Sekitar pukul 11.30 WIB, bus Transjakarta koridor IV bernomor polisi B 7050 IX menabrak seorang anak 4 SD di bilangan Warung Buncit, Jaksel. Kejadian tersebut kontan membuat marah warga sekitar.
Kerumunan warga langsung memblokade jalur busway, hingga membuat bus Transjakarta koridor VI tak dapat beroperasi.Supir bus tengah diamankan pihak kepolisian. Keputusan itu untuk menghindari amuk warga di sekitar tempat kejadian.
Bus Transjakarta koridor VI yang menabrak seorang anak kecil itu bernomor polisi B 7050 IX. Bocah yang ditabrak berusia delapan tahun. Menurut saksi mata, Anton, kecelakaan terjadi ketika korban yang diketahui bernama Adam, warga Mampang Prapatan VI RT 2 RW 3 ini hendak menyusul ibunya.
Kepada pihat Busway tolong perhatikan dan harus mengganti rugi kepada korban akibat kelalaian supir.
Mamat
Hari ini, Jumat 13 Juli 2012, saya dihubungi petugas Telkomvision dan diminta untuk membayar tagihan Tv berlangganan. Bahwa, sampai hari ini saya belum mendapat tanggapan atas tidak berfungsinya decoder saya. Keluhan atas decoder sudah sampaikan di bulan Februari 2012. Tak ada respon dari pihak telkom. Dan saya berulangkali ditagih untuk membayar iuran berlangganan.
Saya tegaskan kepada petugas, bahwa saya tidak mau membayar, karena layanan Telkomvision saya hanya berfungsi selama satu bulan, dan saya tidak ingin meneruskan program berlangganan saya. Untuk diketahui, bahwa permasalahan telepon rumah saya pun kembali terjadi, yaitu tidak berfungsinya layanan sambungan telepon 021 7760306. Namun justru saya diarahkan terus menerus untuk melapor ke 147, yang mana sudah saya alami juga tidak memiliki respon yang baik.
Mohon agar persoalan ini diselesaikan dengan baik, dan saya sebagai pelanggan meminta agar dilakukan secara profesional, bukan hanya menagihkan biaya berlangganan saja. Apakah saya harus terus membayarkan atas apa yang saya tidak gunakan? Sungguh tidak masuk akal. Terima kasih.
Dedy Sumardi
Saya membeli via Disdus.com hp Nexian NX-G332 dengan bukti pembayaran iPay88 – Payment details (Ref# T1773009100 tanggal 12 April 2012) an Angrayani (thxxxxxx@yahoo.com). Saya sudah melakukan langkah-langkah yang diminta dan memasukkan no kupon seperti yang diminta. Saya tunggu-tunggu tidak datang-datang saya hp-nya, lalu saya hubungi Lazada (tokok pnejual HP yang bekerja sama) ternyata data saya belum masuk disana. Mungkin saat saya input tidak berhasil.
Tetapi saat saya buka di buka web lazada dan saat klik login di sana sudah tertera alamat email saya, tapi tidak bisa login dengan alasan password/user id salah. Saya sudah menghubungi CS Lazada dan menurutnya saat saya login dan memasukkan no kupon mungkin tidak terdaftar. Saya diminta memasukkannya sekarang, tetapi no kupon saya sudah tidak ada.
Saya dijanjikan akan dikirimi HP-nya tapi sampai hari ini saya belum terima barangnya (sudah lebih dari 3 bulan). CS hanya janji. Mohon hati-hati jangan tergoda janji murah yang akhirnya seperti ini!
ANGRAYANI HORIATY
Tagihan Telepon saya, Nomor : 031-3767*** dibulan ini dikenakan lagi biaya tambahan atas fitur nada sela yang tidak pernah saya minta dan setujui sebelumnya. Dan ini bukan yang pertama (sudah berkali-kali) dan untuk kesekian kalinya pula saya harus membuang waktu, tenaga dan BBM ke kantor Telkom untuk mengurus pengembalian uang tagihan yang bukan menjadi Hak Telkom Indonesia.
Sudah tidak minta maaf bikin tagihan seenaknya sendiri, saya disuruh tanda tangan di Form Permintaan Pencabutan Fasilitas Istimewah (FITUR)? Emangnya saya pernah daftar? Kok disuruh tanda tangan di form tersebut? Kalau menerbitkan tagihan atas fitur tanpa permintaan dan persetujuan yang user apakah secara hukum itu sah? Atau Secara agama apa itu halal?
