SINGAPARNA - Benda bersejarah terkadang tidak dimengerti oleh masyarakat dan yang terjadi banmyak digunakan dan berakhir dengan kerusakan . Warga Kampung Mandala, Desa Margasari, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Tasikmalaya baru-baru ini menemukan sejumlah artefak yang diduga berusia lebih dari 200 tahun. Benda peninggalan sejarah yang pertama kali ditemukan di antaranya jubleg (tempat menumbuk padi terbuat dari batu), palipisan (tempat membuat obat-obatan zaman dulu), serta sejumlah pusara makam dengan nisan batu berbentuk seperti roket. Terakhir, warga juga menemukan pisin (piring kecil) serta pecahan mangkuk kecil porselen di sekitar permukiman.
Salah seorang tokoh Kampung Mandala, Totong Saprudin (47) menuturkan, benda bersejarah tersebut pertama kali ditemukan oleh sang kakek, Makmun, 25 tahun lalu. Makmun menemukan jubleg di area persawahan tak jauh dari rumahnya. Namun, karena ketidaktahuan warga, benda tersebut justru digunakan untuk keperluan sehari-hari mulai dari mengasah golok, menyuci, dan aktivitas warga lainnya.
"Awalnya kami tidak tahu apa-apa. Makanya barang-barang yang pertama kali ditemukan ya sudah aja dibiarkan. Malah digunakan untuk keperluan sehari-hari,” kata Totong saat dijumpai wartawan di Kampung Mandala, (15/60) .
Menurut Totong, warga mulai mengetahui bahwa benda-benda yang ditemukan adalah artefak kuno setelah seorang fasilitator pembangunan jalan lingkungan masuk ke desa mereka, enam bulan lalu. Fasilitator itu menyebutkan jika benda-benda seperti jubleg dan peninggalan lainnya merupakan benda bersejarah. "Ada yang hobi benda-benda kuno, pas melihat jubleg dia bilang itu benda bersejarah, tetapi orang di sini menganggap benda itu biasa saja," kata Totong.
Sejak saat itu, ia bersama warga lainnya mulai mengumpulkan dan mendata benda-benda peninggalan tersebut agar tidak dicuri orang. Benda-benda tersebut tersebar di beberapa tempat namun masih dalam satu area kampung Mandala. Pisin ditemukan dalam kondisi tak utuh di pekarangan warga. Pada pisin dan mangkuk terdapat tulisan kuno serta gambar singa berkepala manusia dengan tulisan yang tidak dimengerti oleh warga setempat.
Sementara palipisan ditemukan terbenam di dalam sawah. Pada saat itu, warga bergotong-royong membangun jalan pemukiman. Tak jauh dari tempat itu, ditemukan pula sebuah jubleg persegi. Namun jubleg tersebut masih berada di posisi semula karena warga kesulitan mengamankannya.
Sementara temuan pusara mirip roket berada di Bukit Kembang Kertas. Saat ini tempat itu dijadikan tempat pemakaman warga kampung. Pusara tersebut terlihat berbeda dari yang lainnya dengan bentuk nisan seperti roket. Di bawah pusara tersebut ditemukan angka 1931 dan 1349 dalam satu pusara. Warga sendiri tidak dapat memastikan apakah angka-angka itu menunjukkan tahun kematian atau bukan.
Hingga saat ini, warga masih belum mengetahui secara pasti asal muasal benda bersejarah tersebut. Namun, menurut sesepuh di Kampung Mandala, benda tersebut merupakan peninggalan masyarakat yang hidup pada zaman pemerintahan Raden Tumenggung Wiradadaha I, Bupati Tasikmalaya pertama. Namun, kebenarannya masih harus dipastikan kembali oleh arkeolog.(PR/D Tom)
© 2015. All Rights Reserved. Jurnal Metro.com | Analisa Jadi Fakta
Koran Jurnal Metro