BOGOR – Sistem 2-1 Puncak mulai diuji coba, Minggu (27/10/2019). Namun, upaya yang harapkan bisa mengurai kemacetan di jalur wisata itu justru membuat macet. Pantauan di lokasi, kepadatan kendaraan memanjang hingga kawasan Cianjur.
Kondisi ini pun menuai banyak sorotan. Salah satunya dari aktivis Kemas, Firman. Dirinya mempertanyakan parameter kajian dari penerapan sistem baru itu. Terlebih dari regulasi itu, ada juga aturan baru untuk pengguna jalan dari Jalur Puncak sampai Gadog, dimana Polisi melarang adanya pengawalan kendaran dan tidak adanya sistem tutup buka.
“Padahal, kondisinya kita tahu sekarang. Jalur Puncak tersebut baru beberapa titik pelebaran jalan dan pengguna jalan selalu meningkat pesat karna jalur tersebut jalur wisata. Kalau menurut saya, yang selalu ada, pada jalur Puncak ini gak akan berhasil karena angka para wisatawan yang selalu berdatangan ke arah Puncak selalu meningkat. Walaupun jalan di titik Puncak udah diperlebar, tapi jalur titik Gadog, Cipayung dan Cibogo, itu jalur masih sempit mana mungkin kendaraan bisa lancar hari Sabtu dan Minggu,” papar Firman.
Contoh dapat dilihat dari penerapan sistem one way, yang diakui Firman tidak memberikan dampak signifikan bahkan berdampak negatif terhadap warga sekitar yang kesulitan jika akan berpergiam dihari weekend. “Sebelumnya adapun di adakan sistem one way tetep aja macet. Dan untuk para pemerintah terkait tolong dikaji ulang kembali sistem aturan jalur puncak 2-1, karena sangat di sayangkan angka nominal rupiah di hamburkan,” tandasnya.(Fuz)
© 2015. All Rights Reserved. Jurnal Metro.com | Analisa Jadi Fakta
Koran Jurnal Metro