Saya minta tanggapan dari Telkom Indonesia :
1. Sampai kapan saya harus dipaksa untuk membayar tagihan atas fitur/ pelayanan yang tidak pernah saya minta ini? Karena menurut saya Telkom Indonesia tidak pernah belajar dari kasus Content Provider selular phone yang seenaknya memaksa orang ikut pelayanannya dan tanpa permisi memotong pulsa user!
2. Apa Telkom Indonesia tidak MAMPU untuk memasarkan fitur-fiturnya sehingga menggunakan cara pemaksaan seperti ini?
Apakah ini salah satu dari Misi dan Visinya nya untuk menghadapi persaingan global? Saya tunggu tanggapannya sebelum bulan depan saya di “hadiah-i” tagihan tambahan lagi atas “Fasilitas Istimewah” yang sangat tidak istimewah! Sekian dan terima kasih.
Minardi
Kepada pimpinan dan seluruh jajaran PT Telkomsel, saya meminta agar segera menghentikan “pencurian pulsa” yang terus dilakukan Telkomsel terhadap saya, khususnya untuk nomor 085240252***. Perlu saya jelaskan bahwa, sejak dua minggu lalu, saya menggunakan paket layanan blackberry lifestyle harian telkomsel dengan biaya rp 2000 perhari. Namun karena saya merasa layanannya kurang maksimal, paket tersebut kemudian nonaktifkan. Dan itu dibuktikan dengan SMS balasan dari 333 yang menyatakan bahwa paket layanan saya sudah dinonaktifkan. Kendati layanan itu sudah non aktif, namun pulsa saya ternyata tetap dipotong sebesar Rp. 2000 perhari untuk tersebut. Dan itu sudah berlangsung seminggu lebih.
Awalnya saya tidak terlalu keberatan, namun yang membuat saya jengkeh bahwa ternyata kendati pulsa saya terus terpotong, namun layanan paket tersebut tidak bisa saya nikmati. Saya tidak bisa online menggunakan paket tersebut. Bahkan sudah mencobanya berulang-ulang, namun BB saya tetap tidak terkoneksi. Saya sudah menyampaikan hal ini ke pihak telkomsel melalui nomor 188, namun tidak mendapatkan solusi tersebut. Bahkan consutem service terkesan mengarahkan kesalahan ini pada BB saya. Padahal jika saya menggunakan operator lain, seperti XL, hasilnya cukup bagus.
Malah lebih bagus dari telkomsel. Kondisi ini tentu membuat saya rugi secara materi, apalagi kartu telkomsel yang saya gunakan merupakan satui-satunya yang saya miliki. Dengan kondisi seperti ini, sayang minta pimpinan telkomsel agar segera menyelesaikannya dan menghentikan semua praktek-praktek yang tidak terpuji seperti ini. Jika tidak, kami masyarakat kecil akan terus dirugikan. Terima Kasih.
Azwar Eko Tamimu
Tanggal 15 Mei 2012 saya membeli perdana internet IM2 seharga Rp.75.000 dengan pulsa Rp. 50.000 karena ingin mencoba internet 3.5G dari Indosat. Saya membeli di kantor Indosat Jl. Kayoon 72 Surabaya sekalian untuk diaktifkan. Namun setelah dicoba beberapa kali diaktifkan oleh Customer Service tetapi tidak bisa aktif dikarenakan ada masalah dalam sistem di Indosat. Oleh Customer Service dikatakan kalau paket saya akan aktif bila saya sudah bisa connect dengan internet.
Keesokan harinya saya coba untuk connect tetapi tetap tidak bisa, akhirnya karena saya memerlukan akses internet untuk pekerjaan saya maka saya memakai provider lain untuk sementara dan menyimpan kartu perdana Indosat saya karena sesuai dengan perkataan Customer Service bila belum connect internet maka paket belum aktif. Tanggal 27 Mei 2012 saya mencoba untuk connect internet dan ternyata berhasil tetapi alangkah terkejutnya karena ternyata paket internet dan pulsa di kartu sudah habis. Saya komplain ke Customer Service dimana saya membeli dan dikatakan bahwa paket internet saya sudah habis sejak tanggal 22 Juni 2012.
Hal ini dikarenakan tanggal 22 Mei 2012 paket saya sudah aktif karena sistem sudah normal padahal saya belum pernah connect internet dan kartu perdana saya simpan di laci baru tanggal 27 Juni 2012 kemarin saya connect dan berhasil. Ternyata selama ini saya dibohongi oleh Customer Service yang mengatakan paket akan aktif bila saya bisa connect internet. Tidak profesional sekali Customer Service Indosat?
