BOGOR - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor sedang menyiapkan rumah sakit darutat di Wisma Diklat Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) di Jalan Raya Parung, Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor.
Meski lokasi ini dianggap representatif, namun Bupati Bogor Ade Yasin masih harus mencari dokter dan perawat, jika tempat ini benar-benar menjadi lokasi isolasi para pasien Corona Virus Disease (Covid-19).
Ade Yasin menjelaskan, dengan semakin banyakanya Pasien Dalam Pengawasan (PDP) Covid-19, dikhawatirkan rumah sakit rujukan di Kabupaten Bogor tidak mampu menampung lagi menampung.
Karena, hingga Rabu (25/3) pukul 19.00 WIB, PDP tercatat 76 orang dengan 58 di antaranya masih dalam pengawasan. Sementara kasus positif terkonfirmasi 8 orang dengan satu diantaranya meninggal dunia.
Sebenarnya, Pemkab Bogor telah menyiapkan lima rumah sakit rujukan untuk kasus Corona. Yakni RSUD Cibinong, RSUD Ciawi, RSUD Leuwiliang, RSUD Cileungsi dan RSPG Cisarua.
“Kondisinya kan kini full. Walaupun statusnya ODP dan PDP, tapi ketika ada lagi yang masuk, kita kesulitan menampungnya dimana. Makanya saya lihat ke Wisma Diklat Kemendagri ini,” kata Ade, Kamis (26/3/2020).
Menurutnya, tempat ini cukup nyaman dan jauh dari keramaian, terutama jauh rumah penduduk, meski lokasinya berada di pinggir Jalan Raya Parung. “Jadi kami tentukan disini sebagai lokasi rumah singgah atau karantina bagi ODP dan PDP,” jelasnya.
Kata dia, rena wisma ini memiliki kamar cukup banyak, yakni 44 kamar dan memiliki 168 tempat tidur. Sehingga, dia berharap tempat ini menjadi jalan keluar jika pasien Covid-19 terus bertambah.
“Mudah-mudahan nggak ada penambahan lagi. Tapi jika ada penambahan atau kejadian yang tidak terduga, kita sudah siap,” tegas Ade.
Meski tempat sudah ada, namun Pemkab Bogor masih harus menyiapkan tenaga kesehatannya. Karena, untuk rumah sakit rujukan saja, tenaga kesehatan sudah pas-pasan.
“Tenaga medis kita persiapkan, karena tenaga medis di masing-masing rumah sakit sudah sibuk. Jadi kita akan buka rekrutmen atau mencari relawan medis untuk ikut menangani Covid-19,” ujarnya,
“Kalau dokter untuk kontrol 1-2 orang sudah cukup. Tapi perawatnya yang harus lebih banyak. Karena di sini ada 44 kamar. Jadi butuh 15 kali lipat dari jumlah kamarnya,” tandasnya.(*/Iw)
© 2015. All Rights Reserved. Jurnal Metro.com | Analisa Jadi Fakta
Koran Jurnal Metro