JAKARTA - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta mengajak masyarakat Ibu Kota mengurangi penggunaan sampah Plastik Sekali Pakai (PSP). Pasalnya, sampah plastik membutuhkan waktu ratusan tahun agar terurai secara alami.
Kepala DLH DKI Jakarta, Andono Warih, menjelaskan sampah yang dihasilkan warga Jakarta mencapai 7.500 ton perhari yang masuk Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang, Bekasi, Jawa Barat. Dimana 14 persen atau seribu ton diantaranya merupakan sampah plastik sekali pakai.
“Jenis kantong belanja plastik saja, setiap harinya sebanyak 650-800 ribu lembar yang masuk ke TPST Bantargebang,” kata Andono dalam keterangan rilisnya, Minggu (21/7/2019).
Perubahan gaya hidup masyarakat yang mengurangi penggunaan sampah plastik sekali pakai menjadi sangat penting. Menurut Andono, ada beberapa alternatif yang bisa digunakan untuk mengurangi sampah plastik sekali pakai diantanya kantong plastik bisa diganti dengan tas lipat atau keranjang belanja, dan kotak makan diganti styrofoam.
“Tumbler sebagai ganti membeli air kemasan plastik, sedotan bambu atau stainless steel sebagai ganti sedotan plastik, saat ini sudah marak dijual dimana-mana. Kami mendorong gerakan masyarakat untuk bersama bergaya hidup mengurangi sampah plastik,” papar Andono.
Ditambahkan Andono, Pemerintah DKI Jakarta tengah menyusun regulasi mengenai pengurangan sampah plastik. Peraturan yang sedang disusun bertujuan untuk mendorong perubahan perilaku masyarakat yang lebih ramah lingkungan.
Dalam regulasi tersebut, nantinya kemungkinan akan ada sanksi bagi masyarakat yang masih menggunakan sampah plastik sekali pakai. Hal itu dinilai efektif menekan penggunaan sampah plastik.
“Instrumen hukum kami tempatkan sebagai alat perubahan adab dan budaya masyarakat, social engineering,”pungkasnya. (*/Joh)
© 2015. All Rights Reserved. Jurnal Metro.com | Analisa Jadi Fakta
Koran Jurnal Metro