JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan mengaku bersyukur mendegar kabar Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Bogor menghentikan kasus pose dua jarinya. Keputusan tersebut dinilai membawa kontestasi pilpres kepada hal yang substansi.
Dia berharap ke depannya Bawaslu tidak perlu menanggapi setiap laporan di luar konteks proses pemilu. Dia juga berharap, tidak ada lagi yang mengalami nasib serupa dengan dirinya.
"Saya sih alhamdulillah meskipun saya kemarin fokus pada Jakarta. Saya berharap Bawaslu dan proses pemilu, pilpres, kampanye bisa lebih fokus pada hal substansial," kata Anies di kawasan Ancol, Jakarta Utara,(11/1/2019).
Menurutnya, pose dua jari yang dipersoalkan telah menimbulkan kegaduhan publik. Seharusnya, persoalan tersebut tidak perlu terjadi.
"Ada banyak hal yang bisa dilaporkan, tapi kalau kita merespons pada setiap laporan tanpa memikirkan tentang substansinya, nanti proses kampanye kita menjadi proses kampanye yang fokus pada hal remeh temeh," ucapnya.
Dia mengaku tidak kapok untuk menghadiri acara Partai Gerindra meskipun akan dilaporkan lagi ke Bawaslu.
"Bukan, bukan soal kapok dan tidak karena memang persoalannya lebih pada kalau ada laporan.
Kalau ada laporan penting untuk dilakukan verifikasi, penting dilakukan untuk melihat kelayakan kepatutan sebelum kemudian setiap laporan dianggap sebagai sesuatu yang serius," katanya.
Kasus Anies berawal dari adanya laporan terkait dirinya menghadiri Konferensi Nasional Gerindra di Bogor, Jawa Barat, Senin (17/12018). Pada saat itu Anies turut mendoakan pasangan Capres dan Cawapres Prabowo Subianto-Sandiaga Uno bisa meraih kemenangan di Pilpres 2019 seperti yang dia raih saat Pemilihan Gubernur (Pilgub) DKI Jakarta 2017. Kehadiran Anies dan pose dua jarinya kemudian dipertanyakan.(*/Adyt)
© 2015. All Rights Reserved. Jurnal Metro.com | Analisa Jadi Fakta
Koran Jurnal Metro