CIANJUR - Pelajar SMP di Kab. Cianjur sudah banyak yang melakukan hubungan seksual pra nikah. Mereka melakukan hubungan terlarang itu karena hubungan berpacaran yang kebablasan. Demikian ditegaskan Kepala Bidang Advokasi Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kab. Cianjur, Lidya Indayani Umar menanggapi fenomena pergaulan bebas anak sekolah di Cianjur.
Bukan tanpa alasan, pendapatnya itu dikuatkan dengan sejumlah kasus pelajar SMP yang masuk ke pihaknya. "Fenomenanya memang seperti itu, banyak pelajar SMP baik laki atau perempuan di Cianjur yang sudah melakukan hubungan seksual. Itu baru SMP, kalau setingkat SMA bagaimana? Jawabnya sudah pada tahu," kata Lidya, (18/2).
Pergaulan bebas yang terjadi di kalangan pelajar SMP di Kab. Cianjur tidak terlepas akibat pengaruh westernisasi. Selain itu lemahnya pengawasan dari orang tua juga menjadi salah satu penyebabnya.
"Ini anak tidak pulang ke rumah selepas jam sekolah dibiarkan saja.Yang terpenting pulang ke rumah. Kalau orang tua seperti itu semua, tunggu saja kehancurannya. Yang tidak pulang dengan alasan saja masih banyak yang bermasalah, apalagi tidak ada alasan," katanya.
Selain lemahnya pengawasan orang tua tua, lemahnya pendidikan agama juga menjadi salah satu penyebab anak terjerumus ke pergaulan bebas. "Anak harus dibekali dengan pengetahuan agama yang cukup dan orang tua harus tahu lingkungan pergaulannya. Karena itu menentukan. Jangan sampai dibohongi anak, pamitnya belajar kelompok, tapi ternyata malah lain," tegasnya.
Pihaknya merasa miris banyaknya pelajar SMP yang sudah terjerumus pada pergaulan bebas. Semuanya ternyata tidak terlepas dengan faktor keluarga. "Yang masalah ekonomi memang ada, tapi keluarga ternyata yang kebanyakan. Kuncinya peningkatan pengawasan dan ketahanan keluarga yang harus dilakukan untuk mencegah anak terjerumus ke pergaulan bebas," papar Lidya.
Keprihatinan fenomena pergaulan bebas juga dirasakan oleh Hasilah (37) seorang ibu rumah tangga. Ia merasa kawatir melihat kondisi pergaulan anak pelajar SMP di Cianjur. "Jelas selaku orang tua yang mempunyai anak gadis sangat khawatir melihat kondisi yang terjadi saat ini. Sebagai orang tua, kami hanya berupaya anak menjadi yang terbaik tidak terjerumus ke pergaulan bebas," kata Hasilah.
Pendidikan agama secara dini dan lingkungan pergaulan yang sehat salah satu kuncinya untuk menangkis dampak dari pergaulan bebas. "Sebagai orang tua harus tegas saja dan tahu anak bergaul dengan siapa saja. Ini harus dilakukan, karena kalau tidak tidak menutup kemungkinan hal kurang baik bisa menimpa anak. Dalam pengawasan saja kadang anak masih suka nekad, kuncinya anak juga harus jujur," tandasnya .(PR/Yan)
© 2015. All Rights Reserved. Jurnal Metro.com | Analisa Jadi Fakta
Koran Jurnal Metro