PEKANBARU - Aparat Polresta Pekanbaru menganiaya wartawan hingga tak sadarkan diri di lokasi Kongres Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Ke-29 di Kota Pekanbaru, Riau, Sabtu (6/12).
Kejadiannya bermula ketika Zuhdi Febrianto, seorang wartawan online bersama rekan sejumlah media meliput saat sejumlah personel polisi dari Polresta Pekanbaru mengamankan seorang pria di GOR Remaja, tempat Kongres HMI berlangsung.
Para awak media berupaya mengambil gambar dengan mengikuti aparat polisi yang menyeret orang tersebut hingga di depan pintu gerbang GOR.
Kejadian itu ternyata tidak disukai oleh sejumlah personel polisi. Alhasil, seseorang polisi berteriak-teriak dan sambil mendorong pagar yang kemudian mengenai kepala Zuhdi.
Zuhdi, mencoba membela diri sambil menunjukkan kartu identitasnya. Namun, hal itu tidak digubris polisi. Bahkan aksi polisi itu berujung kepada kekerasan.
Beberapa polisi justru menganiaya Zuhdi hingga terseret beberapa meter karena mendapat pukulan, tendangan, hingga tamparan rotan ke kepalanya hingga jatuh dan tak sadarkan diri.
Zuhdi jatuh di tepi jalan hingga akhirnya ditolong oleh rekan jurnalis lainnya. Korban langsung dibawa ke RS Syafira Pekanbaru.
Sebelum kejadian penganiayaan itu, pihak kepolisian banyak melakukan penggiringan terhadap anggota Kongres HMI. Sekitar tiga orang digelandang ke luar karena dikeluarkan oleh panitia kongres. Setelah melakukan penggiringan ketiga itu, polisi juga menggiring seseorang yang mengaku alumni.
Alumni itu meminta polisi tidak berlaku kasar kepada peserta kongres HMI, namun polisi justru beradu mulut dengannya dan menggiringnya ke dalam. Pada saat terakhir itulah terjadi bentrokan susulan dengan wartawan Zuhdi yang menjadi korban.(*Gint)
© 2015. All Rights Reserved. Jurnal Metro.com | Analisa Jadi Fakta
Koran Jurnal Metro