Pasalnya, hingga kini pembuangan limbah kotoran ayam masih berlangsung.
"Kami mengeluhkan dua hal sekitar tiga bulan lalu ramai-ramai datang ke PT QL.Hal pertama bau busuk limbah segera diatasi dan kini mulai berkurang meski baunya kadang masih ada.
Hal yang kedua segera diangkut limbah-limbah yang masuk ke sungai dan ini belum dilakukan, justru kondisinya masih sama karena kemarau bahkan limbah itu mengering dan mencemari sungai," jelas Ketua Karang Taruna Desa Nanggala Mekar, Agus (35), (9/9).
Bahkan, kata Agus, warga pernah melakukan pengambilan sampel air tercemar untuk diuji laboratorium karena banyaknya keluhan dari warga sekitar sungai yang mengalami gatal-gatal hingga kulit luka dan memerah setelah menggunakan air Sungai Cisokan.
"Kami geram, sudah ada belasan orang yang mengalami penyakit gatal hingga kulit seperti terbakar. Hasil uji laboratoium hingga kini belum kami dapat. Kami ingin membuktikan bahwa keluhan kami selama ini tidak bualan semata. Namun, ada bukti secara ilmiah dari uji laboratorium," katanya.
Agus mengatakan perwakilan warga Nanggala Mekar sudah mengeluhkan hal ini ke Kantor Lingkungan Hidup Cianjur dan ke DPRD Cianjur.
"Bahkan, kami sudah pernah melakukan audiensi dengan PT QL, namun dari perjuangan agar Sungai Cisokan ini kembali bersih tidak ada tanggapan," terangnya.
Padahal, saat audiensi dengan PT QL, KLH, dan DPRD Cianjur, kata Agus, semua sepakat dan berjanji akan membuat Sungai Cisokan bersih kembali, karena selama ini limbah kotoran ayam perusahaan tersebut dibuang langsung ke Sungai Cisokan hingga tercemar.
"Padahal warga masih menggunakan air sungai itu untuk keperluan mandi dan cuci. Apalagi akan datang musim kemarau. Peran SUngai Cisokan sangat vital bagi warga. Kami sudah mengeluhkan ini sejak empat bulan terakhir," tandasnya.(Yan)
© 2015. All Rights Reserved. Jurnal Metro.com | Analisa Jadi Fakta
Koran Jurnal Metro