JAKARTA - Penolakan miss world dari komponen masyarakat terus berlanjut namun Pemerintah belum juga memberikan warning yang tepat .
Gerakan aksi menolak pagelaran Miss World di Indonesia terus bergulir. Kali ini massa Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) menyusun barisan aksi di depan Kemenko Kesra.
"Karena sejatinya kedatangan Miss World telah meruntuhkan martabat perempuan. Ini semua adalah bentuk kebodohan, kebiadaban kapitalis," kata seorang orator di atas mobil bak terbuka, di depan Kemenkokesra, Jl Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Kamis (5/9).
"Bahwasanya Kemenko Kesra mengurusi kesejahteraan rakyat, kepariwisataan, dan jika dari Kemenko Kesra tidak meng-ACC maka tidak akan terselenggara Miss World ini," kata sang orator berapi-api.
Sang orator sempat salah menyebut Menko Kesra adalah Hatta Rajasa, bukannya Agung Laksono. Namun dia segera membetulkan.
"Kita berada di depan kantor Menko Kesra yang diketuai Hatta Rajasa... Maaf, Agung Laksono, untuk membatalkan Miss World," kata sang orator.
Sekitar seratusan massa yang dibagi antara laki-laki dan perempuan itu membawa spanduk-spanduk bertuliskan 'Miss World=Kapitalisasi Perempuan', 'Miss World=Lecehkan Perempuan', 'Miss World=Kampanye Liberalisasi Budaya'. Mereka menuntut pemerintah membatalkan ajang ratu sejagat itu.
Tak lama, kumpulan massa itu pun bergerak menuju ke MNC Tower dengan berjalan kaki. Lalu lintas sempat macet karena massa berjalan melawan arus.
Demo menentang pagelaran Miss World juga terjadi di Makassar. Demonstran masih dari HTI. Mereka mendatangi kantor DPRD Sulawesi Selatan di Jl Urip Sumoharjo. Massa HTI Sulsel ini menilai ajang Miss World merupakan bentuk eksploitasi yang merendahkan harkat dan martabat kaum Hawa.
Massa yang terdiri dari laki-laki dan perempuan beserta anak-anak mereka ini juga menganggap penyelenggaraan kontes Miss World bertentangan dengan budaya ketimuran di Indonesia dan melanggar hukum syariat dari agama Islam yang mayoritas dianut penduduk Indonesia.
Aksi massa berlangsung tertib dan tidak mengganggu arus lalu lintas di sekitar fly over Urip Sumoharjo. Aksi hanya dijaga segelintir aparat kepolisian dan Satpol PP kantor DPRD Sulsel.(*Adyt)
© 2015. All Rights Reserved. Jurnal Metro.com | Analisa Jadi Fakta
Koran Jurnal Metro