Tjio Hok Sieng
Sebenarnya, tidak ingin kami menulis tentang hal ini. Sebab, 17 tahun lalu, salah satu personil kami juga sudah pernah membuat surat seperti ini-mengeluhkan hal yang kurang lebih sama. Bagi kami, setelah belasan tahun berlalu, dan ternyata hal seperti ini masih terjadi jelas menjadi tanda tanya, ada apa dengan PT.KAI? Kami adalah sekelompok anak muda, beberapa kami adalah mahasiswa, yang hendak melakukan studi banding ke jakarta terkait pengembangan PKBM yang kami miliki di Jombang. Kami berencana berangkat tanggal 28 Juni 2012.
Oleh karena mayoritas adalah mahasiswa, maka kami memilih KA. Ekonomi Gaya Baru, yang sesuai dengan kemampuan finansial kami. Salah satu personil kami sudah mendatangi stasiun Jombang pada tanggal 7 Juni dan mengisi lembar pemesanan tiket. Setelah dilihat, pelayan loket menuliskan dilayani tanggal 21 Juni jam 07.00. Yang berarti tiket baru bisa dibeli H-7 keberangkatan. Akhirnya salah satu personil kami meninggalkan loket pemesanan tersebut.
Tetapi saat keluar, ada spanduk bertuliskan bahwa tiket KA Eksekutfi, KA Bisnis dan Ekonomi untuk jarak jauh dan menengah bisa dibeli H-90 sebelum keberangaktan. Oleh karena masih ada beberapa urusan, personil kami meninggalkan stasiun dan berencana kesana lgi sebelum tanggal 21. Tanggal 19 siang, personil tadi kembali ke loket pemesanan KA Ekonomi di stasiun Jombang, dan menunjukkan lembar pemesanan tiket yang kemarin. Jawabannya masih sama, bahwa tiket untuk keberangkatan tanggal 28 Juni baru bisa dibeli H-7. Ketika personil kami menanyakan kenapa ada spanduk bertuliskan H-90 tiket Ekonomi sudah bisa dibeli, sang petugas beralasan bahwa itu untuk KA Ekonomi AC.
Akhirnya personil kami pulang. Di tanggal 21 Juni, jam 03.30 pagi, personil kami yang lain sudah mengantri di loket tersebut, dan orang yang mengantri sudah lumayan jumlahnya. Padahal loket baru dibuka jam 07.00 pagi. Karena taat aturan, personil tersebut antri dan menunggu dengan sabar, sampai loket dibuka jam 07.00. Tetapi, baru sampai jam setengah delapan, dan antrian baru berkurang belasan orang, tiket sudah dinyatakan habis.
Kemudian loket ditutup. Anehnya waktu teman kami menanyakan informasi KA Ekonomi lainnya, seperti Matarmaja dan Brantas, kereta=kereta tersebut juga dinyatakan habis tiketnya. Di sisi lain, personil kami yang lainnya, di hari minggu,17 Juni 2012 mendapat informasi dari Indomaret Sumobito jombang, bahwa tiket KA. Gayabaru ekonomi bisa dibeli di minimarket tersebut dengan harga Rp 45.000 (selisih sekitar 10ribu dari tiket resmi) dan ketersediaan tiket tinggal 160 tiket.
Bagi kami hal ini sangatlah aneh. Keanehan tersebut adalah :
1. Jika tiket baru bisa dibeli H-7, mengapa dipasang spanduk bahwa Tiket segala KA sudah bisa dibeli H-90 di depan stasiun Jombang? Bagaimna Pihak KAI bisa menjelaskan pada setiap orang bahwa ada kereta-kereta tertentu yang mendapatkan pengecualian?
2. Jika tiket baru bisa dibeli H-7, mengapa Indomaret sudah bisa menjual tiket untuk keberangakatan tanggal 28 Juni di tanggal 17 Juni yang masih 11 hari menjelang berangkat?
3. Jika tiket bisa dibeli secara online, kenapa saat personil kami datang tidak langsung diberitahu bahwa pembelian tiket bisa dilakukan secara online atau di indomaret? Mengapa malah menyarankan kami untuk datang di tanggal 21 Juni, yang ternyata di hari itu, orang yang mengantri sudah sangat banyak, bahkan dari sejak malam sebelum tanggal 21 Juni? Di mana rasa kemanusiaan orang-orang KAI melihat para pengantri itu sejak malam sudah mengantri tiket yang loketnya saja baru buka jam 07.00 pagi?
