CIBINONG - Kalangan aktivis LSM menyoroti dugaan penyimpangan dana bidang pengadaan sarana dan prasarana (sarpras) pertandingan Pekan Olahraga Daerah (Porda) XIII Jawa Barat 2018 yang baru lalu.
Dugaan manipulasi anggaran sewa pakai venue atau lokasi pertandingan, sewa peralatan dan perlengkapan pertandingan menjadi topik utama bahasan di kalangan aktivis.
Ketua Komite Pemantau Aset dan Keuangan Negara (KompasKN), Timbul Gultom, mengungkapkan ada informasi dari masyarakat yang menyebutkan pengelolaan anggaran bidang Sarpras Porda senilai Rp.46 Miliar terindikasi tidak sesuai peruntukan. Khususnya untuk pengadaan peralatan dan perlengkapan pertandingan, yang kebanyakan meminjam dari KONI Jabar.
"Kalaupun ada yang disewa infonya nilai sewanya tidak seperti yang dilaporkan dalam SPJ alias diduga ada penggelembungan harga sewa. Nah, informasi ini sedang kita dalami, apakah informasi itu akurat atau tidak.
Dalam waktu beberapa pekan ini tim investigasi KompasKN yang sudah terjun ke lapangan sudah bisa melaporkan hasil kerjanya," jelas Gultom kepada jurnalmetro, Rabu (19/12/18).
Menurutnya, pihaknya juga tengah mendalami informasi soal kemahalan biaya sewa kendaraan operasional. Dari hasil penelusuran, jumlah kendaraan operasional jenis minibus type avanza, xenia dan Suzuki AVP.
"Jika kami dapatkan bukti hal itu benar adanya, maka kami akan tindaklanjuti dengan laporan khusus ke KPK, Kejagung dan Bareskrim," tegas Gultom.
Terkait dana Sarpras, diperoleh informasi bahwa PB Porda Jabar menganggarkan uang sebanyak Rp.46 Miliar untuk pengadaan sarana dan prasarana pertandingan. Namun dalam pelaksanaannya muncul kecurigaan dari sejumlah aktivis LSM dan mahasiswa yang menduga ada penggelembungan harga sewa peralatan pertandingan dan sewa operasional kendaraan.(P Alam)
© 2015. All Rights Reserved. Jurnal Metro.com | Analisa Jadi Fakta
Koran Jurnal Metro