BEKASI - Dampak dari masa penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Kota Bekasi kedua membuat para sopir dan pengurus bus di Terminal Induk Kota Bekasi menjerit.
Pasalnya, bantuan Pemerintah Kota Bekasi maupun pihak terkait tak cukup untuk menghidupi sehari-hari. "Enggak ada sama sekali bantuan, kita dibantu Rp600 enggak ada lagi, pemasukan kosong," terang Suryadi selaku pengurus PT Arimbi Jaya Agung ketika ditemui awak media, Kamis (7/5/2020).
Sejak 24 April 2020 membuat seluruh karyawan di PO Arimbi memilih ke kampung halaman. "Sudah banyak yang milih ke kampung halaman, karena mereka mikir lebih baik kelaperan di kampung dari pada di rantau," katanya.
Terlebih, bantuan dari Pemerintah Kota Bekasi tidak ada yang sampai ke para sopir maupun kondektur. Dia mengaku tidak bisa berbuat banyak dengan kondisi saat ini.
"Mau apalagi, bingung juga kita. Saya selaku pengurus melihat para sopir kadang-kadang gimana gitu," katanya sambil menghela napas.
Dia berharap, Pemerintah Kota Bekasi maupun Pusat segera membuka kembali izin, yang saat ini disetop sementara karena pemberlakukan PSBB.
"Dibuka lagi, karena kita enggak ada pemasukan sama sekali, kalau ada bantaun rutin agak mending, ini tidak ada sama sekali," keluhnya.(*/Eln)
© 2015. All Rights Reserved. Jurnal Metro.com | Analisa Jadi Fakta
Koran Jurnal Metro