JAKARTA - International Monetery Fund (IMF) memangkas perkiraan pertumbuhan ekonomi global 2019 menjadi 3,3%. Padahal, Januari 2019 diprediksi 3,5%. Tentu saja ini bakal berdampak kepada perekonomian Indonesia.
Turunnya proyeksi dari IMF ini, disebabkan oleh ketidakpastian potensial akibat ketegangan perdagangan global, serta faktor-faktor spesifik negara dan sektor lainnya.
Ekonom senior Indef, M Nawir Messi menilai, dengan pemangkasan itu tentunya akan berdampak kepada perekonomian dalam negeri. Sebab, dinamika perekonomian di global akan berpengaruh pada Indonesia.
"Dalam dua sampai tiga tahun ke depan yang menetukan seperti apa persoalan dan tantangan yang akan dihadapi Indonesia tergantung dinamika global," kata Nawir dalam jumpa pers di Jakarta, (11/4/2019).
Selain IMF, kata dia, beberapa lembaga survei juga ikut memprediksi hal yang sama. Dengan demikian dia yakin bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan tidak akan bergairah.
"Kami tidak bisa terlalu optimis, bahwa situasi perkeonomain domestik tahun ini dan tahun depan tidak terlalu membaik sebagaimana dipresiksi banyak orang," kata dia.
Dengan demikian, pemerintah saat ini dan pemerintahan terpilih pada pemilu nanti, kata dia, musti mempersiapkan semuanya dengan baik.
Sementara, ekonom muda Indef, Bima Yudhistira mengatakan, penurunan ini merupakan gejala perlambatan ekonomi. Yang akan berlanjut dalam beberapa tahun ke depan.
Dia pun memperkirakan. ekonomi Indonesia diproyeksi hanya akan tumbuh 5% pada 2019, bahkan bisa tertekan lagi ke level 4,9%.
Dengan kata lain, perlambatan ini juga akan berdampak pada penurunan proyeksi ekspor Indonesia, dan hasilnya neraca perdagangan masih mencatatkan defisit. Para pelaku usaha pun dikhawatirkan akan melakukan efisiensi dibeberapa bidang, baik biaya produksi hingga jumlah tenaga kerja.
"Sektor yang paling terpukul adalah harga komoditas seperti sawit dan karet makin rendah. Pertambangan prospeknya juga negatif khususnya batubara. Dari dalam negeri, dipastikan efek slowdown mulai terasa ke sektor manufaktur," kata Bima. (*/Nia)
© 2015. All Rights Reserved. Jurnal Metro.com | Analisa Jadi Fakta
Koran Jurnal Metro