CIREBON - Mengantisipasi kejahatan dalam angkutan umum diterapkan di Cirebon .
Ratusan angkutan kota (angkot) di Kota Cirebon dipasangi dua kartu identitas sopir yang disertai dengan foto sopir. Kartu identitas yang kecil dipasang atau dikalungkan di dada dan yang besar dipasang di dashboard kendaraan menghadap ke arah penumpang.
Pemasangan identitas secara simbolis dilakukan oleh Wali Kota Cirebon H Ano Sutrisno Rabu (12/6) di Jalan Siliwangi depan Balaikota Cirebon, seusai pembentuk Forum Keselamatan Lalulintas dan Angkutan Jalan Kota Cirebon.
Pemasangan disaksikan Ketua DPRD Yuliarso, Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan kelas II Cirebon, Capt Barlet, Kepala Dinas Perhubungan, Informasi dan Komunikasi Taufan Bharata, Kasat Lantas Polres Cirebon Kota Ajun Komisaris Parlan dan sejumlah pejabat dari instansi terkait lainnya.
Menurut Wali Kota Cirebon Ano Sutrisno, selain sebagai upaya penertiban lalu lintas, pemasangan kartu identitas juga dilakukan sebagai upaya mengantisipasi kejahatan di dalam angkot.
"Penumpang bisa mengetahui nama sopir dan menyocokan foto identitas dengan sopir yang sesungguhnya," ujarnya.
Kalau identitas yang tertera tidak sesuai dengan sopir yang sesungguhnya, penumpang bisa melaporkan ke petugas baik dari Dishubinfokom maupun polisi. "Nanti Dishub atau polisi yang akan meneruskan laporan tersebut ke pemilik angkot," katanya.
Kepala Dinas Perhubungan, Informasi dan Komunikasi, Taufan Bharata mengungkapkan, selain pemasangan kartu identitas, setiap angkot juga dipasangi stiker besar yang memuat trayek angkot tersebut.
"Calon penumpang bisa melihat dengan jelas trayek atau jalur angkotnya, sehingga tidak mudah dibohongi," jelasnya.
Pencetakan dua kartu identitas untuk sopir dan stiker besar trayek angkot, dibiayai oleh APBD Kota Cirebon.
"Sopir dan pemilik 979 unit angkot yang kami pasangi stiker dan kartu identitas, tidak dibebani biaya sama sekali alias gratis," katanya.
Kasat Lantas Polres Cirebon Kota Ajun Komisaris Parlan menyatakan, kepolisian tetap mengedepankan tindakan preentif dan prefentif, ketimang represif, termasuk kepada sopir angkot yang bandel. "Tindakan represif, merupakan tindakan terakhir yang baru akan kami lakukan kalau terpaksa," tandasnya.(*Rez)
© 2015. All Rights Reserved. Jurnal Metro.com | Analisa Jadi Fakta
Koran Jurnal Metro