JAKARTA - Pemprov DKI Jakarta mencatat 357 penambahan kasus positif Covid-19 di Ibu Kota. Jumlah kasus aktif di Jakarta saat ini sebanyak 7.611 kasus (orang yang masih dirawat/isolasi). Sedangkan, jumlah kasus Konfirmasi secara total di Jakarta pada hari ini sebanyak 23.266 kasus.
"Dari jumlah tersebut, 14.760 orang dinyatakan telah sembuh, sedangkan 895 orang meninggal dunia," kata Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan, Dinkes DKI Jakarta, Weningtyas Purnomorini dalam keterangannya, Rabu (5/8/2020).
Untuk positivity rate atau persentase kasus positif sepekan terakhir di Jakarta sebesar 7,4%, sedangkan Indonesia sebesar 15,2%. WHO juga menetapkan standar persentase kasus positif tidak lebih dari 5%.
Namun, persentase kasus positif ini hanya bisa dianggap valid bila standar jumlah tes yang dilakukan telah terpenuhi. Bila jumlah tesnya sedikit (tidak memenuhi standar WHO), maka indikator persentase kasus positif patut diragukan.
Pemprov DKI Jakarta terus memassifkan tes PCR untuk menemukan kasus baru secara cepat, agar dapat segera melakukan tindakan isolasi / perawatan secara tepat. Sehingga, memperkecil potensi penularan Covid-19.
Ia memaparkan, berdasarkan data terkini Dinkes DKI Jakarta, dilakukan tes PCR sebanyak 5.044 spesimen. "4.287 di antaranya untuk mendiagnosis kasus baru dengan hasil 357 positif dan 3.930 negatif. Untuk jumlah tes PCR total per 1 juta penduduk sebanyak 39.921. Jumlah orang yang dites PCR sepekan terakhir sebanyak 37.187," terangnya.
Ia menjelaskan, WHO telah menetapkan standar jumlah tes PCR adalah 1.000 orang per 1 juta penduduk per minggu. Berdasarkan WHO, Jakarta harus melakukan pemeriksaan PCR minimum pada 10.645 orang (bukan spesimen) per minggu, atau 1.521 orang per hari.
"Saat ini jumlah tes PCR di Jakarta setiap pekan adalah 4X lipat standar WHO," imbuhnya.
Kondisi wabah di sebuah daerah hanya bisa diketahui melalui testing. Strategi tes-lacak-isolasi sangat penting dilakukan dalam penanganan wabah. Jumlah tes yang tidak memenuhi standar WHO berakibat makin banyak kasus positif yang tidak terlacak. Jakarta telah memenuhi standar itu, bahkan melebihinya.
Tes PCR di Jakarta dilakukan melalui kolaborasi 47 Laboratorium Pemerintah Daerah, Pemerintah Pusat, BUMN, dan swasta. Pemprov DKI Jakarta memberikan dukungan biaya tes kepada Laboratorium BUMN dan swasta yang ikut berjejaring bersama dalam pemeriksaan sampel program.(*/Tya)
© 2015. All Rights Reserved. Jurnal Metro.com | Analisa Jadi Fakta
Koran Jurnal Metro