4. Ada apa dengan semua ini? Maka tidaklah salah jika kami kemudian berasumsi bahwa ada mafia-mafia tiket di dalam tubuh KAI, khususnya di stasiun Jombang yang memainkan kebutuhan orang akan tiket kereta ini untuk keuntungan pribadinya. Mengapa belum ada perubahan mendasar terkait kinerja petugas KAI, terutama di stasiun Jombang setelah belasan tahun?
Perlu diketahui, salah satu personil kami yaitu Ibu Kurnia Sari Nk, pernah mengirimkan surat serupa kepada beberapa media di tahun 1995 (waktu itu beliau lulus SMA). Kurang lebih persoalannya sama, yaitu tentang mafia tiket di stasiun Jombang. Dan saat itu, surat tersebut direspon dengan datangnya seorang pejabat DAOP VII Madiun dan seorang petugas di kereta ybs ke kediaman beliau di Jakarta untuk mengklarifikasi persolan tersebut.
Kami berharap surat dan teguran kami ini menjadi pelajaran berharga (lagi) kepada pihak PT.KAI-terutama stasiun Jombang- untuk memperbaiki layanannya terhadap masyarakat. Janganlah karena kami hanya mampu membeli tiket kelas ekonomi, maka layanan kepada kami dipersulit, sedangkan kami adalah juga warga negara Indonesia yang membayar pajak maupun retribusi dan berusaha mentaati peratutan yang berlaku.
Kurnia Sari Nurul Kasmaningstyas
Pada tanggal 14 Juni 2012 kami mengirimkan paket melalui ESL (Eka Sari Lorena) kantor cabang Jakarta Barat (Jln. Kemanggisan Ilir No. 30). Pada saat itu diterima oleh Bpk. Danny. Ternyata sampai saat ini 21 Juni 2012 barang belum sampai. Dan ketika saya mengecek ke ESL Cilandak di nomer telepon 021-75910023 menurut Ibu April, paket tersebut baru diterima dan diberangkatkan pada tanggal 16 Juni 2012. Padahal saya mengirimkan pada tanggal 14 Juni 2012. Saat Bpk. Danny menghubungi saya untuk memberitahukan alasan dari keterlambatan tersebut, saya pun bertanya perihal mengapa Paket baru diberangkatkan tanggal 16. Padahal saya mengirimkan di tanggal 14. Bpk. Danny menjawab dengan ketus bahwa itu bukan urusan beliau, tapi urusan bagian RA, dimana pada saat saya meminta beliau untuk bertanya pada bagian RA, malah beliau berkata “Ya ibu saja yang bertanya, kan yang komplain kan ibu, yang punya masalah kan ibu, ngapain saya yang tanya, saya mah cuek aja biar tuhan yang membalas”
Akhirnya saya pun berkata dengan nada tinggi bagaimana bisa paket saya tertahan 2 hari di Jakarta, perlu di ketahui ini bukan pertama kali paket yang dikirimkan terlambat sampai, namun saya baru mempertanyakan saat ini dikarenakan terlambat sudah 1 minggu. Namun lagi-lagi beliau melemparkan tanggung jawab dan berkata tidak sopan dan seenaknya bahwa “Itu mah bukan urusan saya bu, saya cuman kuli, ibu aja sanah tanya dan komplen2 sama bagian RA, kenapa jadi komplain ke saya” dan malah Beliau berkata “Ya udah ibu tidak usah dikirim kesini saja, saya mah gak peduli, Saya juga gak rugi apa-apa kalau ibu gak kirim disini.” Padahal sebelumnya Bpk. Danny ini membenarkan bahwa banyak customer lain komplain keterlambatan, yang menurut saya kemungkinan keterlambatan ada pada masalah paket 2 hari tertahan tidak jelas di Jakarta.
Dan saya minta beliau untuk menanyakannya kepada bagian RA agar hal ini tidak terulang lagi ketika saya mengirimkan paket nanti, malah beliau menjawab dengan jawaban seenaknya bahwa saya tidak usah mengirimkan paket di ESL lagi. Padahal pihak ESL Cilandak sangat ramah menanggapi pertanyaan-pertanyaan saya. Bagaimana bisa pihak ekspedisi besar seperti ESL yang jelas-jelas bergerak pada bidang jasa dan berhubungan langsung dengan pelanggan bisa memiliki Petugas yang sangat tidak sopan seperti Bpk. Danny. Hal ini sudah saya sampaikan ke ESL Cilandak diterima oleh Sdri. Ratna dengan baik, ramah dan santun. Mohon tanggapan dari ESL (Eka Sari Lorena) perihal petugas (Bpk. Danny) yang tidak sopan tersebut.
