BOGOR - Roboh atau ambruknya bangunan SDN Ciri Mekar 2 di Jalan Kaporlap nomor 3 Komplek Palad RT 02 RW 05, Cirimekar, Cibinong Rabu pukul 04.30 WIB, (01/01/2020) diduga karena bangunan konstruksi atap yang tidak sesuai spesifikasi.
Hal itu diutarakan Guru Kelas VI Maulana Hafizd ketika ditemui wartawan di lokasi bahwa harusnya ketika rangka atapnya baja ringan, gentrngnya bukan dari tanah merah (jati wangi) tetapi harusnya berjenis metarup , metol atau bitumen.
"Bangunan ini dulu direhab tahun 2012 tetapi kok belum 10 tahun sudah roboh atau ambruk, secara kasat mata saya menduga rangka atapnya tidak sesuai karena rangkanya atap baja ringan tetapi gentengnya jati wangi," ujar Maulana, Senin (6/1/2020).
Dia menerangkan selain lima kelas yang rusak, lima ruang atau bangunan lainnya juga rawan ambruk, hingga para siswa maupun guru tidak boleh berkegiatan di dua bangunan tersebut.
"Selain bangunan yang sudah ambruk atapnya, bangunan sekolah kami lainnya pun rawan ambruk hingga 230 siswa hari ini belajar di kelas darurat menggunakan terpal atau tenda berwarna biru," terangnya.
Pria berusia 33 tahun ini menjelaskan sebelum ambruk, bangunan SDN Ciri Mekar 2 kerap bocor ketika Bogor diguyur hujan. Bahkan ketika satu titik sudah dibetulkan, bocornya pindah ke titik lainnya.
"Sebelum ambruk pada Rabu pagi, atap bangunan SDN Ciri Mekar 2 memang kerap bocor. Bahkan dengan bantuan sukarela orang tua murid dan swadaya para guru, kami pernah membetulkan atapnya," jelas Maulana.
Kepala SDN Ciri Mekar 2 Siti Khoiriyah menuturkan akibat ambruknya bangunan SDN Ciri Mekar 2, pihak sekolah mengalami prakiaraan kerugian sebesar Rp 1,6 miliar.
"Kalau dari segi bangunan kerugian kita Rp 882 juta dan kalau dari segi mobeler mulai dari meja, kursi hingga komputer itu besar kerugian Rp 850 juta hingga prakiraan total kerugian Rp 1.652.000.000,- miliar," tutur Siti Khoiriyah.
Menyikapi ambruknya bangunan SDN Ciri Mekar 2, Wakil Ketua DPRD Kabupaten Bogor KH Agus Salim juga menduga atap baja ringan tidak sesuai spesifikasi karena kecil layaknya jemuran pakaian.
"Saya lihat bahan kontruksi atap baja ringannya kurang besar atau kemungkinan sesuai spesiifikasi layaknya jemuran pakaian, kedepan saya minta spesifikasi bangunan sekolah harus diawasi agar siswa dan guru tidak menjadi korban," ucap KH Agus Salim.
Ditempat yang sama, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor Entis Sutisna memaparkan bahwa SDN Ciri Mekar tahun ini akan direhab total dengan angaran sebesar Rp 1,4 miliar.
"Tahun 2020 ini Pemkab Bogor akan merehab total atau membangun bangunan SDN Ciri Mekar yang baru dengan anggaran Rp 1,4 miliar hingga terbangun dua lantai," papar Entis.
Mantan Camat Ciampea ini melanjutkan awalnya anggaran untuk merehabilitasi bangunan SDN Ciri Mekar itu Rp 800 juta namun karena melihat kondisi bangunan, akhirnya Pemkab Bogor menaikkan anggarannya sebesar Rp 1,4 miliar.
"Lelang proyek pembangunan SDN Ciri Mekar 2 akan kami percepat dan agar menjamin kualitasnya maka proses pembangunannya akan kami awasi secara ketat, sedangkan untuk kegiatan belajar mengajar maka kami akan memindahkan sementara kegiatan belajar mengajar ke Gedung SDN Ciri Mekar 1," tandasnya. (*/He)
© 2015. All Rights Reserved. Jurnal Metro.com | Analisa Jadi Fakta
Koran Jurnal Metro