BOGOR - Enam kandidat Sekda Kabupaten Bogor bakal mengadu nasib pada 5, 8 dan 9 April 2019. Mereka diharuskan melakukan presentasi dan membuat karya ilmiah dihadapan penguji.
Kepala Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan (BKPP) Kabupaten Bogor, Dadang Irfan menjelaskan, enam orang yang telah mendaftar dinyatakan berhak mengikuti lelang jabatan terbuka setelah seleksi administrasi dan tes kesehatan pekan lalu.
“Pertama yang diuji pembuatan karya ilmiah sampai ekspos di hadapan penguji. Digelarnya pada 5, 8 dan 9 April,” jelas Dadang, Senin (1/4/2019).
Penguji sendiri terdiri dari lima orang, yakni Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Jawa Barat, Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemen PAN-RB), Badan Kepegawaian Negara (BKN), akademisi Universitas Padjajaran dan Lembaga Administrasi Negara (LAN).
Menurut Dadang, tim penguji yang didatangkan berdasarkan keinginan Bupati Ade Yasin yanh menginginkan open bidding diselenggarakan secara lepas untuk mencari yang terbaik di antara enam orang itu.
“Nanti akan dipilih tiga orang terbaik oleh penguji. Kemudian dari tiga orang itu dipilih satu oleh bupati, karena tiga besar bukan berbentuk ranking atau nomor urut. Tapi mereka yang dianggap layak menjadi sekda. Bisa juga bupati melakukan tes wawancara lagi. Lebih selektif,” kata Dadang.
Lima orang yang telah mendaftar yakni Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa (DPMD) Deni Ardiana, Kepala Bappedalitbang Syarifah Sofiah.
Kemudian Kepala Dinas Arsip dan Perpustakaan (Diskarpus) Soebiantoro, Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) TB Luthfie Syam, Kepala DPMPTSP Joko Pitoyo dan Asisten Pemerintahan dan Kesra sekaligus Pj Sekda Burhanuddin.
Setelah direstui Komite Aparatur Sipil Negara (KASN) belum lama ini, open bidding sekda akan dilakukan 5 April.
Bupati Bogor, Ade Yasin mengatakan, sejauh ini sudah tercatat ada lima nama yang mendaftar untuk duduk di kursi panas orang nomor tiga se-Kabupaten Bogor itu.
“Semua (calon) dari dalam lingkungan Pemkab Bogor. Sebab, dari dalam juga masih bagus. Jadi, buat apa ambil dari luar daerah,” kata Ade, Kamis (28/3/2019).
Dia menekankan, yang bakal dipilih merupakan orang yang bisa bekerja sama dan memberikan kenyamanan satu sama lain. Sekda diibaratkannya sebagai lokomotif pemerintahan.
Yang terpenting, kata dia, di bidang tataran koordinasi dan teknis. Sedangkan bupati berperan di kebijakan.
“Harus kerja sama dengan saya, minimal saya nyaman dengan orang ini. Sebaliknya, orang ini juga harus nyaman dengan saya dan tidak ada keterpaksaan,” tegasnya. Menurutnya, lima orang yang sudah mendaftar memiliki kapasitas dan telah memenuhi syarat.
“Saya kira semua memenuhi kapasitas, kualitas dan syarat. Tinggal bagaimana menilai, mulai dari awal perjalanan pemilihan orang ini, mana yang bisa jalan dengan saya ,” tuntasnya.(*/Fuz)
© 2015. All Rights Reserved. Jurnal Metro.com | Analisa Jadi Fakta
Koran Jurnal Metro