BOGOR - Kawasan Puncak Bogor menjadi magnit pariwisata karena destinasi begitu lengkap baik itu permainan maupun antraksi yang memikat seperti taman safari dan lain lain .Namun daerah pariwisata ini disalah gunakan oleh oknum yang tak bertanggung jawab dan di jadikan daerah wisata seks dan kawin kontrak .
Hubungan seks sesama jenis yang terjadi diwilayah Puncak, Bogor, membuat Bupati Bogor, Ade Yasin geram, karena itu Dia akan membentuk Satgas gabungan yang melibatkan pihak kepolisian, TNI dan Pemda.
Pembentukan tim satgas gabungan itu, lanjutnya, untuk mencari kebenaran informasi dilapangan. Jika benar, akan ada penindakan tegas tegas.
"Informasi ini akan kami tindak lanjuti dengan membentuk tim. Kami ingin wilayah puncak itu menjadi tempat wisata dan bukan tempat untuk tujuan negatif," kata Ade Yasin saat dikonfirmasi di Pendopo Bupati di Cibinong, Selasa (14/1/2020).
Kapolres Bogor, AKBP Muhammad Joni saat di konfirmasi terkait keberadaan pasangan LGBT yang memanfaatkan villa dikawasan puncak untuk berkencan, menegaskan ia akan memerintahkan Kasat Reskrim untuk menindaklanjuti hal ini.
“Kami akan mendukung penuh kebijakan Bupati Bogor yang akan membentuk Satgas gabungan untuk mengejar pelaku seks menyimpang ini,” tegas AKBP Joni.
Praktek prostitusi dikawasan puncak Bogor hingga Vila Kota Bunga, Kecamatan Pacet, Cianjur, tak pernah mati. Walau kepolisian di dua wilayah ini telah menangkap beberapa pelaku germo kawin kontrak, perdagangan asusila ini, masih saja ada.
Jika sebelumnya Polres Bogor menangkap 4 mucikari kawin kontrak wanita lokal dengan pria asal Timur Tengah, perdagangan orang dengan motif mencari keuntungan ini, tak langsung meredup.
Justru sebaliknya, para mucikari berevolusi dengan merubah taktik dan gaya saat memasarkan wanita yang hendak dijadikan budak seks bagi pria Arab.
Modus terakhir yang diungkap kepolisian yakni, para germo menjajakan wanita menjadi PSK bagi pria lokal maupun pria asal Timur Tengah dengan memakai mobil berkeliling vila-vila.
Para germo ini menumpang beberapa mobil yang didalamnya berisi belasan wanita muda. Para wanita ini di drop ke vila, jika harga per jam disepakati antara lelaki hidung belang dengan mami.
Kasus tertangkapnya 4 mucikari yang menjalankan praktik prostitusi di kawasan Puncak, Kabupaten Cianjur oleh kepolisian setempat, menandakan bahwa bisnis haram ini masih memiliki prospek yang baik.(*/He)
© 2015. All Rights Reserved. Jurnal Metro.com | Analisa Jadi Fakta
Koran Jurnal Metro