JAKARTA - Para perajin tahu-tempe mendesak pemerintah agar segera melakukan intervensi harga kedelai. Kelangsungan usaha mereka terancam karena ketidakmampuan perajin membeli harga kedelai yang saat ini sudah mencapai 8.000-10.000/kg.
Ketua Umum Gabungan Koperasi Tahu-Tempe Indonesia (Gakoptindo) Aip Syarifuddin berkeluh kesah soal tingginya harga kedelai di depan Komisioner Komisi Pengawas dan Persaingan Usaha (KPPU) Munrokhim Misanam.
"Saat ini harga kedelai sudah Rp 8.000-10.000/kg dan ini tertinggi sepanjang sejarah. Kami sudah tidak tahan, kami sedih, kami menderita, kami mempunyai 115.000 perajin dengan 1,5 juta karyawan dan 5 juta kepala keluarga yang menggantungkan hidup dari kedelai.
Yang terkena imbasnya perajin yang kecil-kecil Pak. Ribuan sudah karyawan yang telah dirumahkan," ratap Aip saat public hearing kedelai di Gedung KPPU, Jakarta, (5/9).
Para perajin tahu tempe mengharapkan bantuan pemerintah untuk meneruskan usaha mereka dengan segera melakukan stabilisasi harga kedelai saat ini.
"Kami berharap ada keberpihakan pemerintah sesuai UU Pasal 32 ayat 2 kami ingin dibantu untuk meneruskan usaha kami. Jadi tolong bantu kami. Kami mengurangi ukuran tahu-tempe, masyarakat ngomel-ngomel. Kami tidak ingin menjadi orang kaya tetapi kami ingin makan," ujarnya.
Pada acara kali ini, KPPU juga memanggil beberapa perwakilan yang terkait dengan kedelai seperti Kementerian Perdagangan, Kementerian Pertanian, Perum Bulog, Dewan Kedelai Indonesia, importir dan Badan Pusat Statistik (BPS).(Ind)
© 2015. All Rights Reserved. Jurnal Metro.com | Analisa Jadi Fakta
Koran Jurnal Metro