BANDUNG - Perhatian pemerintah terhadap kesejahteraan guru, khususnya guru yang masih berstatus honorer, dinilai masih minim. Oleh karenanya, guru honorer didorong untuk terjun berwirausaha.
Penilaian dan dorongan tersebut disampaikan Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) Jawa Barat. Melalui wirausaha, Pergunu Jabar berharap, para guru bisa memberdayakan dirinya, keluarga, masyarakat, dan bangsa.
Ketua Pergunu Jabar H Saepuloh menegaskan, guru khususnya guru honorer tidak harus berpangku tangan terus kepada pemerintah, namun harus memiliki jiwa pengusaha (preneurship).
Oleh karena itu, guru jangan hanya terjebak dengan rutinitas mengajar, tetapi harus mulai dengan berwirausaha untuk menambah penghasilan dalam upaya peningkatan kesejahteraan.
"Para guru jangan hanya terjebak pada rutinitas bisnis mengajar tetapi harus mulai berusaha membuka lahan bisnis," ujar Saepuloh , Minggu (2/2/2020).
Sebagai wujud dorongan tersebut, Pergunu Jabar telah menggelar workshop bertajuk "Teacherpreneur, Membangun Kesejahteraan Guru Melalui Ekonomi Mandiri" di Hotel Banana Inn, Jalan Dr Setiabudi Nomor 191, Kota Bandung, Jumat (1/2/2020).
Pria yang akrab disapa Kang Epul ini mengatakan, Pergunu Jabar juga bekerja sama dengan berbagai pihak untuk pemberdayaan wirausaha ini.
"Seperti workshop kali ini dengan perusahaan wisata umum dan religi, agar guru bisa belajar memasarkan usaha perjalanan ini," kata Kang Epul.
Tidak hanya itu, Pergunu Jabar juga membentuk kelompok usaha lewat kerja sama dengan SMK-SMK, agar guru bisa belajar berwirausaha sekaligus menitipkan produknya di gerai-gerai SMK.
"Membuka usaha memang membutuhkan keberanian dan inovasi, sehingga kita dorong agar para guru berani keluar dari zona nyaman, meski tugas mengajar tidak boleh ditingggalkan," harapnya.(*/Hend)
© 2015. All Rights Reserved. Jurnal Metro.com | Analisa Jadi Fakta
Koran Jurnal Metro