BOGOR - Betonisasi Jalan Raya Babakan Madang, Kecamatan Babakan Madang dikeluhkan sopir angkot dan warga setempat. Pasalnya, pengerjaannya lebih mendahulukan di sekitar pabrik dibandingkan dengan akses ke pemukiman penduduk.
Dalam pengerjaannya, beberapa titik ruas jalan, terutama akses menuju pemukiman belum dilakukan, sehingga arus lalu lintas terpaksa tutup buka dan menjadi satu arah.
Antrian pajang kendaraan terjadi terutama pada jam-jam sibuk saat warga hendak berangkat dan pulang kerja.
“Betonisasi jalan ini lebih mementingkan perusahaan. Seharusnya didahulukan di titik akses ke pemukiman. Sehinga tak terjadi buka tutup yang berkepanjangan. Proyek ini juga lama pengerjaan, bahkan sempat terhenti selama tiga minggu,” ujar Daud, warga Desa Cipambuan, Kecamatan Babakan Madang, Senin.
Reaksi sama juga dilontarkan sejumlah sopir angkot. “Betonisiasi jalan ini membuat pendapatan kami menurun, karena terjebak buku tutup jalan. Apalagi betonisasi di dahulukan di tengah badan jalan,” kata Aldi, sopir angkot.
Pahyadi, mandor CV.Harapan Maju Sejahtera, pemborong betonisasi jalan ini mengatakan pihaknya tidak tahu menahu soal titik rusa jalan mana yang didahulukan dikerjakan. “Kami cuma diperintah mengerjakan titik-titik mana yang didalukan dan yang belakangan dikerjakan,” terangnya.
Diakui, pihaknya sempat mengangur selama tiga minggu dengan alasan tidak ada bahan material yang dipasok. “Jika semuanya lancar jalan ini bakal rampung 30 Septemnber sesuai dengan konrak kerja,” katanya.
Sedangkan Kadis Bina Marga dan Pengairan Kabupaten Bogor Edhi Wardani mengatakan, proyek ini didanai APBD 2013 sekitar Rp 4 miliar, sisanya uluran dari sejumlah perusahaan di sepanjang jalan yang menghubungkan Citeurep dengan Perumahan Sentul City.
“Soal kemacetan, hanya bersifat situasional, sedangkan keterlambatan pengerjaan akan kita lihat. Jika tidak rampung, kita cek, jika murni kesalahan pemborong pasti diberikan sanksi tegas,” tandasnya.(Dung)
© 2015. All Rights Reserved. Jurnal Metro.com | Analisa Jadi Fakta
Koran Jurnal Metro