BOGOR - Serapan Anggaran Belanja dan Pendapatan Daerah (APBD) 2019 Kabupaten Bogor masih jeblok. Hingga 31 Mei, dari alokasi belanja daerah Rp6,4 triliun baru terserap 23,60% atau sekitar Rp1,5triliun.
Kepala Bidang Anggaran Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Kabupaten Bogor, Mely Kamelia menjelaskan, pos belanja langsung memiliki serapan lebih rendah dibanding belanja tidak langsung.
Dari alokasi belanja langsung Rp3,9 triliun baru terserap 18,94% atau sekitar Rp738,6 miliar.
Sementara pada pos belanja tidak langsung yang didominasi oleh gaji pegawai, dari alokasi Rp3,11 triliun telah terserap 28,75% atau sekitar Rp894,1 triliun.
Menurutnya, kendala serapan anggaran, terutama pada pos belanja langsung harus dikaji oleh masing-masing Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD).
“Iya karena karakter kegiannya berbeda-beda. Tapi, seluruh belanja sudah ada rencana dan jadwal realisasinya,” kata Mely . (14/6/2019).
Meski tidak menyebut perbandingan secara angka, Mely memastikan serapan anggaran belanja 2019 secara keseluruhan dibanding tahun 2018 dalam periode yang sama masih lebih baik.
“Dalam waktu dekat pun akan ada rapat koordinasi dengan bupati dan wakil bupati untuk mencermati realisasi belanja,” jelas Mely.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Bogor, Burhanudin pun menaruh perhatian lebih pada sektor serapan anggaran belanja di Bumi Tegat Beriman. Pasalnya, jelang semester I 2019, serapan anggaran masih jauh dari harapan.
“Iya, harus dievaluasi. Masalahnya apa. Untuk dicari solusinya. Memang sisa anggaran tidak bisa dihindari. Tapi bisa ditekan supaya tidak membengkak,” kata Burhan.(*/Fuz)
© 2015. All Rights Reserved. Jurnal Metro.com | Analisa Jadi Fakta
Koran Jurnal Metro