BOGOR - Ribuan lahan pertanian di Kabupaten Bogor berubah fungsi disebabkan tidak adanya payung hukum . Pemerintah Kabupaten Bogor melalui Dinas Tanaman Pangan, Holtikultura dan Perkebunan sedang menyusun rancangan peraturan daerah terkait lahan pertanian.
Ini dibutuhkan agar alih fungsi lahan pertanian tidak terjadi terus-menerus dan juga ada sebab lain nakalnya para oknum di Dinas tanaman pangan ,Holtikultura dan Perkebunan itu sendiri yang memberikan peluang pada lahan yang diminati pengusaha untuk dijadikan perumahan atau pabrik dan lain lain .
Sebab, saat ini setiap tahunnya diperkirakan 1.000 hektare lahan pertanian beralih fungsi baik untuk perumahan maupun industri. Jika tidak dilakukan proteksi terhadap lahan pertanian, dikhawatirkan ke depan berdampak besar kepada produksi pangan bagi masyarakat Kabupaten Bogor.
Luas lahan pertanian di Kabupaten Bogor saat ini lebih kurang 35.000 hektar. “Dalam catatan kami setiap tahun terjadi penurunan luas lahan pertanian 1.000 hektare. Kondisi ini sudah mulai mengkhawatirkan jika tidak dilakukan proteksi lahan pertanian,” kata Kepala Dinas Tanaman Pangan, Holtikultura dan Perkebunan, Siti Nurianty .
Ia menerangkan, wilayah Kabupaten Bogor dengan penduduk saat ini sekitar 5,5 juta jiwa tentu membutuhkan pangan dalam jumlah yang cukup besar, terutama beras. Apalagi setiap tahun terjadi laju pertumbuhan penduduk rata rata 2% yang disebabkan angka kelahiran maupun migrasi penduduk.
“Dengan jumlah penduduk sebanyak itu, hasil produksi pertanian Kabupaten Bogor baru bisa menyuplai rata-rata 65% dari kebutuhan masyarakat. Selebihnya didatangkan dari berbagai daerah sekitarnya seperti Cianjur, Karawang dan lainnya,” kata Siti Nurianty.
Dengan luas lahan yang ada, produksi padi mencapai sekitar 350 ton per tahun. Dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, terjadi penurunan produksi. Dalam catatan Badan Pusat Statistik, tahun 2015 produksi padi Kabupaten Bogor mencapai 492 .207 ton.
“Jika tidak ada upaya pencegahan, tentu akan mempengaruhi atas produksi padi dan itu erat kaitannya dengan kebutuhan masyarakat terhadap beras. Ini jelas mengkhawatirkan jangan sampai jumlah produksi semakin turun sedangkan kebutuhan semakin bertambah,”paparnya.(*/Fuz)
© 2015. All Rights Reserved. Jurnal Metro.com | Analisa Jadi Fakta
Koran Jurnal Metro