Padahal ESL Kemanggisan tersebut adalah kantor cabang dan bukan hanya agen. Dan sangat disayangkan kantor cabang di wilayah Jakbar hanya ada satu (dan satu-satunya) di Kemanggisan tersebut yang di-representasikan dengan petugas tidak sopan. Saya menuliskan surat pembaca ini bukan karena Paket yang belum sampai, saya sudah menerima penjelasan dari Ibu April, dan hal ini sudah selesai, dijelaskan oleh Ibu April dengan jelas dan dapat diterima, namun Surat pembaca ini lebih karena perlakuan tidak sopan yang saya terima dari Bpk. Danny sebagai Petugas yang melayani di Satu-satunya kantor cabang di Jakarta Barat. Kiranya PT. Eka Sari Lorena bisa memberikan tanggapan. Terima kasih.
Ratih Pratiwi
Tanggal 10 April, saya kunjung ke Daihatsu Bintaro untuk mandapatkan check up gratis . Setelah pemeriksaan saya mendapat anjuran untuk mengganti timing belt karena sudah. Melampaui batas waktu yang dianjurkan. Tanggal 17 April saya kembali ke bengkel sesuai anjuran untuk mengganti timing belt yang dianjurkan. Selesai dari penggantian saya akan pulang dan menemukan switch pengatur jendela posisi supir ternyata rusak sehingga jendela tidak berfungsi dengan baik. Front man yang menangani menawarkan untuk memindahkan switch tersebut dengan switch jendela belakang kanan yang relatif umumnya jarang digunakan. Karena waktu yang mendesak saya menyetujui usulan tersebut walau dengan perasaan kecewa. Dan frontman menjelaskan memang itu kesalahan pihak bengkel [mungkin waktu mencuci kendaraan].
Tetapi karena unit switch tersebut relatif mahal. Maka tidak dilakukan penggantian. Untuk sementara saya berusaha untuk merasa biasa saja terhadap layanan bengkel, yang mana memang frontline yang melayani saya memang sangat baik dan prima layanannya. Akan tetapi kebijaksanaan bengkel yang membiarkan pelanggan dirugikan akibat kelalaian bengkel.
Membuat saya kecewa terhadap layanan prima yang selama ini saya kagumi. Saya berusaha untuk menghubungi daihatsu atau astra world melalui web atau cc yang ada, tetapi saya tidak menemukannya.
Saya juga sudah membuat sms kekecewaan di nomor sms booking dengan harapan kekecewaan saya di tanggapi. Hal ini membuat saya kecewa terhadap jajaran astraworld yang belakangan ini saya kagumi.
Lucas Hanifa
Saya ditawari berlangganan TV berbayar Telkomvision melalui petugas telemarketingnya, dan karena tertarik dengan segala informasi yang diberikan dan percaya akan reputasi Telkom, maka saya bersedia berlangganan. Selama proses penawaran dan pemasangan, tidak ada penjelasan khusus tentang pengenaan penalti bila saya berhenti berlangganan, kecuali hanya ada kewajiban bagi saya untuk membayar biaya instalasi sebesar Rp.100,000.00 dan iuran bulanan.
Namun hari ini saya menerima telpon dari carecentre Telkomvision dengan nomor telepon +622518308400, (telepon langsung ditutup saat saya menanyakan identitas penelepon) yang menyatakan bahwa bila suatu saat saya berhenti berlanggananTelkomvision ini, maka saya akan dikenakan penalti sebesar Rp.125,000.00.
Saya merasa dijebak oleh Telkomvision dalam hal ini, karena tidak ada penjelasan perihal penalti sebelumnya dan saat saya mengajukan komplain atas hal ini, hubungan telepon langsung diputus.
Setahu saya, di operator televisi berbayar lain milik swasta, penalti diterapkan dengan kondisi tertentu dan tidak semena-mena diterapkan seperti Telkomvision ini. Bagaimana BUMN bisa bersaing dengan perusahaan swasta kalau caranya begini? Bagaimana Pak Menteri BUMN?
Bambang Widodo
© 2015. All Rights Reserved. Jurnal Metro.com | Analisa Jadi Fakta
Koran Jurnal Metro