PEKANBARU - Kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di wilayah pesisir Provinsi Riau terpantau mulai menyelimuti Kota Pekanbaru. Kabut asap tipis yang terpantau sejak pagi tadi itu merupakan kiriman dari Kabupaten Kepulauan Meranti, yang dalam 2 hari terakhir dilanda Karhutla hebat.
"Iya, memang asap. Tapi kiriman dari Meranti," kata Staf analis Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru, Bibin Sulyanto di Pekanbaru,(3/3/2019).
Selain itu, dia juga memastikan bahwa jarak pandang di Kota Pekanbaru masih cenderung normal sekitar 8 km. Kabut asap juga belum menganggu aktivitas penerbangan di Bandara Internasional Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru.
"Visibility masih delapan kilometer. Masih asap tipis dan belum mengganggu penerbangan," ujarnya.
Sejumlah warga Pekanbaru mengaku mulai merasakan gangguan seperti mata yang mulai pedih akibat kabut asap yang terjadi di Kota Pekanbaru. Muhammad Halimi, warga yang tinggal di Panam, Pekanbaru mengaku udara tidak seperti biasanya, dan cenderung terlihat putih berasap.
"Cuaca memang tidak seperti biasa. Mata juga seperti pedih saat kita mengendarai motor. Saya baru sadar kalau ini kabut asap," kata Halimi.
BMKG Stasiun Pekanbaru mendeteksi puluhan titik panas sepanjang akhir pekan ini di pesisir Riau. Berbeda dengan sebelumnya, saat titik panas tertumpu di Pulau Rupat Bengkalis, kali ini BMKG mendeteksi titik panas menyebar di Kabupaten Kepulauan Meranti.
Pada Minggu hari ini, BMKG mendeteksi total 43 titik panas yang mengindikasikan Karhutla di seluruh Riau. Dari 43 titik panas, 27 titik diantaranya terdeteksi di Kabupaten Kepulauan Meranti. Selain itu, 13 titik panas terpantau di Pelalawan, dua titik di Bengkalis dan satu lainnya di Indragiri Hilir.
(*/Gint)
© 2015. All Rights Reserved. Jurnal Metro.com | Analisa Jadi Fakta
Koran Jurnal Metro