BOGOR - Kebun Raya Cibinong diharapkan mampu melengkapi keanekaragaman hayati yang tak dimiliki Kebun Raya Bogor (KRB). Dibangun sejak 2002, progresnya baru mencapai 50 persen.
Dengan area seluas 189 hektare di kawasan Cibinong Science Center (CSC) potensial menjadi wahana konservasi aneka ragam tumbuhan, lantaran Kebun Raya Bogor sudah padat ditanami pepohonan.
Hal itu diungkapkan Kepala Pusat Pengkajian, Perencanaan dan Pengembangan Wilayah (P4W) Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Institut Pertanian Bogor (IPB), Ernan Rustiadi.
Menurutnya, Kebun Raya di kawasan CSC ini bisa menjadi wahana konservasi keanekaragaman hayati tanaman Indonesia.
“Indonesia sebagai negara mega biodiversity, membutuhkan banyak sekali wahana semacam ini,” katanya,(24/2/2019).
Dia berharap, kehadiran kebun raya di CSC bisa melengkapi koleksi-koleksi hayati yang ada di Bogor. Kebun Raya di Cibinong pun dianggapnya bisa menambah wahana edukasi masyarakat mengenai ruang publik.
Kata dia, selama ini, masyarakat Bumi Tegar Beriman khususnya hanya disuguhkan taman biasa dan alun-alun.
“Bisa juga jadi seperti ruang terbuka hijau, bagian dari tempat yang memiliki fungsi sosial. Jadi tempat orang tujuan sosial, seperti KRB tujuan rekreasi pendidikan dan lain-lain. Ini sangat positif,” katanya.
Ernan berpesan kepada (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) sebagai pengelola untuk terus berkoordinasi dengan Pemkab Bogor.Mulai dari pengaturan lingkungan sekitar Kebun Raya, hingga antisipasi kepadatan akses menuju Kebun Raya karena akan menjadi pusat keramaian baru.
“Kalau tidak didukung sarana penunjang bisa menimbulkan masalah baru seperi kantung parkir, potensi PKL. Jadi ga boleh jalan sendiri sendiri,” tegasnya.
Kepala Biro Umum LIPI, Amas menjelaskan bahwa dari 189 hektar area CSC, lahan yang dibangun sebagai kebun raya hanya seluas 32 hektar.
Kini, di lahan tersebut sudah ditumbuhi ribuan pohon, khususnya pohon khas di masing-masing pulau yang ada di Indonesia. Karena, konsep yang dikedepankan yaitu Bioregion Kepulauan.
“Koleksi tumbuhan yang berasal dan ditanam dari kepulauan masing-masing, contoh Biorrhion Kalimantan adalah tumbuhan yang berasal dari pulau Kalimantan dan seterusnya,” katanya.
Untuk membangun Kebun Raya di Cibinong ini memang bukan perkara mudah. Meski sudah dibangun sejak 17 tahun lalu ,atau tahun 2002, hingga kini progresnya baru mencapai 50 persen. Amas mengatakan, proses paling lama yaitu melengkapi koleksi-koleksi pohon di CSC-BG.
Dalam melengkapi koleksi pohon, kerap kali LIPI melibatkan perusahaan-perusahaan yang mau berkontribusi menanam pohon.
“Selama ini dana menggunakan APBN. Tapi kita juga ada mitra kerjasama. Kita dengan perusahaan-perusahaan yang memiliki kepedulian terhadap lingkungan,” ungkapnya.
Menurutnya, dalam waktu dekat masyarakat umum sudah bisa menikmati nyamannya berwisata ke CSC-BG. Tapi, ia berharap masyarakat maklum jika belum bisa senyaman saat berwisata ke KRB.“Masih perlu waktu. Sebetulnya sekarang bisa dibuka, memang tidak seindah Kabupaten Bogor yang berusia 200 tahun,” .(*/Ade)
© 2015. All Rights Reserved. Jurnal Metro.com | Analisa Jadi Fakta
Koran Jurnal Metro