BOGOR - Isu yang menyebar bahwa beras yang dibagikan untuk masyarakat berkuaitas buruk disanggah oleh Pemkab Bogor karena dari Bulog itu sendiri tidak sesuai dengan kontrak .
Bupati Bogor, Ade Yasin memerintahkan Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperdagin) menelusuri aduan buruknya kualitas beras bantuan sosial, yang dibeli Pemkab Bogor dari Perum Bulog.
“Antara Bulog dan Disperdagin, sampai sekarang masih dalam tahap tindak lanjut,” kata Ade, Jumat (5/6).
Ade menegaskan, Pemkab Bogor sudah mengeluarkan dana sangat besar untuk membeli beras dari Bulog seharga Rp10.543 per kilogram.
“Secara keseluruhan, Pemkab Bogor menghabiskan dana Rp189.774.000.000 untuk membeli 18.000 ton beras yang dibagikan ke masyarakat setiap bulan selama April, Mei, dan Juni 2020,” katanya.
Kata dia, Pemkab Bogor juga sudah mengganti beras yang kualitasnya dikeluhkan oleh masyarakat di sejumlah wilayah, dengan beras berkualitas sesuai dengan harga yang dibeli Pemkab Bogor.
Perdagangan dan Perindustrian (Disperdagin), mengungkap bahwa kesalahan terdapat pada Perum Bulog.
“Dari Bulognya. Kami juga meminta pihak Bulog menyediakan beras kualitas medium sesuai kontrak. Khususnya untuk penyaluran ke-12 kecamatan yang belum,” kata Kepala Disperdagin Kabupaten Bogor, Nuradi.
Dia mengungkap, 12 kecamatan yang belum selesai pendistribusian beras tahap pertama yakni Megamendung, Parung, Ciawi, Parungpanjang, Sukajaya, Tenjolaya, Cigudeg, Tamansari, Ciomas, Pamijahan, Nanggung dan Cibinong.(*/T Abd)
© 2015. All Rights Reserved. Jurnal Metro.com | Analisa Jadi Fakta
Koran Jurnal Metro