BOGOR - Tidak sepantasnya dikala musibah melanda dari segala penjuru malah BPBD adakan pesta seolah bencana bagaikan mainan anak -anak yang kurang dipedulikan jauh rasa simpati .
BPBD Kabupaten Bogor sibuk rayakan hari jadi kesiapsiagaan bencana di Tegar Beriman, Cibinong, Jumat (26/4). Padahal, malam harinya, warga di wilayah diteror bencana.
Sepanjang Kamis (25/4/2019) malam hingga Jumat (26/4/2019), bencana longsor hingga banjir bandang, terjadi di hampir seluruh penjuru Bumi Tegar Beriman, baik itu di wilayah selatan, barat, utara, timur hingga di dekat pusat Pemerintahan Kabupaten Bogor.
Data yang dihimpun dilapangan, Jumat (26/4/2019), untuk wilayah barat, bencana longsor terjadi di wilayah Kecamatan Leuwiliang, yakni Kampung Mekar Jaya RT03/09, Desa Cibeber I, sepanjang 100 meter dan tinggi 15 meter.
Longsor mengakibatkan tiga rumah miliki Pepen, Azis dan Mahpud hancur dengan kerugian ditaksir Rp150 juta. Tida ada korban jiwa dalam peristiwa ini.
Di kecamatan yang sama, tanah longsor merusak bangunan SDN Kalong IV dan dan rumah Asiah di Kampung Kalong Tonggoh, RT01/04, Desa Kalong II. Pun tidak ada korban jiwa.
Sementara bencana banjir juga terjadi di Leuwiliang, tepatnya di RT06/01, Desa Kalong II, Kecamatan Leuwisadeng. Air menggenangi Pondok Pesantren An-Nida.
Bergeser ke wilayah Kecamatan Cigudeg, tanah longsor terjadi di Jalan Raya Cigudeg-Sukajaya, Kampung Juga RT04/04, Desa Sukaraksa.
Tebing setinggi sekitar 20 meter longor dan sempat menutupi badan jalan sepanjang 30 meter. Akibatnya, lalu lintas di kedua arah sempat lumpuh meski tidak ada korban jiwa.
Masih di wilayah barat, di Kecamatan Nanggung, banjir melanda Kampung Liud, Desa Kalongliud, akibat luapan aliar Kali Citaruna hingga merendam 6 RT di kampung itu.
Bencana banjir juga terjadi Kampung Paku, Desa Sadeng, Kecamatan Leuwisadeng.
Terdata, rumah-rumah yang mengalami kerusakan yakni milik Muhammad (50), Ino (45) dan Omah (75). Rumah-rumah itu mengalami retak pada lantai.
Mengarah ke wilayah selatan, bencana longsor terjadi di tiga titik pada kawasan Riung Gunung, Puncak, Kecamatan Cisarua dengan ketinggian 3 meter dan beruntung tidak mengganggu arus lalu lintas, meski sempat diberlakukan buka tutup jalur.
Di wilayah Kecamatan Megamendung, tepatnya di RT02/05, Desa Megamendung, menimpa satu unit rumah hingga satu remaja putri berusia 15 tahun, Sindi Puspitasari mengalami patah tulang akibat tertimpa material longsor.
Wilayah Kecamatan Babakanmadang pun tidak luput dari bencana longsor di Kampung Pasir Karet RT01/04, Desa Cijayanti, mengakibatkan Dedi (45) mengalami patah kaki dan Reza (25) pingsan.
Di kecamatan yang sama, banjir bandang melanda, tepatnya Kampung Legog, RT01/04, Desa Kadumangu. Dua unit rumah dengan dua KK terdiri dari 8 jiwa, terdampak banjir.
Dua rumah itu milik Ajat Sudrajat (52) dan Eman (40). Sementara korban jiwa atas nama Ame (80), karena memiliki riwayat penyakit asma sebelumnya.
Di dekat pusat pemerintahan, tepatnya di Kampung Legok Gaok, Desa Cijujung, Kecamatan Sukaraja, 30 rumah warga dan pengrajin sagu dihantam banjir bandang akibat luapan Sungai Cikeas.
Sementara di Kampung Nanggewer Kaum, RW 02 Kelurahan Nanggewer, Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor, Kamis (25/4/2019). Setidaknya 9 rumah hancur dan dua unit sepeda motor hanyut.
Salah satu warga, Triyono (55) mengakui, rumah kontrakan yang ditinggalinya terendam hingga setinggi kepala orang dewasa pada pukul 00.00 WIB. Dia dan istrinya, Widayanti (51) pun hanya bisa menyelamatkan diri.
Wakil Bupati Bogor, Iwan Setiawan pun menyentil Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) untuk mengubah pola pikir dari tanggap darurat bencana menjadi pencegahan dan kesiapsiagaan.
Ini sebagai upaya antisipatif untuk meminimalisasi terjadinya bencana dalam berbagai bentuk.
Penanggulangan bencana bukan hanya kegiatan tanggap darurat bencana, namun meliputi seluruh aspek yang merupakan suatu siklus kegiatan dari saat pra bencana, kejadian bencana, dan pasca bencana yang berkesinambungan dengan melibatkan berbagai pemangku kepentingan.(*/Fuz)
© 2015. All Rights Reserved. Jurnal Metro.com | Analisa Jadi Fakta
Koran Jurnal Metro