BOGOR - Kegagalan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor dalam merealisasikan hibah dari Korea Selatan disoroti mantan Bendahara tim Pemenangan Ade Yasin-Iwan Setiawan (Hadist), Usep Supratman.
Menurutnya, hal ini harus jadi evaluasi tersendiri bagi Bupati Bogor dan jajaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) terkait karena langkah ini merupakan bagian dari upaya menyukseskan program Pancakarsa dalam perwujudan visi misi Kabupaten Bogor menjadi Kabupaten Termaju di Indonesia.
"Jika salah satu kegagalannya itu adalah terkait pajak Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Kahuripan, sudah seharusnya dipenuhi. Karena ini juga kan untuk kepentingan operasional PDAM itu sendiri. Lagi pula pajak itu kan wajib," katanya, Rabu (2/10/2019).
Terlebih kata Usep, kepergian rombongan Bupati Bogor ke Korea Selatan juga tak hanya terkait hibah PDAM Tirta Kahuripan, tapi juga Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) lain serta sejumlah SKPD terkait.
"Saya memang tidak ikut kesana, tapi yang saya tahu, ini (kepergian rombongan Bupati ke Korea Selatan-red) kan juga study banding untuk mewujudkan Sport and Tourism sebagai bagian dari program Pancakarsa," ungkap pria yang kini duduk sebagai anggota DPRD Kabupaten Bogor ini.
Ia pun mencotohkan, keikutsertaan KONI tak lain untuk menjalin kerjasama di sektor olahraga. "Gini contohnya, kita bisa menawarkan diri sebagai sister city-nya mereka sebagai tempat latihan. Karena disana ada empat musim dan ada musim yang tidak memungkinkan atletnya berlatih jadi dengan kerjasama ini, atlet-atlet mereka bisa berlatih disini," paparnya.
Sekedar diketahui, rombongan Bupati Bogor, Ade Yasin ke Korea Selatan dalam upaya merealisasikan kerjasama dengan salah satu kota di Korea Selatan, menemui kendala. Salah satunya perihal pajak PDAM Tirta Kahuripan sehingga dana hibah untuk salah satu unit instalasi-nya belum bisa direalisasikan.(Fuz)
© 2015. All Rights Reserved. Jurnal Metro.com | Analisa Jadi Fakta
Koran Jurnal Metro