JAKARTA - Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo menegaskan dalam kerjasama militer dengan Arab Saudi, tidak akan pengaruhi bergabung dalam koalisi. Baginya pelatihan militer harus dibedakan dalam misi perlawanan terhadap ISIS (Islamic State of Iraq and Syria).
"Presiden bilang semua harus dianalisis dulu, jangan sampai gegabah ambil keputusan," jelas Gatot usai konferensi pers di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, (18/12).
Dia menegaskan posisi Indonesia harus bebas aktif. Baginya pelatihan militer atau bergabung dalam koalisi adalah hal yang berbeda.
"Jadi kita tidak akan masuk ke koalisi apapun juga. Kalo latihan ya latihan." bebernya.
Meski begitu, Gatot sebagai bawahan presiden akan menunggu putusan pemerintah. "Kita tunggu aja, keputusan pemerintah," pungkasnya.
Sebelumnya kerajaan Arab Saudi mengumumkan rencana koalisi 34 negara-negara berpenduduk mayoritas muslim membentuk aliansi militer melawan terorisme dari kelompok ekstremis maupun Negara Islam Irak dan Syam (ISIS). Aliansi ini berbentuk pusat operasi bersama yang nantinya didirikan di Ibu Kota Riyadh.
Aliansi tersebut muncul di tengah tekanan internasional lantaran Arab Saudi tidak bergeming melihat kasus terorisme yang terjadi di berbagai negara, yang mengatasnamakan Islam dalam aksinya.
Indonesia disebut-sebut turut bergabung dengan aliansi ini. Namun hal tersebut dibantah oleh Kementerian Luar Negeri Indonesia.(*Ars)
© 2015. All Rights Reserved. Jurnal Metro.com | Analisa Jadi Fakta
Koran Jurnal Metro