JAKARTA - Reformasi makin meredup dan dinilai sudah dibajak oleh pemimpin dan politisi yang tak dikehendaki .
Sekitar 70 persen masyarakat Indonesia tidak puas dan diselimuti rasa kecewa terhadap kinerja serta kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA menilai angka tersebut yang terendah sejak survei yang dilakukan 2008 lalu.
"Di tahun 2013, kepuasan atas jalannya reformasi berada pada titik terendah. Hasil survei kami, kepuasan publik hanya 31,4 persen. jika keadaan ini berlanjut, ini sesuatu yang harus kita anggap berbahaya," kata Peneliti LSI, Ardian Sopa, dalam konferensi persnya di Jakarta Timur,(26/5).
Dia menambahkan, LSI juga melakukan pertanyaan sama tentang kepuasan terhadap reformasi pada tahun 2008 dan tahun 2010 lalu. Dan, angka persentasenya terus menurun.
"Tahun 2008, mereka yang puas 45,42 persen. Tahun 2010 merosot ke angka 40,7 persen. Artinya dalam selang 5 tahun turun sekitar 14 persen," ujarnya.
Ardian mengatakan, makin matang usia reformasi justru optimisme publik terhadap reformasi makin meredup. reformasi pun dinilai sudah dibajak oleh pemimpin dan politisi yang tak diharap.
Menurut dia, survei tersebut dilakukan dalam rangka memperingati 15 tahun reformasi sejak 1998. Dia menambahkan, reformasi dianggap gagal melahirkan pemimpin nasional yang kuat.
"Penilaian terhadap aspek kepemimpinan juga terlihat dari survei dimana hanya 30,18 persen publik yang puas dengan kepemimpinan SBY," tuturnya.
Pengumpulan data dilakukan 21-23 mei 2013. Metode survei ini adalah multistage random sampling dengan menggunakan quick poll dengan smartphone LSI. Jumlah responden awalnya 1200 responden. Tersebar di 33 provinsi di Indonesia. Margin error 2,9%. (*Adyt)
© 2015. All Rights Reserved. Jurnal Metro.com | Analisa Jadi Fakta
Koran Jurnal Metro