BANDUNG - Pendidikan begitu penting untuk meningkatkan tarap hidup .
Humas LSM Bahana Karya Insyani Putra mengatakan polemik yang dihadapi buruh dalam pelayanan sosial seperti lingkaran setan. Ini terkait dengan pendidikan yang diperoleh buruh dan juga keluarganya. Banyak yang orangtua buruh maka anak-anaknya pun mengikuti jejak orangtuanya.
Banyak dari mereka yang tidak melanjutkan ke jenjang pendidikan lebih tinggi karena keterbatasan. Padahal mereka memiliki hak untuk mendapat penghidupan yang layak.
"Biarkan orangtuanya buruh tapi anaknya bisa mendapatkan penghidupan dan pendidikan yang layak," kata mahasiswa Kesejahteran Sosial Universitas Padjadjaran itu dalam Diskusi Perburuhan Menjelang Hari Buruh Internasional di Jln. Cisangkuy, Kota Bandung, Jumat (26/4).
Namun, lanjut Putra fakta di lapangan banyak anak yang orangtua buruh setelah selesai SMP tidak melanjutkan sekolah kembali.
Bahkan ada yang ijasah SD "nembak" agar bisa masuk SMP dan bisa bekerja setelah lulus SMP karena saat ini lulusan SMP pun bisa menjadi buruh.
"Biasanya perkampungan yang tingkat pendidikan rendah berada di sekitar pabrik. Sekitar tahun 2010 baru banyak anak-anak buruh yang mulai melanjutkan ke SMA tapi sebagian besar hanya menjadi tamatan SD dan SMP," katanya.
Putra menilai peringatan Mayday merupakan hari pengertian karena dimana semua ingin dimengerti. Pemerintah, pengusaha dan buruh sama-sama ingin dimengerti. Akan tetapi tidak ada yang mau saling mengerti. (*And)
© 2015. All Rights Reserved. Jurnal Metro.com | Analisa Jadi Fakta
Koran Jurnal Metro