanjutnya melakukan lelang jabatan Sekda hingga kordinasi diantara mereka bisa berjalan baik," kata Yusfitriadi kepada wartawan, Rabu, 1 Mei 2024.
Yusfitriadi menuturkan ada kekhawatiran ada titipan dari salah satu Calon Bupati (Cawabup) atau Calon Wakil Bupati (Cawabup) Bogor hingga jabatan tersebut diselewengkan dan menguntungkan salaj satu calon.
"Jangan sampai juga pejabat Sekda, pasca pensiunnya Burhanudin untuk pengamanan 'dosa-dosa' pemerintahan sebelumnya dan menjadi pionir politik birokrasi dan politisasi proyek pembangunan insfrastruktur," tutur ayah dua orang anak tersebut.
Informasi yang dihimpun Inilah Koran, dari 14 Calon Sekda Kabupaten Bogor yang mengikuti lelang jabatan atau open bidding sudah mengerucut ke tiga nama yaitu Asnan AP, Raden Irwan Purnawan dan Ajat Rochmat Jatnika.
Asnan AP saat ini menjabat sebagai Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora), Raden Irwan Purnawan menjabat sebagai Kepala Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) dan Ajat Rochmag Jatnika sebagai Kepala Badan Perencana Pembangunan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bappeda Litbang). (Rez)
© 2015. All Rights Reserved. Jurnal Metro.com | Analisa Jadi Fakta
Koran Jurnal Metro